Di setiap budaya mengembangkan pengertian tentang uang di dalam kearifannya. Setelah melalui perjalanan waktu yang panjang, kearifan-kearifan itu kemudian mengkristal membentuk baris-baris kalimat sebagai pepatah dan peribahasa. Nah, menyimak kalimat-kalimat sarat makna itu, yang di dalam artikel ini khusus tentang uang, mungkin bisa membantu kita menafsirkan bagaimana kedudukan 'uang' di dalam suatu budaya yang sudah terbentuk.
Biar tidak terlalu panjang lebar pengantarnya, mari langsung menyimak sebahagian kecil peribahasa dari berbagai bangsa besar di dunia. Oh iya, anda bisa menambahkan peribahasa atau pepatah yang Anda ketahui namun tidak sempat terangkum dalam tulisan ini, di bagian komentar di bawah. Juga jangan ragu-ragu untuk sekadar berbagi penafsiran sekiranya ada peribahasa yang menggelitik di dalam citarasa Anda.
* Ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang. - Film Indonesia
Ungkapan ini mencerminkan realitas sosial di mana seseorang dihargai atau dihormati bukan karena kepribadiannya, melainkan karena kekayaannya. Dalam konteks sosial tertentu, materi sering kali menjadi tolok ukur utama dalam menilai nilai seseorang. Ketika seseorang memiliki uang, ia mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan penghormatan dari orang lain. Namun, ketika kekayaan itu hilang, ia mungkin ditinggalkan, diabaikan, atau bahkan diperlakukan dengan buruk. Ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat yang materialistis, hubungan antarindividu dapat menjadi transaksional dan dangkal, bergantung pada keuntungan materi
* Ketika uang berbicara, kebenaran akan diam. - Rusia
Mengekspresikan pandangan sinis tentang kekuatan korupsi yang
dibawa oleh uang. Dalam budaya Rusia, ada pemahaman bahwa uang memiliki
kemampuan untuk memutarbalikkan kebenaran dan menutupi fakta-fakta yang
seharusnya diungkapkan. Ketika uang berbicara, artinya ketika uang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyuap, kebenaran dan keadilan sering
kali dikorbankan. Ungkapan ini mengkritik bagaimana uang bisa
membelokkan moralitas dan membuat orang-orang yang seharusnya jujur dan
adil menjadi bisu atau tidak berdaya di hadapan kekuatan finansial.
* Ucapan bodoh dari orang kaya akan menjadi ucapan yang bijaksana. - Spanyol
Ungkapan ini menyoroti bagaimana kekayaan dapat mempengaruhi persepsi
orang terhadap ucapan atau tindakan seseorang. Dalam budaya Spanyol, ada
pemahaman bahwa kata-kata atau tindakan seseorang yang kaya sering kali
dianggap lebih berharga atau bijaksana, bahkan jika sebenarnya tidak
demikian. Kekayaan dapat memberikan status dan otoritas yang membuat
orang lain cenderung mendengarkan dan menghormati, meskipun isi dari
ucapan tersebut mungkin tidak memiliki kebijaksanaan sejati. Ungkapan
ini mengkritik kecenderungan masyarakat untuk memuja kekayaan dan
menganggap orang kaya sebagai lebih pintar atau lebih berpengaruh hanya
karena mereka memiliki uang, meskipun kualitas sebenarnya dari apa yang
mereka katakan mungkin tidak bernilai.
* Dia yang meminjam maka dia akan mengalami penderitaan. - Turki
Ungkapan
ini menyoroti konsekuensi dari berhutang, yang sering kali membawa
penderitaan bagi yang meminjam. Dalam budaya Turki, seperti di banyak
tempat lain, berhutang bisa menimbulkan tekanan psikologis dan emosional
yang besar. Orang yang berhutang mungkin merasa terikat, kehilangan
kebebasan, dan bahkan menjadi sasaran tekanan atau penganiayaan jika
mereka tidak mampu membayar kembali. Ungkapan ini mengingatkan bahwa
berhutang bukanlah hal yang sepele dan dapat membawa penderitaan jangka
panjang, baik secara material maupun mental.
* Orang yang menabung maka orang tersebut akan menjadi orang yang bebas.- Cina
Mencerminkan nilai budaya Cina yang sangat menghargai kebijaksanaan
dalam mengelola keuangan dan pentingnya tabungan. Menabung dianggap
sebagai kunci untuk mencapai kebebasan finansial dan otonomi pribadi.
