Parasosial relationship adalah hubungan satu arah di mana seseorang merasa memiliki hubungan dekat dengan tokoh atau idola yang mereka kagumi, meskipun sebenarnya tidak ada interaksi langsung antara keduanya.
Parasosial relationship merupakan fenomena psikologis di mana seseorang mengembangkan ikatan emosional dengan tokoh publik atau selebriti yang sering mereka lihat atau dengar melalui media. Hubungan ini disebut "satu arah" karena meskipun penggemar merasa sangat dekat dan mengenal sang idola, sebenarnya tidak ada interaksi timbal balik atau pengenalan pribadi dari pihak idola tersebut.
Penggemar mungkin merasa bahwa mereka memahami idola mereka dengan baik, mengetahui banyak detail tentang kehidupan mereka, kepribadian, dan kebiasaan mereka, tetapi sang idola sama sekali tidak memiliki kesadaran akan keberadaan penggemar tersebut.
Biasanya, hubungan ini terjadi antara penggemar dan selebriti, seperti pemain sepak bola, penyanyi, politisi, juru kampanye, aktor dan lain sebagainya.
Contoh umum dari parasosial relationship dapat dilihat dalam berbagai bidang hiburan. Misalnya, dalam dunia olahraga, seorang penggemar mungkin merasa sangat terhubung dengan pemain sepak bola favorit mereka. Mereka mengikuti setiap pertandingan, membaca berita tentang sang pemain, dan merasakan emosi yang kuat berdasarkan performa sang pemain di lapangan. Meskipun penggemar merasa mengenal pemain tersebut dengan baik, sang pemain tidak memiliki pengetahuan atau hubungan pribadi dengan penggemar tersebut.
Di dunia musik, penggemar sering mengembangkan parasosial relationship dengan penyanyi atau grup musik. Mereka mungkin mendengarkan lagu-lagu idola mereka setiap hari, menonton video musik dan wawancara, serta mengikuti semua aktivitas idola di media sosial. Penggemar merasa terhubung secara emosional dan mendapatkan kepuasan dari hubungan tersebut, meskipun penyanyi atau grup musik tersebut tidak memiliki hubungan timbal balik dengan penggemar secara pribadi.
Demikian pula, dalam dunia film dan televisi, para penggemar sering merasa terikat dengan aktor atau karakter yang mereka mainkan. Mereka mungkin merasakan empati, kekaguman, atau bahkan cinta terhadap aktor tersebut berdasarkan peran yang dimainkan atau kepribadian yang diproyeksikan melalui media. Hubungan ini tetap satu arah, dengan penggemar merasakan ikatan emosional yang kuat sementara aktor tidak mengenal atau berinteraksi dengan penggemar secara pribadi.
Hubungan parasosial bisa menjadi hal yang positif, memberikan kebahagiaan dan inspirasi.
Misalnya, mengikuti klub sepak bola atau grup musik favorit dapat menjadi sumber hiburan dan motivasi. Bagi banyak orang, mendukung tim sepak bola atau artis favorit mereka memberikan perasaan menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar. Mereka merasakan kebersamaan dengan sesama penggemar, berbagi kegembiraan saat tim atau artis mereka sukses, dan merasakan dukungan ketika menghadapi kegagalan. Selain itu, melihat idola mereka bekerja keras untuk mencapai kesuksesan dapat memberikan motivasi untuk mengejar impian dan tujuan pribadi.
Hubungan yang sehat dengan idola adalah ketika kamu tetap menyadari bahwa hubungan tersebut satu arah dan idola tidak mengenalmu secara pribadi.
Penting untuk memahami bahwa meskipun kamu merasa dekat dengan idola, mereka tidak mengenalmu secara pribadi dan tidak memiliki hubungan dua arah denganmu. Ini berarti mereka tidak bisa merespon perasaan atau tindakanmu secara langsung. Menyadari batasan ini membantu menjaga ekspektasi yang realistis dan mencegah kekecewaan yang tidak perlu. Dengan demikian, kamu bisa menikmati karya dan penampilan idola tanpa merasa perlu mendapatkan pengakuan pribadi dari mereka.
Kamu dapat menikmati karya mereka tanpa kehilangan kontak dengan kenyataan.
