Articles by "uncategorized"

Tampilkan postingan dengan label uncategorized. Tampilkan semua postingan

     "Beberapa orang berpikir sepak bola adalah hidup dan mati. Tapi saya yakinkan Anda, ini akan jauh lebih penting daripada itu semua." begitu pernyataan yang dilontarkan dari bibir manajer legendaris Liverpool, William “Bill” Shankly, yang seakan menjadi gambaran sesungguhnya ketika menyaksikan rivalitas terbesar dalam sejarah sepak bola Inggris antara Liverpool dan Manchester United. Nama besar kedua tim seakan menjadi ikon yang tak bisa lepas dan saling melengkapi satu sama lain di dalam ranah sepak bola Inggris saat ini.
     Jika ditarik ke belakang, rivalitas Liverpool dan MU ini tak bermula dari urusan lapangan semata. Dunia bisnislah yang pertama kali membuat api rivalitas menggelora dalam sejarah dua klub tersebut. Pada abad ke-19, hubungan kedua kota itu awalnya sangat harmonis, karena Liverpool terkenal sebagai kota pelabuhan besar di Inggris, dan Manchester merupakan kota pertama yang perekonomiannya cukup maju semenjak revolusi Inggris.
     Namun, hubungan manis itu harus retak pada akhir 1878. Depresi dunia ketika itu, membuat Manchester "menyalahkan" Liverpool karena dianggap telah memberlakukan tarif tinggi bagi jalur distribusi produk-produk mereka. Kecewa, Manchester lantas membangun pelabuhan sendiri untuk mendistribusikan hasil industri kotanya ke seluruh dunia pada 1894.
     Langkah itu, secara tidak langsung akhirnya membuat pendapatan kota dan penduduk di Liverpool turun dengan drastis. Semenjak inilah awal aroma kebencian masyarakat kedua kota itu terjadi. Para Scouse, sebutan warga Liverpool, menilai Mancunian, sebutan bagi warga Manchester, sebagai biang kerok dibalik kekacauan yang terjadi di kotanya.
     Kebencian ini pula yang kemudian merasuki ranah sepak bola. Untuk urusan lapangan hijau, Liverpool memang lebih dulu "besar" dibanding dengan MU. Meskipun MU merupakan tim Inggris pertama yang memenangkan Piala Champions pada 1968, namun kesuksesan di era tersebut memang harus diakui adalah milik Liverpool. Memasuki era 1970-an, di bawah kepemimpinan Bill Shankly, Liverpool berubah menjadi raksasa sepak bola di Inggris maupun di Eropa.
     Di era ini, Liverpool menyabet 11 gelar juara Liga dan empat juara Piala FA. Termasuk juga prestasi mereka meraih Treble Winners pada tahun 1984 dengan menyandingkan gelar juara Liga dengan Piala FA dan Piala Champions. Bahkan, pada 1974, "The Reds" dapat tertawa bangga karena dapat meraih sukses di papan atas Liga dan Piala FA disaat MU harus rela bermain di Divisi II.
     Rivalitas itu kembali memanas memasuki era 1990-an, ketika pelatih asal Skotlandia, Sir Alex Ferguson, memulai karirnya bersama MU. Bahkan, di awal karirnya itu, Ferguson sempat dengan lantang mengatakan bahwa hal terindah bagi dirinya adalah ketika "memukul" Liverpool yang sedang berada di puncak kesuksesan.
     Dan pernyataan itu, bukanlah isapan jempol semata. Fergie membuktikannya tiga tahun setelah memulai karirnya bersama MU pada 1986. Fergie memberikan gelar Piala FA pertamanya untuk MU pada 1990. Setelah itu, giliran MU yang berubah bak raksasa Inggris dan dapat tertawa manis di atas "kesuksesan" Liverpool yang terakhir kali meraih gelar Liga Inggris pada 1989. Di era ini, MU mampu meraih 11 gelar juara liga dan 2 kali juara Liga Champions.
     Secara keseluruhan, gelar juara Premier League tahun 2011 telah menjadikan MU sebagai pemegang koleksi juara terbanyak dengan 19 gelar, mengalahkan Liverpool dengan 18 gelar. Namun, jika melihat gelar di Eropa, Liverpool jelas lebih unggul dengan raihan lima gelar Liga Champions dibanding MU yang baru mengantongi tiga gelar.
 
