Akhir-akhir ini, banyak buku yang membicarakan tentang kekuatan pikiran. Buku itu laris dijual di pasaran seperti kacang goreng. Akan tetapi, apa yang menyebabkan buku itu berhasil? Benarkah bahwa hanya dengan berpikir dapat membawa anda menuju kesuksesan? Bagaimana metode yang lebih maju dan terbukti dalam mewujudkan kesuksesan? Lalu bagaimana caranya menggapai harapan yang berseliweran di benak kita?
Yang meyebabkan buku itu laris di pasaran sebenarnya adalah ilusi akan harapan. Kita (termasuk saya dan mungkin Anda) yang pernah membeli buku tersebut telah menjadi konsumen harapan. Apa arti dari menjadi konsumen harapan? Untuk saya, harapan memberikan suatu perasaan dimana kita tahu ada sesuatu yang lebih baik dan bisa kita dapatkan atau miliki.
Saya pernah membaca artikel tentang Adam Khoo, seorang anak yang tadinya diberi label idiot dan kemudian bermetamorfosis 180 derajat menjadi seorang pelajar yang “sangat berbakat”. Anak yang tadinya dicap “aneh” dan memiliki kemampuan sosial yang rendah tetapi berhasil berubah secara drastis. Kini ia merupakan salah satu self-made millionare di Singapura.
Adam tidak hanya bermimpi untuk masuk kuliah, lulus, dan mendapatkan kerja. Ia percaya bahwa ia punya kendali atas takdirnya, menjalaninya, dan mencapai kesuksesan yang bisa dibilang luar biasa. Ia adalah seorang produsen harapan.
Apakah maksudnya menjadi produsen harapan? Produsen harapan adalah aktivator (pemicu dan pelaku aktifitas) atas harapan yang telah dibuatnya. Mereka melakukan segala yang mereka ingin dan dapat lakukan, demi harapan yang dikejarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, produksi harapan yang dimiliki Adam telah menjadi inspirasi harapan untuk banyak orang di muka bumi ini.
Perbedaaanya adalah pada bagaimana harapan itu digunakan. Kita semua memilikinya. Orang yang berada di bawah ilusi suatu harapan, akan banyak memboroskan waktu dan tenaga untukmenunggu dan menunggu. Mereka menunggu sebuah momen yang benar-benar sempurna. Ironisnya, karena menunggu yang sempurna itu, mereka kemudian sangat sering melewatkan banyak momen bagus dan hebat (tetapi tidak atau belum sempurna) yang mana momen-omen tersebut tidak akan pernah kembali lagi.
Produser harapan menciptakan keberuntungan mereka sendiri. Mereka melakukan usaha dengan segala daya upaya yang mereka bisa lakukan. Harapan bagi mereka merupakan bentuk positive thinking yang lebih tinggi. Sementara bagi orang kebanyakan yang hanya 'bermodal' positive thinking saja, ternyata hanya kebanyakan mikir dan jarang bertindak. Kita membutuhkan suatu 'positive belief'.. Suatu kondisi dimana pikiran kita sejalan dengan tindakan kita.
MEREKA MELAKUKAN APA YANG MEREKA DAPAT LAKUKAN
Merekalah orang yang mengubah harapan menjadi realita. Apakah kita sudah melakukan apa yang kita bisa? Atau kita hanya diam, berangan-angan semoga akan ada solusi yang jatuh dari langit? Harapan bisa menjadi sesuatu yang sangat berguna sekaligus menakutkan. Hanya diri kita sendiri yang paling berkompeten mewujudkan harapan kita menjadi kenyataan.
Bayangkan bila anda terperosok ke lubang yang dalam, ada seseorang yang melemparkan tali tetapi anda tidak mau memanjat? Berharap ada orang yang memasang eskalator supaya kita bisa keluar lubang dengan penuh gaya dan manja?
Harapan memungkinkan orang dengan penyakit berat berusaha untuk menyembuhkan dirinya, memungkinkan seorang pengusaha muda berhasil dan sukses mengimplementasikan konsep unik yang selama ini tidak berani dicoba oleh orang lain. Harapan merupakan sesuatu yang sangat kuat bila ia dimanfaatkan sebagai alasan untuk konsisten melakukan sesuatu.
Dengan harapan yang kuat, muncul suatukeyakinan, dan dari keyakinan itu kemudian muncul gairah dan semangat yang menggebu-gebu. Suatu sikap mental yang mengubah manusia biasa menjadi manusia dahsyat. Harapan akan menjadi sesuatu yang mengerikan bila orang yang memilikinya menjadi enggan untuk bekerja dan hanya menunggu solusi jatuh dari langit. Seandainya hanya dengan 'mengharap dan positive thinking' kita dapat mewujudkan seuatu, tentunya tidak akan ada lagi anak-anak kelaparan di Afrika. Anda tinggal sebarkan brosur fast food dengan pesawat udara, disertai panduan 'cara berharap dalam positif thinking' maka makanan itu akan jatuh dari langit.
Menggunakan harapan secara keliru membuka kemungkinkan untuk menjerumuskan hidup ke dalam kondisi pasif. Selama kita memberitahukan diri kita bahwa kita hidup sukses dan berkelimpahan, kita cenderung gagal untuk melakukan tindakan.
Seorang filusuf Jerman, Gothe pernah mengatakkan, “Beberapa orang memiliki imajinasi untuk kenyataaan. Dengan harapan yang tidak disertai tindakan, kita memenjarakan diri kita. Harapan dapat menjadi pengharapan yang panjang untuk hal-hal yang kita rasa tidak kita miliki. Dalam bentuk terburuknya, harapan dapat membiarkan kita hidup dalam 'dellusion de grandeur' (angan-angan semu yang sangat besar), sehingga kita tidak mengerahkan seluruh kemampuan kita dengan optimal yang akhirnya mencegah kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan".
Harapan (yang berfungsi negatif) akan membuat kita berpikir bahwa kita telah kehabisan pilihan. Lalu ketika kita tidak memiliki cukup usaha untuk mewujudkannya, harapan akan menyarankan kita untuk menunggu dan melihat, membuka peluang 'si harapan' untuk diubah bukan mengubah. Harapan dapat menjadi penjara. Harapan dapat membuat kita percaya bahwa tidak ada satu halpun yang bisa kita lakukan sehingga kita hanya harus duduk diam dan mengharapkan yang terbaik jatuh dari langit.
Harapan juga dapat menjadi sebuah kekuatan supaya kita terus berpegang dan berjuang merealisasikannya, meski kita telah mulai lelah dan mau menyerah, bahkan ketika intuisi kita juga mendukung supaya kita menghentikan usaha untuk menggapainya.
Akhir kata, orang yang sukses tidak melakukan hal yang berbeda dibandingkan orang kebanyakan. Mereka melakukan hal-hal biasa hanya saja dengan cara yang berbeda. Bagaimana cara Anda dalam menggunakan harapan? Gunakanlah harapan Anda untuk menjadi tenaga pendorong dalam mencapai kesuksesan Anda.
Posting Komentar
...