Wisata Alam Korpala: Lembang Bu'ne - Lompobattang - Majannang

     Malam dingin pekat Lembang Bu'ne memeluk erat peserta wisata alam ke-3 yang digelar Korpala di tahun 1990 itu. Jam masih menunjukkan pukul 10 malam, masih empat jam sebelum mengeksekusi rencana wisata itu. Rumah panggung Daeng Mengngu' cukup lapang untuk menampung kami semua. Perjalanan rencananya akan dimulai pukul 2 dinihari nanti. Panitia menginformasikan agar peserta sebisa mungkin terlelap tidur sambil menanti empat jam berikut. Tentu saja, selain agar waktu menunggu menjadi tidak terasa, istirahat itu bisa memulihkan tenaga untuk mempersiapkan perjalanan nanti menuju puncak Lompobattang. Maklum saja, tidak semua peserta wisata ini adalah anggota Korpala. Sebahagian partisipan dari berbagai jurusan di Unhas, beberapa diantaranya adalah anggota tetangga-tetangga ukam di pkm.
     Tetapi alih-alih bisa terlelap, rasa kantuk sedikitpun sama sekali tidak muncul di kepalaku. Lalu, apakah aku akan menunggu kesunyian empat jam berikut diantara mereka-mereka yang bisa terlelap? Ah, aku menjadi usil. Mulailah aku melontarkan joke-joke kecil, setengah berbisik untuk satu dua orang di samping. Namun di malam yang sunyi itu, suara bisik itu masih cukup nyaring untuk terdengar. Dan mulailah, dari seorang dua orang, akhirnya keriuhan menjadi hangat oleh joke-joke yang saling bersahutan dari masing-masing penutur. Selamatlah, empat jam berlalu tanpa sempat terpejam sedikitpun.
     Rombongan wisata sukses melalui puncak Lompobattang, bergerak sedikit lebih lanjut, menemukan Ko'bang, makam tua yang terletak di puncak yang sedikit lebih rendah dari puncak Lompobattang. Ko'bang merupakan sebutan untuk makam Tuanta Salamaka, atau yang dikenal sebagai Syekh Yusuf. Tentu saja makam itu bukan makam yang benar-benar makam yang mengandung jasad Syekh Yusuf. Tetapi merupakan simbolisasi ikatan batin para pengikut beliau secara turun temurun. Namun demikian, bagi awam yang rutin berziarah ke Ko'bang, mereka akan meyakini dengan sepenuh jiwa, bahwa jasad beliau memang ada bersemayam di sana.
     Matahari sudah sangat condong ke cakrawala barat, rombongan berhenti untuk melewatkan malam, di posisi yang sedikit lebih rendah dari Ko'bang. Banyak batu yang membentuk ceruk-ceruk kecil menjadi tempat berlindung semalaman dari hembusan angin dingin. Kebetulan, ceruk batu yang saya gunakan cukup kecil, sehingga hanya bisa untuk memuat diri saya sendiri. Malam yang indah, disinari kerlip bintang yang lebih terang. Malam ini tidak ada joke. Lelah, tentu saja mengantar tidur yang begitu lelap menjelang pagi keesokan hari.
 Awaluddin Lasena, Arifin Jaya, Hero Fitrianto,
Ada Nurdin, Yusran Wahid, Aco Lologau, Nona, Rustam Rahmat dan Bastian.
     Aku sedang mempersiapkan sarapan, ketika ada Bastian mendekat ke ceruk tempatku bermalasan di pagi yang masih dingin. Ikan kaleng yang saya panaskan di kompor parafin, segera dibedah begitu terasa sudah hangat. Dan terjadilah, kami menyantap roti tawar yang membalut isi kaleng yang hangat itu. Burger ala Ko'bang, begitu Bastian nyelutuk menikmati setiap gigitan roti di tangannya. Ah.. miss this moment bro..
     Matahari sudah mulai tinggi, ketika rombongan melanjutkan langkah, menuju Majannang. Perlahan-lahan meninggalkan ketinggian, menyusuri lereng menuju lembah hulu sungai Jeneberang. Sasaran camping berikutnya adalah Raulo.
 membekukan permainan cahaya.. ada Uci Kasim dengan temannya anak menwa cewek berkacamata (lupa namanya)
 siap-siap meninggalkan Majannang, berdoa bersama.. ada Saribuana Nur.
 camping di Raulo. Gagahnya Yani Abidin..
     Lebih banyak kesempatan berpose di depan kamera setelah tiba di Raulo. Masak-masak, bercanda dan foto-foto. Hangatnya pagi terasa berbeda dibanding pagi di Ko'bang. Serangkaian memori telah tergurat, tentu saja dengan joke kekonyolan selama perjalanan wisata ini, yang sebentar lagi akan dibagikan untuk kerabat di kampus yang tidak sempat berwisata bersama di kesempatan ini.
 menikmati hangatnya Raulo. Ada Asri, juga Guntur
lalu doa-doa.. mengiringi langkah yang sebentar lagi meninggalkan Raulo.
  once upon a time, Ko'bang sekitar Lompobattang
     Beberapa nama tidak sempat terekam baik di memori saya. Karenanya, melengkapi kenangan perjalanan wisata itu, dengan senang hati saya menunggu tambahan komentar di bawah.

Malam dingin pekat Lembang Bu'ne memeluk erat peserta wisata alam ke-3 yang digelar Korpala di tahun 1990 itu.

Posting Komentar

  1. Bastiang ParukiRabu, 17 Juli, 2013

    terlalu banyak kenangan membuat saya tidak bisa berkomentar...... really I miss this moment too

    BalasHapus

...

[blogger][facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.