foto : tribunnews[dot]com

     Di tengah ramainya kesibukan merevisi kurikulum baru untuk anak-anak Indonesia, dengan segala harap-harap cemas akan efektifitasnya, ada baiknya kita sejenak mereview serba sekilas suatu sistim pendidikan yang diterapkan di Finlandia. Ya, Finlandia sebagai negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia.
     Negara dengan ibukota Helsinki (tempat ditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM) ini memang begitu luar biasa. Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) yang mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika.
     Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.
     Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lalu apa kuncinya sehingga Finlandia bisa menempati rangking puncak nomor satu dunia?
     Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes.
     Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.
foto : www.helsinki.fi

Apa gerangan kuncinya?
     Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
     Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.
     Pada usia 18 tahun, siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di Sekolah Dasar Poikkilaakso, Finlandia.
     Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.
     Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki.
     Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dan lain sebagainya. Kalau mendapat PR, siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
     Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
     Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Pemeringkatan dengan ranking nilai hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya, lalu cenderung mengabaikan siswa yang berada di peringkat yang lebih rendah.

     Bagaimana dengan Indonesia sendiri? Sistim baru dan kurikulum baru yang sementara uji publik, layak untuk ditunggu perkembangannya. Yang jelas, setiap usaha untuk memperbaiki sistim pendidikan di negeri ini, selayaknya selalu didukung dengan sepenuh hati demi kemajuan bersama.
referensi : sekolahorangtua.com

gambar : elpensamientoajeno.blogspot.com


foto : socialphy.com

     Matahari pagi menjemput kapal kayu yang mengantarku bersama penumpang lainnya merapat di dermaga Desa Kedi, desa pesisir di salah satu bagian sisi Barat Pulau Halamahera. Semalaman berayun-ayun menikmati laut yang kebetulan teduh gelombangnya di antara Ternate dengan Kedi ini, membuatku begitu bersemangat untuk segera melanjutkan perjalanan begitu kaki ini menjejak bibir dermaga Kedi.
     Desa Linggua adalah tujuan berikut, desa di mana Klan Bobane bermukim, sekaligus sebagai base camp sebelum menjangkau tujuan yang utama, Pantai Bobela. Host kami, Bapak Alex Bobane sudah menyiapkan penjemput 'ojek motor' yang akan segera membawa kami, saya dan teman saya Andi Parenrengi, menuju rumah Kepala desa Linggua. Kepala Desa yang tidak lain adalah keponakan Pak Alex sendiri, yaitu Jony Bobane.
Pantai Bobela dengan ombak yang selalu bergelora hampir sepanjang waktu, membentang hanya sekitar satu kilometer di salah satu sisi Pulau Halmahera bagian Barat. Gerusan ombak yang terus menerus, cukup aktif untuk mengerosi sisi pulau di bagian ini. Dua tanjung kecil di masing-masing ujung pantai seakan membentuk gerbang untuk merapat ke pantai.

     Pagi berikutnya, seiring surya yang mulai memancarkan hangat di ufuk Timur, perahu bermotor tempel membawa rombongan kecil kami, meninggalkan Desa Linggua menuju Bobela. Tidak lama, dermaga Kedi terlampaui, dan di kejauhan sana nampak Tanjung Ruba-ruba. Ada keramaian menuju tanjung ini, para karyawan dari pabik pengalengan ikan yang terletak di tanjung ini, memenuhi speed boat yang mengangkut mereka.
     Laut pagi yang masih teduh, namun di hadapan tajung Ruba-ruba sana, gelombang sesekali sudah asyik bercengkerama. Sesekali buih putihnya saling menghempas buih lainnya. Pemandangan yang indah sekaligus menyelipkan rasa jerih melihat ukuran perahu yang kami tumpangi ini yang terasa begitu kecil untuk nantinya meniti buih-buih putih itu sebentar lagi.
     Betul saja, begitu perahu ini mendekati area tanjung Ruba-ruba, gelombang sudah terasa mulai mempermainkan kestabilan gerakan perahu. Namun wajah-wajah ceria para pengantar kami yang malah asyik bercanda sambil sesekali menepuk air laut yang hampir saja melompat melampaui bibir perahu, setidaknya bisa menenangkan. Dan tidak lama kemudian, tanjung ini telah terlampaui. Gelombang yang tadinya nampak sangar, sekarang lebih stabil untuk  perahu kecil ini.
 
Klan 'Bobane' yang menjadi 'host' selama kunjungan ke Kabupaten Jailolo, Halamahera Barat. Dari kiri, Amos, Hero, Alex Bobane, Irles dan Jony Bobane yang juga adalah Kepala Desa Linggua, desa yang terletak bersebelahan dengan Desa Kedi.
 