Menikmati karya dan penampilan idola seharusnya tidak menghalangi kamu untuk tetap menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal. Kamu bisa menikmati konser, pertandingan, film, atau acara yang melibatkan idola tanpa mengabaikan tanggung jawab dan hubungan sosial di dunia nyata. Menjaga keseimbangan ini penting agar hubungan parasosial tetap menjadi sumber kebahagiaan dan inspirasi tanpa menjadi penghalang bagi kehidupan yang sehat dan produktif.
Ketika hubungan parasosial mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, ini bisa menjadi tanda bahaya. Misalnya, jika kamu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengikuti aktivitas idola hingga mengabaikan tanggung jawab pekerjaan atau sekolah, hal ini dapat mempengaruhi kinerja dan prestasimu. Kehilangan kontrol berarti kamu tidak lagi mampu membatasi waktu yang dihabiskan untuk mengikuti idola dan mulai mengorbankan hal-hal penting lainnya dalam hidupmu.
Saat seseorang mulai menghabiskan jumlah waktu yang berlebihan untuk menonton, membaca, atau mengikuti segala hal tentang idola mereka, ini bisa mengorbankan kesempatan yang seharusnya digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif atau interaksi sosial yang nyata. Mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk merchandise, tiket konser, atau perjalanan untuk melihat idola juga bisa menjadi masalah finansial. Lebih parah lagi, jika seseorang mulai mengabaikan hubungan dengan keluarga dan teman-teman karena terlalu fokus pada idola, mereka bisa kehilangan dukungan sosial yang sangat penting.
Selain itu, bergantung terlalu banyak pada idola untuk kebahagiaan pribadi bisa berbahaya. Jika kebahagiaanmu hanya bergantung pada apa yang dilakukan idola, kamu bisa mengalami perubahan suasana hati yang drastis berdasarkan informasi terbaru tentang mereka. Ini bisa menyebabkan ketidakstabilan emosional karena hidupmu terlalu terikat pada kehidupan seseorang yang sebenarnya tidak terlibat langsung denganmu.
Hal ini bisa mengarah pada masalah emosional dan sosial.
Ketika seseorang terlalu tenggelam dalam hubungan parasosial, mereka bisa mengalami isolasi sosial karena menghabiskan terlalu banyak waktu menyendiri atau hanya fokus dalam komunitas online yang terbatas. Ini bisa menyebabkan rasa kesepian dan depresi. Secara emosional, ketergantungan berlebihan pada idola bisa menyebabkan kecemasan dan stres. Misalnya, kekhawatiran yang berlebihan tentang kesejahteraan idola atau kekecewaan mendalam saat idola gagal memenuhi ekspektasi pribadi.
Pada akhirnya, masalah emosional dan sosial ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Orang yang terjebak dalam Parasosial Relationship Disorder (hubungan parasosial yang tidak sehat) mungkin mengalami penurunan kualitas hidup dan kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk menyadari tanda-tanda ketergantungan yang berlebihan dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan dengan idola.
Mengelola Sikap agar Tidak Terjerumus ke dalam Parasosial Relationship Disorder
Tetap Terhubung dengan Dunia Nyata
Ingatlah bahwa idola tidak mengenalmu secara pribadi. Meskipun kamu mungkin merasa sangat dekat dengan mereka, kenyataannya mereka tidak mengetahui keberadaanmu dan tidak bisa memberikan interaksi langsung yang kamu harapkan. Oleh karena itu, penting untuk tetap fokus pada hubungan nyata dengan orang-orang di sekitarmu seperti keluarga dan teman-teman. Luangkan waktu untuk berkumpul, berbicara, dan berbagi pengalaman dengan mereka. Interaksi langsung ini memberikan dukungan emosional yang nyata dan memperkaya hidupmu dengan cara yang tidak bisa diberikan oleh hubungan parasosial.
Batasi Waktu dan Uang
Jangan habiskan terlalu banyak waktu atau uang untuk mengikuti idola. Tetapkan batas yang sehat untuk dirimu sendiri. Misalnya, tentukan waktu tertentu dalam sehari atau seminggu untuk mengikuti berita dan aktivitas idola, sehingga kamu tidak terjebak menghabiskan waktu berjam-jam tanpa henti. Demikian juga, batasi pengeluaranmu untuk merchandise, tiket konser, atau hal-hal lain yang terkait dengan idola. Menyusun anggaran khusus untuk hobi ini bisa membantu mengontrol pengeluaranmu dan memastikan kamu tidak mengorbankan kebutuhan penting lainnya.
