Bisnis Mie Sapi ala Deddy Rustandi

      Seperti apakah pekerjaan yang 'keren' menurut Anda?
      Bekerja kantoran atau mendorong gerobak jualan mie? Saya yakin jawaban kebanyakan orang adalah karyawan kantor yang bekerja di gedung perkantoran, pakaian rapi, naik mobil, walaupun masih cicilan, tak jadi masalah. Yang penting terdengar dan terlihat keren! Rasanya pun tidak memalukan, ya kan? Tapi coba disuruh dorong gerobak bakso, panas-panas, atau bahkan mungkin juga kehujanan. Apakah Anda mau?
      Itulah yang dipilih teman saya, Deddy Rustandi. Setelah bertahun-tahuna bekerja di Bogasari, akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan jualan mie Sapi dengan gerobak. Mengapa mie sapi? Buat Deddy mie sapi terdengar unik, karena selama ini orang hanya mengenal mie ayam. Jadi dengan usahanya ini Deddy berharap, ada alternatif lain selain mie ayam.
       Memakai pakaian koki lengkap, Deddy keliling-keliling kompleks di Depok. Ini bukanlah suatu adegan dalam sebuah acara TV, seperti sangkaan ibu-ibu yang melihatnya, melainkan sebuah realita yang dilakukan Deddy pada awal karirnya sebagai pengusaha mie Sapi. Hari pertama mendorong gerobak, diakui Deddy adalah yang terberat. Bukan masalah fisik melainkan, mental. Istrinya sempat menangis melepasnya di pintu rumah.
      "Orang bilang selama ini kita harus kerja keras. Kerja keras itu apa? Saya dalam sehari menjual 200 mangkok selama beberapa jam itu penghasilannya jauh dari yang saya dapat selama bekerja kantoran. Jadi jangan sangka penjual mie itu pendapatannya kecil lho! Asalkan mereka mau me-manage dengan baik, hasil yang diperoleh jauh dari cukup. Asal servisnya bagus!" Dan itulah yang dimiliki Mie Sapi DR, merk dagang Deddy. Deddy ingin merubah image bahwa yang namanya makanan gerobak bisa juga premium.Hal itu dibuktikan Deddy melalui kualitas produk dan servis.
      Supaya kualitas produk terjaga dengan baik, Deddy membuat semuanya sendiri. Baik itu mie, pangsit dan bakso. Awalnya sih, Deddy ingin memesan mie ke orang, tapi tidak ada orang yang dapat memenuhi kriteria mie idamannya. Akhirnya Deddy memutuskan untuk buat sendiri. Setiap hari, Deddy menggenjot bambu untuk menguleni adonan mie. Setelah bersusah payah menggenjot selama sebulan, Deddy mendapatkan alat pencetak mie yang bisa mencetak mie berukuran kecil menyerupai bihun.
      Salah satu upaya servis prima yang dilakukan oleh Deddy adalah dengan menciptakan sebuah standard operating procedure (SOP) berupa tulisan pada gerobaknya yaitu "TEGURLAH PENJUAL KAMI APABILA TIDAK MEMAKAI SARUNG TANGAN & CELEMEK". Kalau ada yang melanggar, pembeli mendapatkan mie gratis. Tujuan ini adalah untuk menunjukkan, bahwa makanan gerobakpun bisa bersih.
       Untuk menjamin kebersihan Mie Sapi DR juga menggunakan mangkok sekali pakai dan mangkok yang dapat dimakan. "Mana mungkin bisa higienis, kalau hanya satu ember berisi air untuk mencuci sekian puluh mangkok?" tukas Dedi.
      Dedi memulai usahanya pada awal Januari 2006 dan sekarang Deddy, sudah tidak lagi mendorong-dorong gerobak. Untuk mitra bisnis yang tidak memiliki modal, Deddy menerapkan sistem cicilan. "Dari setiap keuntungan Rp. 2.000/mangkok yang diperoleh, Rp.1.000 untuk mencicil gerobak Rp. 1.000,- lagi untuk mereka. Kalau lancar, dalam sebulan cicilan gerobak bisa lunas". Buat mereka yg tidak mau mendorong gerobakpun tetap dapat gerobak yang bisa ditempatkan di depan warung misalnya. Sistem ini berlaku bagi siapa saja dan tidak ada pembayaran royalti untuk franchisenya ini. Saat ini Deddy sudah memiliki 4 outlet di Jakarta dan puluhan gerobak yang tersebar di kawasan Depok dan BSD. Palembang dan Batam adalah target berikutnya. Nah, tertarik ikutan bisnis mendorong gerobak?


tulisan dari
http://temanmakan.multiply.com/tag/deddy%20rustandi 
29 Juli 2008

Itulah yang dipilih teman saya, Deddy Rustandi. Setelah bertahun-tahuna bekerja di Bogasari, akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan jualan mie Sapi dengan gerobak. Mengapa mie sapi? Buat Deddy mie sapi terdengar unik, karena selama ini orang hanya mengenal mie ayam. Jadi dengan usahanya ini Deddy berharap, ada alternatif lain selain mie ayam.

Posting Komentar

...

[blogger][facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.