Orang yang memiliki tabungan tidak hanya terlindungi dari kesulitan
ekonomi yang tak terduga tetapi juga memiliki kebebasan untuk membuat
pilihan hidup tanpa harus terikat oleh kebutuhan mendesak atau hutang.
Dalam konteks ini, kebebasan yang dimaksud tidak hanya berarti kebebasan
finansial tetapi juga kebebasan dalam menjalani hidup sesuai dengan
keinginan pribadi, tanpa tekanan dari luar.
* Uang adalah uang, dari manapun itu berasal. - Perancis
Ungkapan
ini mencerminkan sikap pragmatis terhadap uang dalam budaya Perancis.
Sumber uang tidak selalu menjadi perhatian utama; yang penting adalah
fungsi dan manfaat yang bisa diperoleh darinya. Dalam konteks ini, uang
dianggap netral—baik atau buruknya tergantung pada bagaimana uang itu
digunakan. Ini juga bisa mencerminkan kenyataan bahwa dalam situasi
tertentu, orang cenderung mengabaikan asal-usul uang selama mereka bisa
memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka dengan uang tersebut. Ungkapan
ini menekankan bahwa nilai uang tetap sama, terlepas dari bagaimana atau
dari mana ia diperoleh.
* Ketika Anda miskin, tetangga tidak akan datang, setelah Anda menjadi kaya, Anda akan terkejut dengan kunjungan dari kerabat jauh. -Cina
Ungkapan ini mencerminkan pandangan sinis tentang bagaimana kekayaan
dapat mengubah dinamika sosial dan hubungan antarindividu. Dalam budaya
Cina, ada kesadaran bahwa ketika seseorang berada dalam kesulitan
finansial, mereka sering kali diabaikan atau dijauhi oleh orang-orang di
sekitar mereka, termasuk tetangga dan kerabat. Namun, ketika mereka
menjadi kaya, tiba-tiba banyak orang, termasuk kerabat jauh, akan muncul
dan mendekati mereka. Ini mengungkapkan bahwa hubungan sering kali
didasarkan pada kepentingan material dan bukan pada ikatan yang tulus
atau rasa peduli yang sejati. Ungkapan ini mengkritik kecenderungan
manusia untuk mendekati orang lain karena keuntungan yang bisa mereka
peroleh, dan mengingatkan kita akan pentingnya mengidentifikasi hubungan
yang tulus versus yang bersifat oportunistik.
* Banyak murid telah mendapatkan kekayaan lebih dari tuannya. - Yunani
Ini merujuk pada konsep yang lebih mendalam tentang kesuksesan dan pembelajaran. Dalam budaya Yunani, pengetahuan dan kebijaksanaan dianggap sebagai harta yang paling berharga. Namun, ketika seorang murid melampaui gurunya, itu bisa berarti dia tidak hanya menguasai pelajaran yang diajarkan, tetapi juga mampu menerapkan dan memperluas pengetahuan tersebut dengan cara yang tidak terduga oleh gurunya. Ini menggambarkan proses alami dalam pendidikan dan kehidupan di mana murid atau generasi berikutnya diharapkan bisa melampaui para pendahulunya, baik dalam pengetahuan, kebijaksanaan, maupun pencapaian materi.
* Jika seseorang mempunyai seratus dolar dan menghasilkan satu juta dolar, maka hal tersebut sangat luar biasa; Tetapi jika seseorang mempunyai seratus juta dolar dan menghasilkan satu juta dolar, maka hal tersebut tidak bisa terhindarkan. - Amerika
Mengilustrasikan pemahaman tentang investasi dan ekspektasi dalam konteks kapitalisme Amerika. Ketika seseorang memulai dengan jumlah yang kecil dan mampu mengembangkan kekayaannya hingga mencapai jumlah yang jauh lebih besar, itu dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa, menunjukkan kemampuan dan kecerdikan dalam memanfaatkan peluang. Namun, ketika seseorang yang sudah sangat kaya hanya menghasilkan keuntungan yang relatif kecil dibandingkan dengan modalnya, hal itu dipandang sebagai sesuatu yang biasa atau bahkan mengecewakan. Ungkapan ini mengkritisi bagaimana nilai pencapaian diukur secara berbeda berdasarkan titik awal dan modal yang dimiliki, serta menunjukkan betapa pentingnya konteks dalam menilai kesuksesan finansial.