Nikmati dengan Bijak
Nikmati karya idola sebagai hiburan dan inspirasi, tetapi jangan terlalu terobsesi. Hargai musik, film, atau karya seni yang mereka hasilkan dan biarkan hal-hal tersebut membawa kebahagiaan dalam hidupmu. Namun, cobalah untuk menemukan hobi lain yang juga menyenangkan. Misalnya, kamu bisa mencoba berolahraga, membaca buku, memasak, atau bahkan memulai proyek kreatif sendiri. Dengan memiliki beragam minat, kamu tidak hanya memperkaya hidupmu tetapi juga mencegah ketergantungan berlebihan pada satu sumber kebahagiaan.
Berbicara dengan Orang Lain
Jika kamu merasa hubungan parasosial mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, bicarakan dengan teman atau keluarga. Mereka bisa memberikan perspektif yang sehat dan membantu kamu melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda. Mereka mungkin juga memiliki saran atau cara lain untuk membantu mengelola minatmu pada idola. Jangan ragu untuk membuka diri dan berbagi perasaanmu, karena dukungan dari orang-orang terdekat bisa sangat membantu dalam menjaga keseimbangan emosional.
Cari Bantuan Profesional
Jika merasa sangat tergantung pada idola untuk kebahagiaan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor. Mereka dapat memberikan panduan dan strategi untuk mengatasi ketergantungan emosional dan membantu kamu membangun hubungan yang lebih sehat dengan idola. Terapi atau konseling juga bisa membantu kamu memahami akar dari ketergantungan tersebut dan menemukan cara-cara baru untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup. Bantuan profesional sangat berguna jika kamu merasa kesulitan untuk mengontrol perasaan dan tindakanmu sendiri.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kamu bisa menjaga hubungan parasosial tetap positif dan bermanfaat, tanpa membiarkannya mengganggu kehidupan nyata dan kesejahteraan emosionalmu.
Rujukan:
Horton, D., & Wohl, R. R. (1956). "Mass communication and para-social interaction: Observations on intimacy at a distance." Psychiatry, 19(3), 215-229. Referensi klasik yang pertama kali memperkenalkan konsep parasosial relationship dan membahas bagaimana media memungkinkan hubungan satu arah antara selebriti dan audiens.
Giles, D. C. (2002). "Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model for Future Research." Media Psychology, 4(3), 279-305. Review komprehensif tentang penelitian parasosial relationship hingga saat ini, serta model untuk penelitian masa depan.
Derrick, J. L., Gabriel, S., & Hugenberg, K. (2009). "Social surrogacy: How favored television programs provide the experience of belonging." Journal of Experimental Social Psychology, 45(2), 352-362. Artikel yang membahas bagaimana acara televisi favorit dapat memberikan pengalaman perasaan memiliki dan terhubung, yang berkaitan dengan parasosial relationship.
Tian, Q., & Hoffner, C. (2010). "Parasocial interaction with liked, neutral, and disliked characters on a popular TV series." Mass Communication and Society, 13(3), 250-269. Penelitian tentang bagaimana interaksi parasosial dapat terbentuk tidak hanya dengan karakter yang disukai tetapi juga dengan karakter yang netral atau tidak disukai.
Cohen, J. (2004). "Parasocial Breakup from Favorite Television Characters: The Role of Attachment Styles and Relationship Intensity." Journal of Social and Personal Relationships, 21(2), 187-202. Artikel yang mengeksplorasi bagaimana perpisahan parasosial dengan karakter televisi favorit dapat mempengaruhi penonton, dengan fokus pada gaya keterikatan dan intensitas hubungan.
Rubin, A. M., & McHugh, M. P. (1987). "Development of parasocial interaction relationships." Journal of Broadcasting & Electronic Media, 31(3), 279-292. Studi yang melihat perkembangan hubungan parasosial dari waktu ke waktu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Stever, G. S. (2011). "Fan behavior and the experience of parasocial interaction." Current Psychology, 30(1), 22-36. Penelitian tentang perilaku penggemar dan bagaimana mereka mengalami interaksi parasosial dengan idola mereka.
Posting Komentar
...