Penjelasan selanjutnya bukanlah tentang bagaimana cara bercocok tanam bibit padi yang sebenarnya. Tetapi lebih kepada bagaimana kita bercocok tanam bibit kesuksesan. Kita sebut saja sebagai ilmu sebarkan bibit sebelum menuai.
Mari kita siapkan imajinasi sejenak dengan santai, untuk beberapa ungkapan berikut ini, yang mungkin anda pernah dengar, “Nanti kalau saya sudah kaya, saya akan menyumbang untuk Mesjid, Panti Asuhan, Kegiatan Sosial, dan lain-lain”. Anda pernah mendengarnya? Saya kira iya, bahkan mungkin itu dari mulut anda sendiri.
Lalu, bagaimana dengan ungkapan-ungkapan ini, “Kalau dapat rezeki, bagikan sebagian pada orang-orang yang membutuhkan”. Pernah dengar juga? Saya yakin Anda pernah mendengarnya, mungkin dari orang tua anda sendiri.
Mari kita coba menganalisa pelajaran yang “kurang pas” dari dua kalimat diatas. Yang pertama kalau sudah kaya saya akan menyumbang. Jadi kalau belum kaya, ya tidak menyumbang... Betul?
Yang kedua, “Kalau dapat rezeki, sisihkan sebagian untuk orang lain”. Jadi kalau tidak atau belum mendapat rezeki ya tidak usah memberi..?
Di dalam prinsip hukum alam yang sebenarnya adalah “Menanam dahulu, menuai kemudian” bukan sebaliknya. "Menuai dahulu menanam kemudian”. Artinya adalah agar kita bisa menuai atau panen kita harus menanam terlebih dahulu. Agar kita mendapat rezeki, kita harus memberi dahulu. Agar kita bisa banyak rezeki berarti kita harus juga banyak berbagi.
Jika anda coba melawan hukum alam ini dengan bersikap pelit, enggan memberi sebelum mendapatkan sesuatu maka anda justru akan sulit mendapatkan apapun juga.
Jadi, bila Anda mau sukses, mau banyak uang, atau bila mau menjadi kaya, mulailah berbagi. Berbagi secara tulus, bukan seadanya, tetapi semampunya. Kalau seadanya saja maka itu berarti kita berbagi secara asal-asalan dan ala kadarnya. Berbeda kalau semampunya, maka kita akan berbagi dengan tulus sekuat kemampuan yang kita miliki.
sumber tulisan, TDWClub.com
sumber gambar, sokagallery.com
Posting Komentar
...