* Misers (orang kikir) mengumpulkan kekayaan bagi mereka yang ingin mereka mati. - Polandia
Ungkapan ini mengandung kritik terhadap orang-orang yang hidup dengan sifat kikir atau pelit, yang terus-menerus mengumpulkan harta tanpa pernah benar-benar menikmatinya atau membagikannya kepada orang lain. Dalam konteks ini, orang yang kikir sering kali menghabiskan hidupnya dalam kekhawatiran akan kehilangan hartanya, tetapi ironisnya, setelah mereka meninggal, kekayaan itu justru jatuh ke tangan orang lain—mungkin ahli waris yang tidak mereka sukai atau bahkan yang berharap mereka cepat mati untuk mendapatkan harta tersebut. Ini menggarisbawahi betapa sia-sianya kekayaan jika hanya dikumpulkan tanpa memberikan manfaat bagi diri sendiri atau orang lain selama hidup.
* Jika Anda ingin menipu orang yang kaya dan kuat, Anda jangan menghina mereka. - Jepang
Ungkapan ini mencerminkan kebijaksanaan yang berhati-hati dalam berurusan dengan orang-orang yang memiliki kekayaan dan kekuasaan. Dalam budaya Jepang, yang sangat menekankan pada kehormatan dan status sosial, menghina orang yang kaya dan berkuasa bisa berakibat fatal. Namun, jika seseorang ingin menipu atau memanipulasi mereka, penting untuk tetap menjaga hubungan baik dan tidak menunjukkan permusuhan secara terbuka. Ini mencerminkan pemahaman tentang kekuatan sosial dan pentingnya menyembunyikan niat sebenarnya dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tanpa menimbulkan konflik langsung.
* Ketika emas berbicara, setiap lidah akan diam. - Italia
Ungkapan ini menekankan kekuatan uang dalam mengendalikan situasi dan hubungan sosial. Dalam budaya Italia, seperti di banyak tempat lain, uang dianggap memiliki kekuatan luar biasa untuk membungkam perdebatan, menghentikan kritik, dan memengaruhi keputusan. Emas, sebagai simbol kekayaan, dapat membuat orang yang biasanya vokal dan kritis menjadi diam karena daya tarik atau ancaman yang dibawanya. Ungkapan ini menunjukkan realitas bahwa kekayaan sering kali dapat mempengaruhi atau mengendalikan orang lain, bahkan membuat mereka mengabaikan prinsip atau nilai mereka demi keuntungan materi.
* Uang milik masyarakat seperti air suci, maka semua orang membantu dirinya sendiri untuk mendapatkannya. - Italia
Ungkapan ini memberikan gambaran tentang bagaimana uang dianggap sebagai sumber daya yang sangat berharga dan diinginkan oleh banyak orang. Dalam masyarakat Italia, uang publik atau kekayaan bersama sering kali dipandang sebagai sesuatu yang harus diambil atau dimanfaatkan oleh setiap individu untuk kepentingan pribadi mereka. Ungkapan ini bisa dilihat sebagai kritik terhadap sifat serakah atau oportunistik yang bisa muncul ketika berhadapan dengan uang atau sumber daya milik bersama, di mana setiap orang merasa berhak untuk mengambil bagian mereka sendiri, sering kali tanpa memperhatikan konsekuensi atau kepentingan orang lain.
* Uang menyebabkan bajingan menjadi diakui. - Yiddi
Ungkapan ini sangat tajam dalam mengkritik bagaimana uang bisa merubah persepsi masyarakat terhadap seseorang. Dalam budaya Yiddi, ada pemahaman bahwa seseorang yang secara moral atau etika dianggap rendah bisa mendapatkan pengakuan, penghormatan, atau bahkan kekuasaan hanya karena memiliki kekayaan. Uang, dalam hal ini, berfungsi sebagai alat yang dapat merubah citra seseorang di mata masyarakat, membuat orang-orang yang tidak layak atau "bajingan" menjadi dihormati hanya karena mereka kaya. Ini mengkritik betapa superfisial dan rapuhnya nilai-nilai sosial yang bisa dibeli atau dipengaruhi oleh kekayaan.
* Jika Anda memiliki uang, Anda memiliki kebijaksanaan; jika tidak, maka Anda bodoh. - Turki
Ungkapan ini mencerminkan pandangan sinis terhadap bagaimana kekayaan dapat mempengaruhi persepsi orang lain tentang seseorang. Dalam budaya Turki, kekayaan sering kali dikaitkan dengan kebijaksanaan atau kecerdasan. Artinya, orang yang kaya cenderung dianggap lebih pintar atau lebih bijak hanya karena mereka memiliki uang. Sebaliknya, orang yang miskin mungkin dianggap bodoh atau tidak kompeten. Ungkapan ini mengkritik kecenderungan masyarakat untuk menilai seseorang berdasarkan status finansial mereka, bukan berdasarkan kualitas pribadi atau kemampuan intelektual yang sebenarnya.