Tegangnya wajah Andi Parenrengi masih begitu terasa setelah menempuh laut dari Kedi ke pantai Bobela. Perahu motor yang mengantar rombongan kami terasa terlalu 'imut' untuk sekadar menyandarkan rasa aman, apalagi nyaman untuk menaklukkan gelora ombak Tanjung Tomadere yang berhadapan dengan pulau kecil Boko Darah.
 
     Tidak lama kamudian, tanjung berikutnya, Tanjung Tomadere sudah nampak di kejauhan. Tepat di depan tanjung itu, ada pulau kecil, Pulau Boko Darah yang artinya 'pembuangan darah'. Kombinasi tanjung yang menjorok keluar, membentuk selat kecil dengan ombak yang arahnya tidak jelas. Belum lagi arus laut yang melintasi selat ini terasa begitu kuatnya. Hempasan ombak yang membentur dinding batu di sepanjang tanjung itu, akan ditimpali gelombang balik dari pulau kecil di hadapannya. Dan nama Boko Darah menjadi semakin pas untuk area ini, karena kecelakaan tenggelamnya perahu yang melintasi selat ini sudah begitu sering terjadi. Bahkan dua dari penumpang yang ada bersama saya sekarang ini, sudah pernah merasakan perahunya ditenggelamkan oleh gelombang yang selalu bergolak itu.
     Melintasi area ini, tidak ada lagi wajah yang ceria. Perahu kecil ini terasa semakin kecil saja. Ombak yang besar dengan arah yang tidak jelas, sesekali menjulurkan lidahnya untuk menyapu hingga di atas perahu ini. Basah, jerih, was-was sambil menyendok air laut keluar perahu untuk menyisakan tempat pada sapuan bibir gelombang berikutnya.
Perahu bermotor tempel tunggal yang mengantar saya dan rombongan, menempuh satu setengah jam untuk menjangkau Pantai Bobela dari Desa Kedi ke arah Utara.

     Setelah menuntaskan tujuan utama saya sebagai geologist ke Pantai Bobela dan bukit-bukit di sekitarnya, tibalah saat meninggalkan base camp di Linggua, untuk kembali ke Ternate. Asrinya desa Linggua, ramahnya host keluarga Bobane, masih begitu melekat diingatan. Bagaimana hidangan ikan-ikan kecil yang sudah diasapi menjadi sup hangat pengantar istirahat di malam yang panjang. Atau bagaimana olahan mi goreng instan yang dimodifikasi menjadi begitu hangat sebagai penyambut kami ketika pulang mengarungi laut yang ombaknya memandikan seisi perahu. Belum lagi sajian kopi hitam manis yang luar biasa nikmat. Betul-betul keramah-tamahan yang tidak tertandingi.
     Untuk kembali ke Ternate, kami menempuh jalur lain. Dari dermaga Kedi, menumpang speed boat selama satu setengah jam, menuju kecamatan Ibu, masih di pesisir Pulau Halmahera. Dari kecamatan Ibu, melanjutkan perjalanan darat, dengan kendaraan plat hitam yang disewakan, menuju ibu kota Kabupaten Jailolo. Perjalaman darat itupun ditempuh sekitar satu setengah jam, untuk sampai di pelabuhan Jailolo, dimana begitu banyak jenis angkutan yang siap mengantarkan menyeberangi selat menuju Ternate. Hari itu, pilihan tertuju pada kapal kayu yang cukup besar, yang menempuh selat Jailolo ke Ternate dengan waktu yang juga relatif sama dengan dua etape terdahulu, satu setengah jam.
     Di ibu kota Jailolo ini sebenarnya, host kami Pak Alex sangat mengharapkan kami untuk bisa juga bermalam di sana, dimana beliau tinggal selama ini bersama keluarga dan anak-anaknya. Namun mengingat sudah begitu banyak keramahan yang telah diberikannya selama ini, sehingga menjadi berat hati rasanya sekaligus kuatir jangan sampai keramahan yang beliau dan keluarga berikan tidak dapat kami balas dengan lebih pantas dan lebih baik di waktu yang akan datang, seandainya beliau suatu waktu kembali berkunjung ke Makassar
     Dibandingkan dengan rute pertama Ternate langsung ke Kedi yang ditempuh sepanjang malam, maka rute kembali ini lebih variatif dengan waktu tempuh yang relatif lebih singkat, tentu saja juga dengan konsekwensi biaya yang leibh besar.
       Perjalanan yang terasa terlalu singkat sehingga menyisakan kerinduan untuk bisa kembali menjelajah setiap jengkal pesisir Halmahera yang eksotis.

