al-Ayyām (The Days) adalah autobiografi tiga jilid karya Taha Hussein, seorang intelektual, penulis, dan kritikus Mesir yang dianggap sebagai salah satu tokoh sastra Arab modern. Buku ini diterbitkan dalam tiga bagian antara tahun 1926 dan 1967, dan menggambarkan perjalanan hidup Hussein dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Dalam al-Ayyām, Hussein menuliskan pengalamannya dengan gaya puitis dan penuh emosi, menawarkan pandangan mendalam tentang kehidupan, pendidikan, dan tantangan yang dihadapinya sebagai seorang penyandang tunanetra di lingkungan Mesir yang tradisional.
Jilid Pertama: Masa Kecil di Pedesaan Mesir
Jilid pertama al-Ayyām menyoroti masa kecil Hussein di desa kecil di Mesir. Ia kehilangan penglihatannya pada usia tiga tahun akibat kesalahan medis, dan sebagai seorang anak tunanetra, ia menghadapi banyak tantangan. Meskipun begitu, ia tumbuh dengan rasa ingin tahu yang besar dan kecintaan terhadap pembelajaran. Buku ini juga menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan Mesir, ritual agama, dan pandangan tradisional yang sering kali berbenturan dengan pemikiran kritisnya. Hussein menggambarkan bagaimana keterbatasan fisiknya tidak menghalangi keinginan kuatnya untuk memahami dunia di sekitarnya.
Jilid Kedua: Studi di Universitas al-Azhar dan Paris
Bagian kedua dari al-Ayyām berfokus pada pengalaman Hussein ketika melanjutkan pendidikan di Universitas al-Azhar di Kairo dan kemudian di Universitas Paris (Sorbonne). Di al-Azhar, Hussein kecewa dengan metode pengajaran tradisional yang ketat dan lebih berfokus pada hafalan daripada pemahaman mendalam. Ketika pindah ke Prancis, ia menemukan kebebasan intelektual dan berbagai gagasan baru yang mengubah cara pandangnya. Hussein tertarik pada filsafat, sastra, dan humanisme Barat, serta mulai mempertanyakan pandangan-pandangan tradisional yang sebelumnya ia anut.
Jilid Ketiga: Kembali ke Mesir dan Menjadi Tokoh Nasional
Dalam jilid ketiga, Hussein kembali ke Mesir dan mulai membagikan pemikirannya melalui tulisan-tulisan kritisnya, yang sering kali kontroversial. Dia mengadvokasi reformasi pendidikan, kebebasan berpikir, dan modernisasi budaya Arab. Hussein meyakini bahwa pendidikan dan pemikiran kritis adalah kunci untuk kemajuan masyarakat. Selama masa ini, ia juga berperan dalam membangun Universitas Kairo dan menerapkan reformasi pendidikan yang lebih terbuka terhadap ilmu pengetahuan dan budaya Barat.
Gagasan penting Taha Hussein:
1. Kemandirian dan Ketahanan: Sebagai penyandang tunanetra, Hussein menggambarkan perjuangan pribadinya untuk memperoleh pendidikan, mengatasi prasangka, dan memperjuangkan haknya untuk berpikir secara bebas.
2. Pertentangan antara Tradisi dan Modernitas: al-Ayyām mencerminkan ketegangan antara tradisi Islam dan nilai-nilai modern yang ia temui di Eropa. Hussein mendorong pemikiran rasional dan pembaruan dalam masyarakat Arab, meskipun ia tetap menghargai nilai-nilai tradisional yang konstruktif.
3. Pendidikan sebagai Alat Pembebasan: Hussein menekankan bahwa pendidikan adalah alat untuk mengangkat seseorang dari kemiskinan dan keterbatasan sosial, serta membangun masyarakat yang lebih adil.
al-Ayyām adalah karya monumental dalam sastra Arab, memberikan kontribusi besar terhadap pemikiran progresif di dunia Arab. Buku ini membuka jalan bagi diskusi tentang reformasi pendidikan, kebebasan intelektual, dan peran Islam dalam masyarakat modern. Melalui kisah pribadinya, Hussein memberi inspirasi kepada generasi muda untuk berjuang melawan keterbatasan mereka dan mengejar pengetahuan tanpa batas.
Posting Komentar
...