* Jika kemanapun Anda pergi Anda erat dengan uang, maka Anda akan disambut dengan kehidupan yang tidak cerah.- Cina
Ungkapan ini menggambarkan konsekuensi negatif dari terlalu terobsesi dengan uang. Dalam budaya Cina, ada pemahaman bahwa jika seseorang terlalu terikat dengan uang dan menjadikannya pusat dari semua tindakan dan keputusan, maka hidupnya akan menjadi suram dan tidak bahagia. Obsesi terhadap uang dapat membuat seseorang kehilangan kebahagiaan sejati, seperti hubungan yang bermakna, kedamaian batin, dan kebahagiaan sederhana. Ungkapan ini mengingatkan bahwa uang tidak bisa menjadi sumber kebahagiaan yang sejati dan bahwa mengejar uang secara berlebihan dapat membawa kehidupan yang hampa dan penuh stres.
* Siapa yang membayar utang-utangnya akan menjadi kaya. - Perancis
Ungkapan ini menekankan pentingnya tanggung jawab finansial dan bagaimana pengelolaan hutang yang baik dapat berujung pada kesejahteraan. Dalam budaya Perancis, melunasi hutang dianggap sebagai langkah penting menuju kekayaan atau stabilitas finansial. Orang yang disiplin dalam membayar hutangnya tidak hanya membebaskan diri dari beban finansial tetapi juga menempatkan dirinya pada posisi yang lebih baik untuk membangun kekayaan. Ungkapan ini mengajarkan bahwa kekayaan sejati datang dari pengelolaan uang yang bijaksana dan bertanggung jawab, termasuk memastikan bahwa hutang-hutang dilunasi tepat waktu.
* Makan dan minum dengan teman-teman Anda tetapi tidak melakukan perdagangan dengan mereka. - Turki
Ungkapan ini mencerminkan pandangan bijak tentang pemisahan antara hubungan sosial dan bisnis. Dalam budaya Turki, hubungan pertemanan sangat dihargai, tetapi ketika uang atau bisnis terlibat, ada potensi besar untuk merusak hubungan tersebut. Oleh karena itu, ungkapan ini mengingatkan agar berhati-hati dalam mencampurkan pertemanan dengan urusan perdagangan, karena risiko konflik dan perselisihan yang bisa muncul ketika kepentingan finansial mulai masuk ke dalam dinamika pertemanan. Ini adalah nasihat untuk menjaga hubungan sosial tetap murni dan tidak tercemar oleh masalah-masalah finansial yang sering kali rumit dan penuh tantangan.
* Di bawah kapitalisme, manusia mengeksploitasi manusia; Di bawah sosialisme, keadaan yang terjadi adalah yang sebaliknya. - Polandia
Ungkapan ini mengandung ironi dan kritik tajam terhadap kedua sistem ekonomi, kapitalisme dan sosialisme. Dalam kapitalisme, sering kali dikatakan bahwa individu yang kuat secara ekonomi dapat mengeksploitasi mereka yang lemah, dengan keuntungan diutamakan di atas kesejahteraan manusia. Namun, ungkapan ini juga menyindir sosialisme, dengan mengatakan bahwa meskipun tujuannya adalah keadilan sosial, pada kenyataannya, eksploitasi masih terjadi, hanya saja dalam bentuk yang berbeda, mungkin dengan negara atau kolektif yang mengambil peran dominan dalam kehidupan individu. Dengan demikian, ungkapan ini menyiratkan bahwa tidak ada sistem yang sempurna; setiap sistem memiliki kelemahan yang dapat menyebabkan ketidakadilan atau eksploitasi, meskipun dengan cara yang berbeda.
* Kegagalan datang untuk memenangkan uang. - Cina
Ungkapan ini menyoroti pandangan bahwa kegagalan sering kali menjadi bagian penting dari proses menuju kesuksesan, terutama dalam hal mencari kekayaan atau mencapai tujuan finansial. Dalam budaya Cina, kegagalan tidak selalu dilihat sebagai akhir dari usaha, melainkan sebagai pengalaman yang berharga yang dapat membawa pelajaran penting. Dengan belajar dari kegagalan, seseorang dapat memperbaiki strategi dan pendekatannya, yang pada akhirnya bisa mengarah pada kemenangan atau pencapaian tujuan finansial. Ungkapan ini mengajarkan bahwa kesuksesan sering kali dibangun di atas landasan kegagalan, dan bahwa ketekunan dalam menghadapi kegagalan adalah kunci untuk meraih keberhasilan.
