Kematian, baginya, bukan musuh.
Ia tidak datang untuk mengalahkan, melainkan untuk menutup lingkaran.
Seperti malam yang tidak memusuhi siang, atau laut yang tidak menolak sungai.
Ia percaya, kehidupan tanpa kematian hanyalah keabadian yang membusuk—tanpa makna, tanpa jeda, tanpa rasa kehilangan yang membuat segalanya terasa utuh.
Dulu, ia pernah takut. Ia berdoa agar diberi waktu lebih lama, agar tidak terputus dari orang-orang, dari buku-buku, dari hal-hal kecil yang ia cintai diam-diam. Tapi semakin ia memahami hidup, semakin ia mengerti: ketakutan terhadap mati bukan tentang kehilangan napas, melainkan kehilangan kendali atas cerita.
Dan ia sudah cukup lelah menjadi pengendali.
Ia mulai melihat kematian sebagai ruang hening yang luas, tempat semua kebisingan berhenti, dan segala makna kembali ke asalnya. Ia membayangkan kematian bukan sebagai pintu tertutup, melainkan udara yang perlahan menjadi bening—hingga semua bentuk lenyap, tapi keberadaan tetap ada, tanpa nama, tanpa batas.
Orang-orang sibuk menaklukkan kematian dengan obat, mesin, dan teknologi. Mereka ingin menunda akhir, memperpanjang kisah. Ia mengerti dorongan itu, tapi tidak lagi ikut di dalamnya. Ia tidak ingin menjadi abadi; ia hanya ingin selesai dengan baik. Seperti musik yang tahu kapan berhenti agar keindahan terakhirnya tidak pecah oleh nada tambahan yang sia-sia.
Kadang ia membayangkan dirinya mati dalam kesunyian: tidak ada air mata, tidak ada upacara besar. Hanya selembar langit di atas dan aroma tanah yang dingin. Ia ingin pergi dengan cara yang sederhana—dengan kepala yang tenang, dada yang lapang, dan senyum kecil karena akhirnya ia tidak perlu lagi berpura-pura kuat.
Kematian, baginya, bukan kehancuran, tapi pulang.
Ia tidak tahu ke mana, tapi ia yakin: bahkan ketidaktahuan pun bisa menjadi rumah jika kita berdamai dengannya.
Dan mungkin, di sana nanti, tidak akan ada waktu, tidak ada kesepian, tidak ada kata-kata. Hanya kesadaran murni—tentang betapa indahnya pernah menjadi manusia, walau sebentar.
Bukan Biografi, Bukan Apa Pun
➮ 01: Tentang Keheningan dan Kebisingan
➮ 02: Tentang Pengetahuan dan Kesepian
➮ 03: Tentang Ketidakcerdasan dan Kejujuran
➮ 04: Lelaki yang Tidak Menjadi Apa-Apa
➮ 05: Manusia yang Takut Menjadi Normal
➮ 06: Catatan di Sela Perjalanan
➮ 07: Kesunyian yang Tidak Ingin Disembuhkan
➮ 08: Tentang Waktu yang Tidak Ingin Dikejar
➮ 09: Di Antara Dua Nafas
➮ 10: Kematian yang Tidak Ingin Ditaklukkan
➮ 11: Catatan Terakhir di Tepi Waktu
Posting Komentar
...