Biopolitik mengendalikan Gig Ekonnomi

     Konsep biopolitik di era kapitalisme 4.0 dan 5.0 mencerminkan pergeseran kekuasaan dari kontrol fisik terhadap alat produksi ke kontrol informasi, data, dan kehidupan digital. Dalam perusahaan kapitalis modern, kekuasaan dipegang oleh mereka yang menguasai informasi dan teknologi, yang digunakan untuk mengelola populasi, mengatur perilaku, dan menciptakan norma-norma baru.

     Salah satu manifestasi nyata dari kontrol biopolitik di era ini adalah melalui gig economy ¹). Dengan munculnya platform seperti Uber ²), Fiverr ³) dan platform driver-online yang menjamur di Indonesia, hubungan antara pekerja dan perusahaan kapitalis menjadi lebih fleksibel tetapi sekaligus lebih rentan. Perusahaan platform menggunakan algoritma dan kontrak digital untuk mengendalikan pekerja mereka, sering kali tanpa memberikan jaminan kerja, asuransi, atau perlindungan sosial yang layak.

     Meskipun pada pandangan pertama pekerja tampak memiliki "kebebasan" untuk bekerja sesuai keinginan mereka, kenyataannya mereka tetap berada di bawah kekuasaan perusahaan platform. Algoritma menentukan jam kerja, upah, dan bahkan ulasan pelanggan yang berpengaruh langsung pada reputasi dan kesempatan kerja mereka. Kontrol biopolitik dalam gig economy ini tidak selalu terlihat jelas, tetapi sangat efektif dalam mengatur dan mengendalikan pekerja.

     Perusahaan platform dapat dengan mudah mengubah kondisi kerja melalui pembaruan algoritma atau kebijakan tanpa harus melalui proses negosiasi dengan pekerja. Ini menciptakan kondisi kerja yang tidak stabil dan ketidakpastian yang tinggi bagi pekerja, yang sering kali bergantung pada platform ini sebagai sumber pendapatan utama mereka. Pekerja gig harus terus menerus mengikuti aturan dan tuntutan yang ditetapkan oleh algoritma, yang pada akhirnya membatasi kebebasan mereka untuk bekerja sesuai kehendak mereka sendiri.

     Dalam banyak kasus, pekerja gig juga diharapkan untuk menyediakan peralatan kerja mereka sendiri, seperti kendaraan atau peralatan lainnya, yang menambah beban biaya operasional yang harus mereka tanggung. Meskipun mereka memiliki fleksibilitas dalam memilih kapan dan di mana bekerja, mereka sering kali tidak memiliki kendali atas aspek-aspek penting lainnya dari pekerjaan mereka, termasuk tarif upah dan tugas yang harus diselesaikan.

     Kontrol biopolitik dalam gig economy ini menunjukkan bagaimana kekuasaan bekerja secara subtil dan tersebar melalui teknologi digital. Algoritma mengatur perilaku pekerja gig, menciptakan lingkungan kerja yang tidak stabil dan penuh ketidakpastian. Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan kontrol tanpa harus berinteraksi langsung dengan pekerja mereka, memperluas jangkauan pengaruh dan kekuasaan mereka.

     Foucault, jika hidup di era ini, mungkin akan melihat kontrol digital sebagai evolusi dari sistem kekuasaan yang lebih menyeluruh dan terinternalisasi. Biopolitik di era teknologi modern mengatur kehidupan manusia dengan cara yang lebih halus dan terdistribusi melalui algoritma, data, platform digital, dan teknologi kesehatan. Kekuasaan tidak lagi bersifat represif secara fisik tetapi bekerja melalui proses normalisasi dan pengelolaan yang membuat individu-individu tanpa sadar menjadi bagian dari sistem kontrol yang luas.

     Dalam menghadapi tantangan ini, pembebasan yang nyata memerlukan kesadaran kritis tentang bagaimana kekuasaan bekerja melalui teknologi dan usaha kolektif untuk menciptakan sistem alternatif yang lebih adil dan manusiawi. Ini termasuk mendesain ulang teknologi agar lebih transparan, demokratis, dan etis; memberikan lebih banyak kontrol kepada individu atas data mereka sendiri; dan mengatur perusahaan teknologi besar agar tidak memiliki monopoli terhadap kehidupan digital kita.

     Kesimpulannya, biopolitik di era kapitalisme 4.0 dan 5.0 menggambarkan bagaimana kekuasaan modern bekerja melalui pengelolaan kehidupan manusia di tingkat individu dan populasi. Konsep ini membantu kita memahami dinamika kekuasaan yang kompleks dalam masyarakat teknologi tinggi dan pentingnya upaya bersama untuk mempertahankan kebebasan dan otonomi individu dalam menghadapi kontrol digital yang tersebar luas.

 

note:

¹) Gig ekonomi merujuk pada sistem kerja yang didasarkan pada pekerjaan sementara, fleksibel, dan sering kali berbasis proyek atau tugas yang disediakan oleh platform digital. Dalam gig ekonomi, pekerja, yang sering disebut sebagai gig worker atau pekerja lepas, mendapatkan pekerjaan melalui aplikasi atau situs web seperti Uber dan Fiverr. Mereka memiliki kebebasan untuk memilih kapan dan di mana bekerja, namun sering kali tidak memiliki keamanan kerja yang stabil, manfaat sosial, atau perlindungan hukum yang memadai. Platform digital mengendalikan banyak aspek pekerjaan melalui algoritma yang menentukan tarif, tugas, dan ulasan pelanggan, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang dinamis tetapi juga penuh ketidakpastian. Meskipun gig ekonomi menawarkan fleksibilitas dan peluang baru, kondisi ini juga menimbulkan tantangan signifikan terkait kesejahteraan pekerja dan hak-hak ketenagakerjaan. (lihat lebih lengkap di Wikipedia)

²) Uber adalah perusahaan teknologi yang menyediakan layanan transportasi on-demand dan ride-hailing. Uber menghubungkan pengendara dengan pengemudi melalui aplikasi seluler dan situs web. (lihat Uber di Wikipedia).

³) Fiverr adalah marketplace online yang menghubungkan freelancer dengan klien untuk menyelesaikan proyek. Fiverr menyediakan berbagai jasa freelance dari berbagai belahan dunia. (lihat Fiverr di Wikipedia)

Posting Komentar

...

[blogger][facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.