* Ketika keberuntungan Anda meningkat, kolom rumah Anda menjadi bengkok. - Armenia
Ungkapan ini menggunakan metafora untuk menggambarkan bagaimana keberuntungan yang tiba-tiba atau peningkatan dalam nasib seseorang dapat membawa tantangan atau masalah baru yang tidak terduga. "Kolom rumah" melambangkan fondasi atau stabilitas dalam hidup seseorang, dan ketika itu "bengkok", artinya ada sesuatu yang salah atau tidak seimbang. Ungkapan ini menyiratkan bahwa ketika seseorang tiba-tiba mendapatkan keberuntungan besar, hal itu bisa merusak keseimbangan atau stabilitas dalam hidup mereka, mungkin karena mereka tidak siap untuk menghadapi tanggung jawab atau tekanan yang datang dengan kekayaan atau kesuksesan yang tiba-tiba. Ini adalah pengingat bahwa keberuntungan tidak selalu membawa kebahagiaan atau stabilitas, dan bisa menyebabkan masalah baru jika tidak dikelola dengan bijaksana.
* Bukan uang jika tidak memberikan kebahagiaan walaupun dalam jumlah uang yang banyak. - Rusia
Ungkapan ini menekankan pandangan bahwa uang, meskipun dalam jumlah besar, tidak memiliki nilai yang sebenarnya jika tidak mampu memberikan kebahagiaan atau kepuasan. Dalam budaya Rusia, ada kesadaran yang mendalam tentang perbedaan antara kekayaan materi dan kebahagiaan sejati. Uang dianggap sebagai alat yang hanya bernilai sejauh ia mampu membawa kebahagiaan, keamanan, atau kepuasan dalam hidup seseorang. Jika uang hanya menambah stres, kecemasan, atau isolasi, maka uang tersebut kehilangan nilainya. Ungkapan ini mengajarkan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan emosional jauh lebih penting daripada kekayaan materi, dan bahwa mengejar uang demi uang tidak akan membawa kebahagiaan sejati.
* Menginginkan sesuatu dalam waktu yang cukup lama maka Anda tidak bisa mendapatkannya. - Cina
Ungkapan ini mengandung wawasan filosofis tentang keinginan dan pencapaian. Dalam budaya Cina, ada pandangan bahwa keinginan yang terlalu kuat atau berlarut-larut bisa menjadi penghalang bagi pencapaian itu sendiri. Hal ini mungkin karena keinginan yang terlalu besar dapat menyebabkan tekanan, ketegangan, atau bahkan obsesi yang akhirnya menggagalkan upaya untuk mencapainya. Ungkapan ini mencerminkan pemahaman bahwa ada kebijaksanaan dalam melepaskan atau tidak terlalu terpaku pada keinginan, karena terkadang ketika kita berhenti terlalu menginginkan sesuatu, peluang untuk mendapatkannya justru muncul dengan sendirinya. Ini adalah pelajaran tentang pentingnya keseimbangan dan ketenangan dalam mengejar tujuan, serta tentang menerima hasil dengan lapang dada.
* Kekhawatiran tentang uang bukan luka yang fana. - Perancis
Ungkapan ini menggambarkan bahwa masalah finansial sering kali membawa kekhawatiran yang mendalam dan terus-menerus. Dalam budaya Perancis, ada pemahaman bahwa kekhawatiran tentang uang bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah diabaikan atau diatasi seperti luka fisik yang sembuh dengan waktu. Kekhawatiran tentang uang bisa menjadi beban mental dan emosional yang berat, mempengaruhi kesejahteraan seseorang dalam jangka panjang. Ungkapan ini menekankan bahwa masalah keuangan dapat membawa dampak yang serius dan berkelanjutan, sering kali mengikis kebahagiaan dan kedamaian pikiran.
* Mendapatkan uang seperti menggali menggunakan jarum. Pengeluaran itu seperti air yang cepat meresap ke dalam pasir. -Jepang
Ungkapan ini menggambarkan betapa sulitnya mengumpulkan kekayaan dibandingkan dengan betapa mudahnya menghabiskannya. Dalam budaya Jepang, metafora ini digunakan untuk menunjukkan bahwa mengumpulkan uang memerlukan usaha yang besar, ketekunan, dan kerja keras, seperti mencoba menggali dengan alat yang sangat kecil dan tidak efektif. Sebaliknya, pengeluaran uang digambarkan sebagai sesuatu yang sangat mudah dan cepat, mirip dengan air yang meresap dengan cepat ke dalam pasir dan hilang begitu saja. Ungkapan ini mengajarkan nilai dari kerja keras dan kehati-hatian dalam pengelolaan keuangan, sekaligus mengingatkan kita untuk bijaksana dalam mengelola pengeluaran agar tidak kehilangan apa yang telah kita kumpulkan dengan susah payah.