     Di setiap budaya mengembangkan pengertian tentang uang di dalam kearifannya. Setelah melalui perjalanan waktu yang panjang, kearifan-kearifan itu kemudian mengkristal membentuk baris-baris kalimat sebagai pepatah dan peribahasa. Nah, menyimak kalimat-kalimat sarat makna itu, yang di dalam artikel ini khusus tentang uang, mungkin bisa membantu kita menafsirkan bagaimana kedudukan 'uang' di dalam suatu budaya yang sudah terbentuk.
     Biar tidak terlalu panjang lebar pengantarnya, mari langsung menyimak sebahagian kecil peribahasa dari berbagai bangsa besar di dunia. Oh iya, anda bisa menambahkan peribahasa atau pepatah yang Anda ketahui namun tidak sempat terangkum dalam tulisan ini, di bagian komentar di bawah. Juga jangan ragu-ragu untuk sekadar berbagi penafsiran sekiranya ada peribahasa yang menggelitik di dalam citarasa Anda.

* Ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang. - Film Indonesia
* Banyak murid telah mendapatkan kekayaan lebih dari tuannya. - Yunani
* Jika seseorang mempunyai seratus dolar dan menghasilkan satu juta dolar, maka hal tersebut sangat luar biasa; Tetapi jika seseorang mempunyai seratus juta dolar dan menghasilkan satu juta dolar, maka hal tersebut tidak bisa terhindarkan. - Amerika
* Misers mengumpulkan kekayaan bagi mereka yang ingin mereka mati. - Polandia

* Jika Anda ingin menipu orang yang kaya dan kuat, Anda jangan menghina mereka. - Jepang
* Dia yang meminjam maka dia akan mengalami penderitaan. - Turki
* Ketika emas berbicara, setiap lidah akan diam. - Italia
* Orang yang menabung maka orang tersebut akan menjadi orang yang bebas.- Cina
* Ketika uang berbicara, kebenaran akan diam. - Rusia
* Uang milik masyarakat seperti air suci, maka semua orang membantu dirinya sendiri untuk mendapatkannya. - Italia

* Uang menyebabkan bajingan menjadi diakui. - Yiddi
* Uang adalah uang, dari manapun itu berasal. - Perancis
* Jika Anda memiliki uang, Anda memiliki kebijaksanaan; jika tidak, maka Anda bodoh. - Turki
* Dia yang meminjam akan mengalami penderitaan. - Turki
* Jika kemanapun Anda pergi Anda erat dengan uang, maka Anda akan disambut dengan kehidupan yang tidak cerah.- Cina

* Siapa yang membayar utang-utangnya akan menjadi kaya. - Perancis
* Makan dan minum dengan teman-teman Anda tetapi tidak melakukan perdagangan dengan mereka. - Turki
* Di bawah kapitalisme, manusia mengeksploitasi manusia; Di bawah sosialisme, keadaan yang terjadi adalah yang sebaliknya. - Polandia
* Kegagalan datang untuk memenangkan uang. - Cina

* Ketika keberuntungan Anda meningkat, kolom rumah Anda menjadi bengkok. - Armenia
* Bukan uang jika tidak memberikan kebahagiaan walaupun dalam jumlah uang yang banyak. - Rusia
* Menginginkan sesuatu dalam waktu yang cukup lama maka Anda tidak bisa mendapatkannya. - Cina
* Ucapan bodoh dari orang kaya akan menjadi ucapan yang bijaksana. - Spanyol

* Kekhawatiran tentang uang bukan luka yang fana. - Perancis
* Ketika Anda miskin, tetangga tidak akan datang, setelah Anda menjadi kaya, Anda akan terkejut dengan kunjungan dari kerabat jauh. -Cina
* Mendapatkan uang seperti menggali menggunakan jarum. Pengeluaran itu seperti air yang cepat meresap ke dalam pasir. -Jepang
* Bila Anda hanya memiliki dua sen yang tersisa di dunia, maka Anda beli sepotong roti dengan satu sennya dan bunga lili dengan satu sen lainnya. - Cina
* Jika uang kecil tidak dikeluarkan, maka uang besar tidak akan masuk. - Cina

* Memiliki satu sen seperti memiliki uang yang banyak jika Anda tidak memiliki uang sepeser pun. - Yiddi
* Sulit untuk menjadi kaya tanpa menyombongkan diri seperti sulitnya menjadi miskin tanpa mengeluh. - Cina
* Mereka yang menghina uang akhirnya akan mengemis kepada teman-teman mereka. - Cina
* Hati yang bahagia lebih baik daripada sebuah tas yang penuh dengan uang. - Italia
* Setelah orang kaya menjadi kaya, ambisi berikutnya adalah menjadi lebih kaya. - Amerika
* Tidak ada jumlah uang yang dapat membuat orang lain memuji Anda di belakang Anda. - Cina
* Uang tidak dapat membeli keinginan hati. - Cina

