Articles by "Pada Suatu Waktu"

Tampilkan postingan dengan label Pada Suatu Waktu. Tampilkan semua postingan

     Tidak terlalu jelas di dalam ingatan saya, berapa jumlah anggota Korpala maupun simpatisan yang bersama-sama menjejakkan kaki di puncak Bulusaraung waktu itu. Begitu ramai rasanya, apalagi untuk mencapai Desa Tompo' Bulu' di kaki Bulusaraung, harus ditempuh dengan berjalan kaki seharian penuh.
     Rombongan hanya bisa diantar oleh bus milik Unhas sampai di Balocci. Beruntung karena cuaca di bulan September tahun 1985 itu begitu baik dan cerah, sehingga acara bermalam di Balocci berlangsung lancar. Pagi harinya rombongan baru bergerak menuju Tompo' Bulu' dalam kelompok-kelompok kecil yang dibentuk. Menjelang sore, barulah rombongan saya yang anggotanya sekitar 15 orang, sampai di Tompo' Bulu'. Kelompok ini juga yang kemudian tetap bersama-sama bahu-membahu menuju puncak, keesokan paginya.
di bagian depan ada Bahtiar Baso, Bob, Buyung, Kenanga dan Naya. 
di belakanga ada Hero, Afras, Ahmad Negarawan, Hukman, Magdalena dan Sulaeman Qamar. Beberapa lainnya tidak sempat melekat 'nama'nya di memoriku.. maafkan saya brader..

     Mencapai puncak Bulusaraung dari Desa Tompo' Bulu' terasa lebih singkat. Hanya sekitar 2 jam, hampir seluruh peserta sudah mencapai puncak. Jauh terasa lebih melelahkan ketika sepanjang hari kemarin melintasi setapak di kaki bukit dari Balocci ke Tompo' Bulu'.
 beberapa teman dari FK dan FKG turut serta di dalam kelompok saya. Sayang sekali nama-nama mereka tidak cukup lekat di dalam ingatan. Bila ada yang bisa membantu, dengan senang hati saya menunggu koreksinya di halaman komentar di bawah.

      Masih banyak juga teman-teman yang lain yang tidak sempat ter 'cover' dalam cakupan kamera. Katakan misalnya ada Iwan Sumantri ataupun As'adi Abdullah.. karena rombongan dibagi-bagi ke dalam kelompok-kelompok kecil itulah, sementara jumlah kamera jadul tidak memadai untuk meliput seluruhnya. Meskipun demikian, tanggapan dan co'do'-co'do' kalian tetap saya nantikan dengan senang hati.. :)
      Butuh waktu 2 malam dan 3 hari untuk kembali pulang ke rumah. Kondisi yang tentu saja sudah sangat jauh berbeda dibandingkan sekarang. Saat ini, sarana jalan permanen sudah menjangkau hingga ke kaki gunung, memungkinkan menjangkau puncak Bulusaraung tanpa harus bermalam di lapangan.
     So, adakah yang mau reuni, napak tilas jalur di saat-saat pertama Korpala memancangkan kaki yang kemudian berdiri kokoh hingga saat ini?

     Tim kecil Korpala Unhas di tahun 1990 di bawah koordinasi 'Chief' Arifin Jaya, menuntaskan suatu acara 'jappa-jappa' yang begitu bersahaja. Melintasi area sekitar Bulusaraung, telah meninggalkan begitu banyak kenangan indah yang selalu segar dan menggelitik tawa kala mengenangnya.
     Chief Arifin yang memimpin tim dengan begitu kocak, ditimpali simpatisan 'Nurdin' yang senyumnya selalu mengembang. Terus ada Adi dan Bastian yang selalu mempertengkarkan kacamata hitam, yang saya betul tidak tahu kacamata siapa sebenarnya itu. Bahkan saya sempat mengira itu kacamata penjual kacang yang tertinggal sehabis nonton orkes dangdut.
     Epong, Ferry dan Ekend.. yang calla-calla nya segar dan kreatif sepanjang jalan..
 Hilda, Hero, Nasir, Nurdin, Adi Tong, Bastian, Ekend dan Welly
di bagian depan ada Epong, Ferry dan Yuyu
dan di saat inilah tragedi 'senter' itu terjadi.. beberapa saat setelah selesai menunaikan shalat subuh di mesjid, sesuai rencana tim segera melanjutkan perjalanan dengan tujuan kaki gunung Bulusaraung di Desa Tompo Bulu. Setelah tim selesai berdoa dan siap mengayunkan langkah pertama, tiba-tiba 'Chief' menginstruksikan tim untuk segera mengeluarkan senter dari dalam ransel. Langkah diurungkan, senter disiapkan sesuai instruksi.
Tidak lama tim berjalan, fajar yang sudah merekah sejak tadi, menjadi semakin terang. Tim tetap dengan patuh menyenter jalan yang dilalui hingga jam 8 pagi...
 darimana itu Chief dapat cerek warna merah..
oh iya, sebelum tim menuju Bantimala, terlebih dahulu singgah di rumahnya Uche di Kota Pangkep. Ceritanya sih, ngajak Uche untuk ikut di dalam tim. Namun sayang sekali, beliau tidak bisa ikut bersaja rombongan. Tapi cerita sebenarnya sih, Chief lagi bingung cari transportasi dari Pangkep ke Bantimala, sementara malam sudah semakin larut. Jadi hitung-hitung, daripada bikin 'bivak' di pinggir sawah, mending di tempat Uche saja.. 
terimakasih Uche, untuk semua sajian malam itu.. perlahan-lahan celoteh rewel personil tim semakin sayup seiring perut yang semakin penuh..
dan untuk Chief Arifin Jaya, terimakasih brader.. memori perjalanan itu selalu hidup dan indah di dalam kenanganku.
p s:
khusus untuk Bastian, Adi, Ekend, Uche, Yuyu, Hilda, Epong
Ferry atau siapa saja yang terlibat di perjalanan waktu itu,
tolong bantu isi komentar di bagian bawah
tambahkan cerita-cerita lain di sepanjang perjalanan ini
yang tidak sempat terekam di memoriku..
I miss U all...

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.