* Bila Anda hanya memiliki dua sen yang tersisa di dunia, maka Anda beli sepotong roti dengan satu sennya dan bunga lili dengan satu sen lainnya. - Cina
Ungkapan ini mengandung filosofi tentang pentingnya keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual. Dalam budaya Cina, ada pengertian bahwa sementara roti melambangkan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, bunga lili melambangkan keindahan, kebahagiaan, dan kebutuhan spiritual yang tidak kalah penting. Ungkapan ini menyarankan bahwa meskipun dalam keadaan kesulitan finansial, kita harus tetap menghargai keindahan dan hal-hal yang memberikan kedamaian batin dan kebahagiaan. Ini mengajarkan bahwa hidup yang bermakna tidak hanya berfokus pada bertahan hidup secara fisik tetapi juga memperhatikan aspek-aspek emosional dan spiritual yang memperkaya kehidupan.
* Jika uang kecil tidak dikeluarkan, maka uang besar tidak akan masuk. - Cina
Ungkapan ini mencerminkan filosofi tentang investasi dan pengeluaran dalam budaya Cina. Uang kecil di sini mewakili pengeluaran awal atau investasi yang mungkin tampak sepele, tetapi penting untuk membuka pintu bagi peluang yang lebih besar di masa depan. Jika seseorang terlalu kikir atau takut mengeluarkan uang untuk hal-hal kecil, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Ungkapan ini mengajarkan pentingnya berani berinvestasi, bahkan dalam hal-hal yang tampaknya kecil, sebagai langkah awal untuk mencapai kesuksesan finansial yang lebih besar.
* Memiliki satu sen seperti memiliki uang yang banyak jika Anda tidak memiliki uang sepeser pun. - Yiddi
Ungkapan ini menggambarkan betapa besar nilai sesuatu yang kecil bisa terasa ketika kita tidak memiliki apa-apa. Dalam tradisi Yiddi, ada pemahaman bahwa ketika seseorang berada dalam kondisi yang sangat miskin, bahkan sekecil apapun jumlah uang yang mereka miliki bisa sangat berarti. Uang satu sen mungkin tampak tidak berarti bagi orang yang memiliki banyak, tetapi bagi mereka yang tidak memiliki apa-apa, uang tersebut bisa menjadi penyelamat atau tanda harapan. Ungkapan ini mengajarkan kita untuk menghargai apa yang kita miliki, sekecil apapun itu, dan mengingatkan kita bahwa bagi mereka yang dalam kesulitan, hal-hal kecil bisa membawa perubahan besar.
* Sulit untuk menjadi kaya tanpa menyombongkan diri seperti sulitnya menjadi miskin tanpa mengeluh. - Cina
Ungkapan ini menunjukkan dua ekstrem dalam kehidupan—kekayaan dan kemiskinan—dan bagaimana masing-masing memiliki tantangannya sendiri. Dalam budaya Cina, ada kesadaran bahwa menjadi kaya sering kali membuat seseorang sulit untuk tidak menunjukkan atau membanggakan kekayaannya, karena kekayaan cenderung memunculkan perasaan superioritas atau kebanggaan. Di sisi lain, menjadi miskin juga tidak mudah tanpa mengeluh karena kekurangan materi yang dialami bisa sangat menyakitkan dan membebani. Ungkapan ini mengingatkan kita akan tantangan yang ada dalam kedua kondisi tersebut, serta pentingnya menjaga kerendahan hati dalam kekayaan dan ketahanan dalam kemiskinan.
* Mereka yang menghina uang akhirnya akan mengemis kepada teman-teman mereka. - Cina
Ungkapan ini menyoroti pentingnya menghargai dan menghormati uang, bahkan jika kita tidak selalu memuja atau memprioritaskannya di atas segalanya. Dalam budaya Cina, ada pemahaman bahwa menghina uang, atau tidak menghargai nilainya, bisa berakibat buruk di kemudian hari. Mereka yang mengabaikan pentingnya uang mungkin akhirnya harus bergantung pada bantuan orang lain atau bahkan mengemis kepada teman-teman mereka untuk bertahan hidup. Ungkapan ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan pentingnya uang dalam kehidupan sehari-hari dan untuk mengelolanya dengan bijaksana agar kita tidak perlu bergantung pada orang lain di masa depan.