* Jika Anda memiliki uang, Anda dapat menciptakan hantu dan setan kembali ke gerinda. - Cina
* Jalan terpendek menuju kekayaan terletak pada penghinaan kekayaan. - Seneca
* Dengan uang di saku Anda, Anda menjadi bijak, tampan, dan bernyanyi dengan baik. - Yiddi
* Satu sen yang ditabung adalah satu sen yang diperoleh. - Benjamin Franklin

Note:
Bahasa Yiddi (×™×™ִדיש, Jiddisch) adalah sebuah bahasa Germanik yang dipertuturkan oleh 4 juta jiwa, terutama oleh umat Yahudi Eropa Timur atau disebut pula kaum Ashkenazim. Nama Yiddi kemungkinan merupakan singkatan dari yidish-taytsh (×™×™ִדיש - טיַיטש), atau "bahasa Jerman-Yahudi".Secara tipologis bahasa Yiddi adalah sebuah bahasa Germanik dan berkerabat dengan bahasa Jerman, bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Meskipun begitu, bahasa ini ditulis menggunakan huruf Ibrani. Kosakatanya sebagian besar juga Germanik meski bahasa ini banyak mengandung kata-kata serapan dari bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Slavia. (Wikipedia Indonesia)

     Teka teki ini adalah teka teki matematika yang dikenal dengan nama Collatz Conjecture atau "3n+1" yang diajukan oleh Lothar Collatz pada tahun 1937. Teka teki itu melibatkan operasi bilangan bulat yang dilambangkan "n". Singkatnya, ada dua syarat yang berlaku dalam Collatz Conjecture. Jika bilangan bulat (n) adalah bilangan genap, maka dibagi dua (n/2) dan jika ganjil maka dikalikan 3 kemudian ditambah 1 (3n+1).

     Untuk contoh, coba ambil angka 6 sebagai nilai "n".
     Karena 6 genap, maka dibagi 2, hasilnya adalah 3.
     Nah, 3 adalah bilangan ganjil, maka dikali 3 dan ditambah 1, hasilnya 10.
     Lalu, 10 (karena bilangan genap) maka dibagi 2, hasilnya 5.
     Kemudian, 5 dikali 3 dan ditambah 1, hasilnya 16.
     Angka 16 dibagi 2, hasilnya 8. Kemudian 8 dibagi 2 hasilnya 4 dan 4 dibagi 2 lagi hasilnya 2.
     Angka 2 adalah bilangan genap, maka dibagi 2 lagi dan hasilnya 1.

     Nah, jika diurutkan, maka deretannya adalah 6, 3, 10, 5, 16, 8, 4, 2, 1.
     Menurut Collatz, angka berapapun yang Anda masukkan sebagai "n", maka akhirnya akan sampai ke urutan akhir 16, 8, 4, 2, 1. Dari contoh di atas, untuk angka 6 telah terbukti kebenarannya, mengikuti aturan yang dikemukakan oleh Collatz.
     teka tekinya adalah, TEMUKAN nilai "n" yang tidak berakhir seperti 
deret (16, 8, 4, 2, 1) di atas.
     Anda bisa mulai mencobanya dengan mengambil angka lain, lalu temukan nilai 'n' yang melenceng dari ketetapan Collatz tersebut. Supaya lebih menantang, cobalah dengan angka yang besar. Oh iya, sekadar info, teka-teki ini sudah berumur 74 tahun.. nah siapa tahu setelah mengutak-atik sejenak, ternyata Andalah yang kemudian berhasil memecahkannya.?

     Tersebutlah di satu pulau kecil, tinggallah berbagai macam penduduk abstrak... ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, cuaca begitu buruknya, badai datang menghempas pulau kecil itu sehingga air laut tiba-tiba naik dan perlahan-lahan akan menenggelamkan pulau itu.
     Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. la berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik dan mulai membasahi kaki Cinta.
     Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku," teriak Cinta. "Aduh, Maaf Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku." Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali. namun tidak lama kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!," teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena tadi tanpa sengaja ia menemukan perahu yang sekarang dikendarainya, sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.
     Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang sehingga Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!" teriak Cinta. "Wah Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini," sahut Kecantikan.
     Cinta sedih sekali mendengarnya. la mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta. "Maaf. Cinta, Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. la merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
     Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara. "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
     Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu. siapa sebenamya orang tua yang tadi menolongnya itu.
     "Oh orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu. "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.
     "Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu lah yang bisa mengerti dan tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ..."

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.