Narasi eksplisit antroposentris yang muncul sebagai kritik terhadap perilaku manusia sering kali digunakan secara paradoksal sebagai pembelaan ego para "pengidap progressophobia"—mereka yang melihat perubahan cepat atau kemajuan sebagai ancaman. Dalam konteks ini, revolusi industri sering dijadikan kambing hitam utama, dianggap sebagai akar masalah dari eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam dan krisis ekologi yang kita hadapi saat ini.
Namun, jika kita melihat lebih dalam, sikap progressophobia ini justru cenderung menyederhanakan persoalan. Mereka sering kali mengabaikan bahwa revolusi industri bukanlah penyebab tunggal, melainkan hasil dari rentetan panjang perkembangan antroposentrisme yang sudah ada jauh sebelumnya. Revolusi industri adalah akselerator dari perilaku dan nilai-nilai antroposentris yang telah tertanam selama berabad-abad—baik melalui filsafat, agama, maupun tradisi budaya. Misalnya, keyakinan bahwa alam adalah "anugerah" untuk dimanfaatkan, atau bahwa sains adalah alat untuk menundukkan dunia, telah mengakar jauh sebelum mesin-mesin uap pertama kali diciptakan.
Di sisi lain, sikap progressophobia ini sering kali menolak untuk melihat manfaat besar yang juga dihasilkan oleh revolusi industri, seperti perbaikan kualitas hidup, peningkatan harapan hidup, dan perkembangan teknologi yang memungkinkan solusi bagi masalah lingkungan itu sendiri. Dengan menempatkan revolusi industri sebagai "tertuduh utama," mereka seolah mengabaikan fakta bahwa problematik ini adalah hasil dari dinamika kompleks antara ideologi, ekonomi, dan kebutuhan manusia untuk bertahan hidup dan berkembang.
Narasi eksplisit antroposentris dalam kritik modern, meskipun bertujuan baik, memang sering disalahgunakan oleh kelompok-kelompok yang ingin mempertahankan status quo atau menghambat perubahan. Mereka menggunakan kritik tersebut sebagai pembenaran untuk melawan inovasi yang sebenarnya diperlukan untuk menangani dampak buruk dari perilaku antroposentris sebelumnya. Hal ini menciptakan ironi besar: di satu sisi, antroposentrisme dikritik karena membawa kehancuran, tetapi di sisi lain, kritik ini dijadikan alasan untuk melindungi pandangan bahwa "kita sebaiknya tidak mencoba berubah terlalu cepat."
Revolusi industri hanyalah salah satu tahap dari proses panjang dominasi manusia atas alam. Kritik terhadapnya memang perlu, tetapi kritik tersebut harus ditempatkan dalam kerangka yang lebih besar, yang mencakup refleksi mendalam tentang bagaimana nilai-nilai manusia selama ribuan tahun telah mendorong perilaku eksploitasi. Jika tidak, kita hanya akan terjebak dalam pola pikir saling menyalahkan tanpa solusi, sementara kerusakan yang dihasilkan terus meningkat.
Posting Komentar
...