* Hati yang bahagia lebih baik daripada sebuah tas yang penuh dengan uang. - Italia
Ungkapan ini menyoroti pandangan bahwa kebahagiaan batin jauh lebih penting dan berharga daripada kekayaan materi. Dalam budaya Italia, kebahagiaan dan kesejahteraan emosional sering kali dianggap sebagai hal yang paling berharga dalam hidup, lebih dari sekadar akumulasi uang atau harta benda. Sebuah "hati yang bahagia" berarti memiliki kedamaian batin, kepuasan, dan rasa syukur, yang tidak bisa dibeli dengan uang. Ungkapan ini mengajarkan bahwa meskipun uang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup, kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri dan tidak tergantung pada seberapa banyak uang yang kita miliki.
* Setelah orang kaya menjadi kaya, ambisi berikutnya adalah menjadi lebih kaya. - Amerika
Ungkapan ini mencerminkan fenomena umum dalam budaya kapitalis di mana pencapaian kekayaan sering kali memicu keinginan yang lebih besar untuk terus mengumpulkan lebih banyak. Dalam budaya Amerika, ada pemahaman bahwa kekayaan cenderung memicu ambisi dan keserakahan yang tidak pernah berakhir. Setelah seseorang mencapai kekayaan tertentu, alih-alih merasa puas, mereka sering kali terdorong untuk mengejar lebih banyak kekayaan lagi, karena pencapaian finansial menjadi ukuran utama keberhasilan dan status. Ungkapan ini mengkritik sifat tak terpuaskan dari keinginan manusia untuk terus memperluas kekayaannya, sering kali mengorbankan aspek-aspek lain dalam kehidupan yang mungkin lebih bermakna.
* Tidak ada jumlah uang yang dapat membuat orang lain memuji Anda di belakang Anda. - Cina
Ungkapan ini mengungkapkan bahwa kekayaan tidak bisa membeli penghormatan atau pujian yang tulus dari orang lain, terutama di saat Anda tidak hadir. Dalam budaya Cina, ada kesadaran bahwa pujian yang diberikan di depan sering kali tidak tulus dan bisa dipengaruhi oleh kekayaan atau status seseorang. Namun, pujian yang diberikan di belakang seseorang, ketika orang tersebut tidak mendengarnya, adalah lebih jujur dan tulus. Ungkapan ini mengajarkan bahwa meskipun seseorang mungkin memiliki banyak uang, hal itu tidak dapat menjamin rasa hormat atau pujian yang benar-benar tulus dari orang lain, dan bahwa kualitas pribadi lebih berharga daripada kekayaan dalam mendapatkan penghormatan sejati.
* Uang tidak dapat membeli keinginan hati. - Cina
Ungkapan ini menyatakan bahwa ada hal-hal dalam hidup yang tidak bisa dibeli dengan uang, terlepas dari seberapa kaya seseorang. Dalam tradisi Cina, keinginan hati sering kali mengacu pada cinta, kebahagiaan sejati, atau kedamaian batin—hal-hal yang bersifat mendalam dan emosional yang tidak bisa didapatkan hanya dengan kekayaan. Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa uang, meskipun penting untuk memenuhi kebutuhan material, tidak dapat membeli atau menggantikan apa yang benar-benar diinginkan oleh hati kita, seperti cinta, persahabatan, dan kebahagiaan sejati. Oleh karena itu, kita diajak untuk mencari kepuasan batin dan kesejahteraan emosional yang melampaui kepemilikan material.
* Jika Anda memiliki uang, Anda dapat menciptakan hantu dan setan kembali ke gerinda. - Cina
Ungkapan ini menunjukkan bahwa uang memiliki kekuatan yang besar, bahkan untuk mencapai hal-hal yang tampaknya mustahil. Dalam budaya Cina, "hantu dan setan" sering kali menjadi simbol dari tantangan atau masalah yang tampaknya tidak dapat diatasi. Namun, dengan uang, seseorang bisa memanipulasi situasi, mengubah nasib, atau bahkan menciptakan keajaiban. Ungkapan ini menggarisbawahi kekuatan uang dalam memungkinkan seseorang untuk mencapai hal-hal yang luar biasa atau mengatasi hambatan besar, namun juga mengingatkan akan bahaya dari ketergantungan pada uang untuk segala hal, karena itu bisa membawa kita ke dalam ilusi bahwa uang dapat menyelesaikan semua masalah, yang tidak selalu demikian.
