Tetapi saya sama sekali salah. Ketika melangkah lebih dekat, teman seiring menggamit, Inilah Jalan Roda, katanya. Dari arah Walanda Maramis, memasuki gerbang Jalan Roda langsung nampak di sebelah kanan adalah jajaran pertokoan sementara di sebelah kiri adalah jajaran warung kopi. Jalan roda hampir sepenuhnya ditutupi atap sejak mulai melintasi pintu gerbangnya. Karena ini adalah hari Minggu, maka pertokoan tutup. Namun di hari kerja biasa, keriuhannya maksimal oleh aktifitas pertokoan dan aktifitas kedai kopi.
Kejutan tidak hanya sampai di situ, ternyata jajaran meja kursi di bawah naungan atap Jalan Roda, dipenuhi pengunjung yang menikmati rasa khas kopi ginseng yang terkenal bersama dengan nama Jalan Roda. Musik yang menghentak, siap mengantar alunan suara dari pengunjung yang hendak berbagi keriangan ataupun berbagi nostalgia melalui lagu-lagu yang dinyanyikan.
kopi ginseng ~ rasanya begitu menggemparkan syaraf-syaraf rasa di lidah saya. Dari tegukan pertama, aku tahu kalau di kesempatan besok hari, harus kembali lagi ke tempat ini untuk menikmati kembali rasa dahsyatnya.
bawah, gerbang Jalan Roda dari arah Walanda Maramis
Kami mampir ke Cafe Jarod. Di tempat ini, selain kopi ginseng bercampur susu kental, juga ada coklat susu dan kopi coklat. Tidak ketinggalan beberapa jenis jajanan pasar terhidang di lemari pajangan. Di sebelah rak berisi kue-kue, juga ada lauk yang yang disiapkan untuk disantap bersama nasi putih. Semua disajikan secara prasmanan. Pilih menu sesuai selera, sesuai volume yang dibutuhkan. Tidak ketinggalan beberapa jenis mie instan turut memperkaya pilihan menu.
sajian lauk di Cafe Jarod.
bawah, susu coklat yang disajikan dengan es - sangat nikmat untuk mengimbangi gerahnya udara kota Manado
saya menyempatkan melihat langsung keterampilan peracik kopi yang saya nikmati.
dari sinilah suara hentakan musik yang terdengar ketika pertama menjejak gerbang Jalan Roda. Kebetulan letak instalasi sound system dan peralatannya tepat di hadapan cafe Jarod. Beberapa pelantun lagu mendapat aplaus yang hangat ketika nada-nada dan baris syair yang mengalun sempat menyentil gairah dari pengunjung di sepanjang Jalan Roda.
dengan Pak Hari (topi biru), Pak Yono (topi hitam) dan Jaelani.
Sajian dan instalasi yang digelar di Jalan Roda, sama sekali tidak bisa dibilang mewah apalagi glamor. Namun denyut keunikan hidup jalan roda yang dimulai dari pukul sembilan pagi hingga pukul tujuh petang, sungguh serasi dengan citarasa kopi ginseng yang begitu menggelitik lidah. Jadi, kita bisa sedikit menyempatkan waktu bila mampir di kota Kawanua, untuk beberapa teguk keistimewaan kopi Jalan Roda.
if You think this article is utilitarian
You may donate little cents for next more exploration
Posting Komentar
...