Menuju Tanjung Priok Jakarta, membutuhkan dua hari dua malam dari Ujung Pandang. Begitulah waktu yang terasa sangat singkat, untuk rombongan kami 19 orang mahasiswa Geology Unhas menuju Jakarta untuk menghadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan IAGI 1985. Lalu jadilah, keriuhan penumpang kelas ekonomi semakin menjadi oleh rombongan kami.
Kelas ekonomi, iya.. namun kemewahan kapal itu masih dapat dirasakan. Misalnya saja untuk urusan mandi, biasanya kami menuju ke lantai atas dimana kelas satu dan kelas dua terletak, lalu menggunakan fasilitas kamar mandi di sana. Fasilitas lainnya, bar, restoran, bioskop.. semuanya bisa.. kecuali satu hal, tidak bisa ikut makan bareng dengan penghuni kelas berbeda. Kami di kelas ekonomi harus ngantri di depan pantri, yang antriannya bisa melingkar-lingkar panjang hingga ke dek 7 depan mushallah.. Luar biasa sekali.
Rukmini Nento, Jhoni Malinggi, Minhajuddin, Chaeruddin Rasyid dan saya sendiri Hero Fitrianto.
ada Clara Cussoy, Abd.Madjid, Musri M, Ahmad Haerudin, Ashari Aras, Ahmad Habib, Najamudin, Bustanudin
Di antara keriuhan dek ekonomi yang kami tempati, maka ada peristiwa yang pastinya begitu menghebohkan. Mengisi kejenuhan suasana perjalanan, maka beberapa teman bermain kartu domino. Biar kelihatan lebih seram, maka beberapa lembar uang ribuan digelar di sekitar kartu yang dimainkan. Tidak ada yang berjudi, hanya sekadar aksi-aksian biar kelihatan wah.Dan ternyata selanjutnya benar-benar wah. Ketika permainan semakin seru, pemain dan supporter begitu bersemangat banting membanting kartu, muncullah beberapa satpam kapal. Dengan sopan, semua yang terlibat di sekitar kartu, digelandang ke kantor satpam. Dilarang berjudi di atas kapal. Kartu dan uang yang berserakan semuanya disita.
Semua argumen dikemukakan, namun tidak satupun yang bisa meyakinkan bahwa apa yang dilakukan tadi semuanya hanya senda gurau, tidak ada yang benar-benar berjudi. Begitu kapal merapat di pelabuhan nanti, mereka akan diserahkan ke pihak kepolisian. Wah..
Melengkapi proses pendataan mereka yang 'tertangkap' tadi, petugas keamanan kapal meminta kartu identitas. Kaget bukan kepalang, semuanya adalah mahasiswa.. lalu satunya lagi, aduh mak.. Master. Satpam itu geleng-geleng kapala, antara percaya tidak percaya. Buku ditutup, semua kartu ID dikembalikan.
Mestinya bapak-bapak memberi contoh yang baik kepada masyarakat. Kali ini saya bebaskan kalian semua. Ingat, jangan berjudi di atas kapal. Rupanya pak Satpam itu tetap tidak percaya kalau semuanya hanya sekadar bermain kartu saja tanpa judi.
Ketika singgah transit di Surabaya, beberapa teman nekad ke Pasar Turi untuk lihat-lihat mall. Maklum saja, di Ujung Pandang waktu itu belum ada mall. Jalla sekali kodong. Lalu tragedi itu muncul. Lagi-lagi antara percaya dan tidak percaya, ada sendal jepit dari salah seorang 'rusa masuk kota' itu yang terjepit dan tertelan oleh eskalator di Pasar Turi. Untung hanya sendal, jari kakinya tidak ikut-ikutan masuk.
atas dengan Darwis Limbung, bawah dengan Sulaeman Qamar
Dan sederet cerita konyol lainnya yang tidak terekam di memori saya, masih bisa ditambahkan di kolom komentar di bawah. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati saya menunggu kerelaan teman-teman untuk melengkapinya.
uplod lagi yang lainnya kak...q punya foto2 lama pada ilang krn kena banjir wkt kost di bandung...
BalasHapuseh lupa namaku Clara
BalasHapus:d
Hapusok Sista.. beberapa foto waktu kulap-2 sementara saya edit, biar lebih jelas gambarnya. Kalau sudah saya upload, pasti saya kabari.. :)
BalasHapuskisah lama yang tak pernah usang
BalasHapustolong kalo ada foto2 Pak Chaeruddin
iya kakanda Chong, sementara saya siapkan, nanti semua foto2 beliau akan saya loading.. :)
BalasHapusPermisi mas hero sy temanx rukmini nento seangkatan kkn denganku di kab wajo, namaku zulkifli alumni unhas.thn 1986 : bisaminta nomor hpx mas hero trims
BalasHapusoh.. boleh Mas Zul.. :)
BalasHapustolong emailnya, nanti saya kirim langsung ke inbox nya.
Iya mas....email saya zzulkifli39 sya tunggu inbox nya ya mas makasii
BalasHapuskeren sekali Mas Zul neh..
BalasHapustidak jelas apakah ke yahoo, ke gmail, ke hotmail, atau ke yang mana.. :)
tetapi saya sudah coba mengirim ke beberapa kemungkinan yang saya tahu, semoga salah satunya ada yang pas.. :)
terimakasih mas Zul, sukses selalu.
Kapal Kambuna. Tempat saya lahir. :D Kangen banget, belum pernah naik lagi.
BalasHapussama Mas Dimas, saya juga sudah sangat lama tidak pernah naik kapal itu.. ada rindu, ingin bisa menikmati suasana mewah yang disajikan kapal itu dulu..bagaimana rapi dan bersih serta lengkapnya segala sarana yang mmemanjakan para penumpang..
BalasHapusmaaf baru sempat nih buka posting bang hero, kalau boleh tau bang hero sekarang posisi dimana nih ?
BalasHapusdengan melihat wajah teman teman semasa mahasiswa kapan ya kita bisa berkumpul lagi, naik kapal seperti yang ada di foto foto ...?
Iya nih Mas, sekarang banyak juga yg lebih milih naik pesawat. Padahal naik kapal juga punya sensasi tersendiri. Udah ga lewat Sumatra lagi kalo ga salah, jd saya juga ga bisa naek kalo misal mau ke Aceh lagi. :(
BalasHapus@Ahmad Haeruddin, saya sekarang domisili di Macopa, Maros.
BalasHapusSama brader, saya juga kepingin bisa reuni di atas Kambuna..
@Meanwhile, wah..keren lho, seandainya masih lewat ke Sumatera.. kepingin juga bisa ikut ke Aceh.. :) :)