* Jalan terpendek menuju kekayaan terletak pada penghinaan kekayaan. - Seneca
Ungkapan dari filsuf Romawi, Seneca, ini mengandung ironi yang mendalam tentang hubungan antara kekayaan dan kebahagiaan. Dengan "penghinaan kekayaan," Seneca mengacu pada sikap tidak terikat pada kekayaan dan tidak membiarkan hidup kita dikendalikan oleh keinginan untuk uang. Ungkapan ini mengajarkan bahwa kekayaan sejati tidak terletak pada akumulasi materi, tetapi pada kemampuan untuk hidup dengan sederhana dan merdeka dari nafsu akan uang. Dengan tidak terlalu terikat pada kekayaan, seseorang dapat menemukan kebebasan dan kedamaian batin yang merupakan bentuk kekayaan yang lebih tinggi. Seneca mendorong kita untuk mengembangkan sikap tidak terikat pada kekayaan sebagai jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih bermakna dan seimbang.
* Dengan uang di saku Anda, Anda menjadi bijak, tampan, dan bernyanyi dengan baik. - Yiddi
Ungkapan ini dengan humor mengungkapkan bagaimana uang bisa mengubah cara seseorang dipersepsikan oleh diri sendiri dan orang lain. Dalam budaya Yiddi, ada kesadaran bahwa kekayaan sering kali membuat seseorang terlihat lebih menarik, lebih bijaksana, dan lebih berbakat, meskipun mungkin tidak ada perubahan nyata dalam karakter atau kemampuan orang tersebut. Uang memberikan kepercayaan diri dan status, yang dapat memengaruhi cara orang lain melihat kita dan bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Ungkapan ini juga merupakan kritik halus terhadap masyarakat yang terlalu memuja kekayaan dan mengaitkan nilai seseorang dengan jumlah uang yang mereka miliki, yang sering kali merupakan ilusi dan tidak mencerminkan nilai sejati seseorang.
* Satu sen yang ditabung adalah satu sen yang diperoleh. - Benjamin Franklin
Ungkapan ini, yang terkenal dari salah satu bapak pendiri Amerika Serikat, Benjamin Franklin, menekankan pentingnya menabung dan hidup hemat. Dengan menabung, seseorang secara efektif meningkatkan kekayaannya, karena uang yang ditabung sama berharganya dengan uang yang diperoleh. Franklin mengajarkan bahwa disiplin dalam mengelola keuangan pribadi—melalui menabung dan menghindari pemborosan—adalah kunci untuk membangun kekayaan dan mencapai stabilitas finansial. Ungkapan ini mengajarkan prinsip dasar ekonomi rumah tangga yang mengarah pada kemakmuran dan kemandirian finansial, di mana kebiasaan menabung merupakan landasan yang kuat.
Ungkapan-ungkapan di atas memberikan pandangan yang beragam tentang hubungan antara manusia dan uang. Mereka mengajarkan bahwa meskipun uang penting, ada nilai-nilai lain yang harus dihargai, seperti kebahagiaan, kerendahan hati, dan kebijaksanaan dalam mengelola kekayaan. Uang bisa membawa manfaat besar, tetapi juga bisa menjadi sumber masalah jika tidak dikelola dengan hati-hati. Dengan refleksi dari berbagai budaya ini, kita diajak untuk mempertimbangkan bagaimana kita memandang dan memperlakukan uang dalam hidup kita, serta bagaimana kita bisa menemukan keseimbangan antara kekayaan materi dan kesejahteraan emosional.
Note:
Bahasa Yiddi (ייִדיש, Jiddisch) adalah sebuah bahasa Germanik yang dipertuturkan oleh 4 juta jiwa, terutama oleh umat Yahudi Eropa Timur atau disebut pula kaum Ashkenazim. Nama Yiddi kemungkinan merupakan singkatan dari yidish-taytsh (ייִדיש - טיַיטש), atau "bahasa Jerman-Yahudi".Secara tipologis bahasa Yiddi adalah sebuah bahasa Germanik dan berkerabat dengan bahasa Jerman, bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Meskipun begitu, bahasa ini ditulis menggunakan huruf Ibrani. Kosakatanya sebagian besar juga Germanik meski bahasa ini banyak mengandung kata-kata serapan dari bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Slavia. (Wikipedia Indonesia)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus'kami butuh uang, bukan nasehat'
BalasHapushehehe.. pasti banyak yang ingat ungkapan ini.