Progresophobia

      Progresophobia adalah kecenderungan untuk takut atau khawatir terhadap perubahan dan perkembangan dunia modern. Orang yang menderita progresophobia akan merasa tidak nyaman dengan perubahan dan inovasi dalam berbagai aspek kehidupan seperti teknologi, budaya, dan ekonomi. Mereka merasa lebih aman dan nyaman dalam situasi yang stabil dan familiar dan cenderung menghindari atau menentang perubahan yang dianggap dapat mengganggu stabilitas tersebut.
     Progresophobia bisa menjadi hal yang wajar dalam beberapa situasi karena perubahan bisa memunculkan ketidakpastian dan risiko. Namun, bila terlalu ekstrem, hal ini dapat menghalangi kemajuan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan.

     Beberapa contoh kasus progresophobia:
1. Ketakutan pada teknologi
     Sebagian orang mengalami progresophobia atau takut menghadapi perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat. Mereka cenderung merasa lebih nyaman dengan cara-cara lama atau tradisional, dan enggan untuk mencoba teknologi baru. Contohnya, seseorang yang takut dengan teknologi mungkin akan menolak untuk menggunakan smartphone atau internet, meskipun teknologi ini sangat berguna dan membantu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ketakutan pada perubahan sosial
     Beberapa orang mungkin merasa cemas atau takut dengan perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seseorang yang enggan untuk menerima perubahan budaya mungkin merasa cemas dengan kehadiran imigran atau kelompok-kelompok minoritas lainnya di negara mereka, dan merasa bahwa ini akan mengancam identitas atau keamanan mereka.
3. Ketakutan pada perubahan politik
     Beberapa orang mungkin merasa ketakutan atau tidak nyaman dengan perubahan politik yang terjadi. Contohnya, seorang yang tidak terbiasa dengan demokrasi mungkin merasa takut pada perubahan politik yang memungkinkan adanya pemilihan bebas atau keterlibatan aktif masyarakat dalam proses politik.

     Progresophobia dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk faktor psikologis, sosial, dan budaya. Rasa takut pada ketidakpastian, ketakutan pada kehilangan kekuasaan atau kendali, atau ketidaknyamanan pada perubahan yang bergantung pada nilai atau tradisi tertentu, dapat memicu timbulnya progresophobia.

progresophobia

     Dari kacamata Evolusionis, progresophobia sebenarnya adalah hasil dari evolusi manusia. Sejak zaman prasejarah, manusia telah mengembangkan ketakutan terhadap hal-hal yang tak dikenal atau baru, sebagai bentuk perlindungan atas dirinya sendiri. Ini disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk tetap dalam wilayah yang aman dan familiar, untuk melindungi diri dari bahaya dan meningkatkan kemungkinan bertahan hidup.
     Rasa takut ini dapat membatasi kemampuan manusia untuk berkembang dan memajukan diri. Evolusi manusia telah menghasilkan kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi rintangan atau tantangan baru. Namun, beberapa individu mungkin memiliki ketidakmampuan untuk mengatasi ketakutan terhadap perubahan dan kemajuan, yang mengarah pada progresophobia.

     Dalam evolusi manusia, ketakutan terhadap perubahan atau hal yang baru diekspresikan sebagai bentuk mempertahankan keteraturan dan kestabilan dalam lingkungan mereka. Namun, ketika ketakutan ini berlebihan, dapat mencegah individu untuk mencoba hal-hal baru atau inovasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
     Evolusionis menyatakan bahwa progresophobia lebih merupakan ketakutan irasional berdasarkan insting evolusi yang kadang-kadang berlebihan, daripada sesuatu yang seharusnya dijadikan landasan untuk menentukan kebijakan dan tindakan.

     Menurut pandangan Neurosaintis, progresophobia merupakan sebuah respon dari otak manusia yang dikenal sebagai "fear response" - respon rasa takut. Fear response ini terjadi saat otak manusia merespons suatu stimulus yang dianggap berbahaya dan mengancam keselamatan.
     Dalam konteks progresophobia, otak manusia merespons ketakutan terhadap perubahan dan inovasi sebagai suatu ancaman keamanan. Hal ini terjadi karena otak manusia cenderung mencari keselamatan dan kenyamanan dalam situasi yang familiar dan stabil.
     Perubahan dan inovasi sebenarnya dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. Otak dapat berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, sehingga meningkatkan kesempatan untuk kelangsungan hidup dan kesuksesan.

     Mengatasi progresophobia dapat dilakukan dengan merubah persepsi dan memahami bahwa perubahan dan inovasi sebenarnya dapat membawa manfaat. Otak dapat berkreasi secara positif dengan mencari informasi baru, beradaptasi dengan inovasi, sehingga bisa menerima kemajuan dan perubahan.
     Pendidikan, peningkatan keterampilan, dan pengembangan rasa percaya diri, memperluas pengetahuan dan belajar untuk menghadapi ketidakpastian, akan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah.

Menderita progresophobia akan merasa tidak nyaman dengan perubahan dan inovasi dalam berbagai aspek kehidupan seperti teknologi, budaya, dan ekonomi.

Posting Komentar

...

[blogger][facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.