Chief Arifin yang memimpin tim dengan begitu kocak, ditimpali simpatisan 'Nurdin' yang senyumnya selalu mengembang. Terus ada Adi dan Bastian yang selalu mempertengkarkan kacamata hitam, yang saya betul tidak tahu kacamata siapa sebenarnya itu. Bahkan saya sempat mengira itu kacamata penjual kacang yang tertinggal sehabis nonton orkes dangdut.
Epong, Ferry dan Ekend.. yang calla-calla nya segar dan kreatif sepanjang jalan..
Hilda, Hero, Nasir, Nurdin, Adi Tong, Bastian, Ekend dan Welly
di bagian depan ada Epong, Ferry dan Yuyu
dan di saat inilah tragedi 'senter' itu terjadi.. beberapa saat setelah selesai menunaikan shalat subuh di mesjid, sesuai rencana tim segera melanjutkan perjalanan dengan tujuan kaki gunung Bulusaraung di Desa Tompo Bulu. Setelah tim selesai berdoa dan siap mengayunkan langkah pertama, tiba-tiba 'Chief' menginstruksikan tim untuk segera mengeluarkan senter dari dalam ransel. Langkah diurungkan, senter disiapkan sesuai instruksi.
Tidak lama tim berjalan, fajar yang sudah merekah sejak tadi, menjadi semakin terang. Tim tetap dengan patuh menyenter jalan yang dilalui hingga jam 8 pagi...
darimana itu Chief dapat cerek warna merah..
oh iya, sebelum tim menuju Bantimala, terlebih dahulu singgah di rumahnya Uche di Kota Pangkep. Ceritanya sih, ngajak Uche untuk ikut di dalam tim. Namun sayang sekali, beliau tidak bisa ikut bersaja rombongan. Tapi cerita sebenarnya sih, Chief lagi bingung cari transportasi dari Pangkep ke Bantimala, sementara malam sudah semakin larut. Jadi hitung-hitung, daripada bikin 'bivak' di pinggir sawah, mending di tempat Uche saja..
terimakasih Uche, untuk semua sajian malam itu.. perlahan-lahan celoteh rewel personil tim semakin sayup seiring perut yang semakin penuh..
dan untuk Chief Arifin Jaya, terimakasih brader.. memori perjalanan itu selalu hidup dan indah di dalam kenanganku.
p s:
khusus untuk Bastian, Adi, Ekend, Uche, Yuyu, Hilda, Epong
Ferry atau siapa saja yang terlibat di perjalanan waktu itu,
tolong bantu isi komentar di bagian bawah
tambahkan cerita-cerita lain di sepanjang perjalanan ini
yang tidak sempat terekam di memoriku..
I miss U all...
Wah senang sekali ada cerita & foto-fotonya. Cerita tambahan saya, biskuit asinku laris di makan dengan nasi di puncak. Tapi lupa, apakah stok makanan sudah habis atau mungkin eksperimen saja :) Cerita lain, kayaknya pulangnya di jalan maros kita nebeng truk ya?
BalasHapusHilda
terimakasih Hilda.. saya juga suka asinnya itu biskuit.. bikin ketagihan.. hanya saja kalau dalam keadaan normal, tidak bisa ketemu sensasinya.. :)
BalasHapus...saya tanya ekend..bgm spy cepat sampai d puncak..."..kalo jalan jng lihat puncak..", (sy pikir2...seberapa lama urat leher bisa bertahan melihat ke bawah terussss...)..
BalasHapusSebelum jalan sy bilang sm bastian.."ada ji kita bawa makanan".. beresss...semua terbagi..sm hilda..sm uche..sm yuyu. Jadi kita bawa apa??... saya bawa kacamata..dan rokok..(jd inilah barngkali sumber masalah waktu perjalanan..kacamata)...
...perjalanan ini.. membuat saya pertama kali minum balo' manis... makasih teman2 ya, atas sepotong kenangan yang pernah kita jalani bersama...
BalasHapushahahahaa.... bang adi, saya selalu ingat canda2 kita selama di perjalanan... hehehehehe
Ekend..
hehehe.. saya paling suka lihat gaya Ekend berdiri dekat Ferry sambil 'berasap'.. keren sekali..
BalasHapuskenangan indah dan lucu, baca tulisan ini dan foto2nya, fikiran kembali menerawang ke masa 30 thn yg lalu... alhamdulillah... makasih bang Hero utk ceritanya, fotonya bs di save ya?
BalasHapusBisaa..😁😁😁
HapusKlik dan tahan bbrp saat, nanti muncul opsi utk saving..
kenangan indah dan lucu, baca tulisan ini dan foto2nya, fikiran kembali menerawang ke masa 30 thn yg lalu... alhamdulillah... makasih bang Hero utk ceritanya, fotonya bs di save ya?
BalasHapus