Menakar Kekuatan Realitas Intersubyektif

     Pernahkah kamu merenungkan kekuatan yang mendasari kepercayaan dan norma yang kita jalani? Di balik fakta ilmiah yang terukur, terdapat dimensi realitas lain yang sama pentingnya: realitas intersubjektif. Realitas ini bukan tentang objek yang dapat diukur dengan instrumen, melainkan tentang keyakinan dan praktik yang dibagikan oleh banyak orang.

     Bayangkan uang, misalnya. Selembar kertas tipis ini memiliki kekuatan luar biasa. Hampir semua orang di dunia meyakini nilainya dan menggunakannya untuk bertukar barang dan jasa. Kekuatan ini tidak berasal dari sifat fisik uang, melainkan dari konsensus kolektif, kepercayaan bersama yang mengakar dalam budaya dan sistem sosial.

     Bagaimana kita mengukur kekuatan realitas intersubjektif ini? Ibarat menjelajahi negeri yang tak kasat mata, kita perlu menggunakan petunjuk dan indikator. Salah satu kuncinya adalah jumlah individu yang mempercayai realitas tersebut. Semakin banyak orang yang meyakini dan terlibat dalam realitas ini, semakin kuat pengaruhnya. Uang, sekali lagi, adalah contoh sempurna. Hampir semua orang di dunia mempercayainya, menjadikan uang sebagai salah satu realitas intersubjektif paling kuat.

     Konsistensi juga merupakan petunjuk penting. Realitas intersubjektif yang dijalani secara konsisten oleh banyak orang di berbagai konteks dan waktu menunjukkan kekuatan yang besar. Bayangkan aturan hukum dan norma sosial yang diterapkan secara konsisten di berbagai masyarakat. Konsistensi ini membangun kepercayaan dan memperkuat realitas intersubjektif yang mendasarinya.

     Lembaga-lembaga sosial juga memainkan peran penting. Realitas yang dilembagakan dalam struktur sosial dan politik memiliki kekuatan intersubjektif yang besar. Uang, misalnya, didukung oleh sistem perbankan dan pemerintah, sedangkan agama sering kali didukung oleh lembaga keagamaan yang kuat. Lembaga-lembaga ini memperkuat realitas intersubjektif dengan menyediakan struktur dan legitimasi.

     Durasi dan sejarah juga menjadi indikator penting. Realitas yang bertahan lama cenderung memiliki fondasi yang kuat. Bayangkan agama-agama besar seperti Kristen, Islam, dan Hindu yang telah bertahan selama ribuan tahun. Ketahanan mereka menunjukkan kekuatan intersubjektif yang mendalam.

     Pengaruh dan dampak sosial juga menjadi indikator penting. Realitas yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki dampak sosial yang signifikan memiliki kekuatan intersubjektif yang besar. Uang, misalnya, sangat mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan modern, dari ekonomi hingga hubungan sosial.

     Dengan menggunakan parameter-parameter ini, kita dapat membandingkan kekuatan berbagai realitas intersubjektif. Uang, misalnya, mungkin memiliki lebih banyak pengikut daripada agama tertentu, tetapi agama memiliki kedalaman historis dan pengaruh yang signifikan dalam kehidupan spiritual dan moral banyak individu. Negara mungkin memiliki kekuatan intersubjektif yang lebih besar dalam memaksakan hukum, sementara agama mungkin memiliki pengaruh yang lebih besar pada nilai-nilai moral dan spiritual.

     Realitas intersubjektif tidak dapat diukur dengan alat ilmiah yang sama seperti realitas obyektif. Namun, dengan menjelajahi indikator seperti jumlah pengikut, konsistensi, institusionalisasi, durasi, dan dampak sosial, kita dapat memahami kekuatan dan pengaruh berbagai konstruksi sosial dalam kehidupan manusia. Realitas ini, meskipun tidak kasat mata, membentuk dunia di sekitar kita dan memengaruhi cara kita hidup dan berinteraksi satu sama lain.

     Kesimpulannya, realitas intersubjektif adalah dimensi penting dari kehidupan manusia. Dengan memahami kekuatan dan pengaruhnya, kita dapat lebih memahami diri kita sendiri, masyarakat di sekitar kita, dan dunia yang kita tinggali.

 

 
            baca juga :     

Realitas intersubjektif tidak dapat diukur dengan alat ilmiah yang sama seperti realitas obyektif

Posting Komentar

...

[blogger][facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.