Articles by "So What.."

Tampilkan postingan dengan label So What... Tampilkan semua postingan

      Progresophobia adalah kecenderungan untuk takut atau khawatir terhadap perubahan dan perkembangan dunia modern. Orang yang menderita progresophobia akan merasa tidak nyaman dengan perubahan dan inovasi dalam berbagai aspek kehidupan seperti teknologi, budaya, dan ekonomi. Mereka merasa lebih aman dan nyaman dalam situasi yang stabil dan familiar dan cenderung menghindari atau menentang perubahan yang dianggap dapat mengganggu stabilitas tersebut.
     Progresophobia bisa menjadi hal yang wajar dalam beberapa situasi karena perubahan bisa memunculkan ketidakpastian dan risiko. Namun, bila terlalu ekstrem, hal ini dapat menghalangi kemajuan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan.

     Beberapa contoh kasus progresophobia:
1. Ketakutan pada teknologi
     Sebagian orang mengalami progresophobia atau takut menghadapi perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat. Mereka cenderung merasa lebih nyaman dengan cara-cara lama atau tradisional, dan enggan untuk mencoba teknologi baru. Contohnya, seseorang yang takut dengan teknologi mungkin akan menolak untuk menggunakan smartphone atau internet, meskipun teknologi ini sangat berguna dan membantu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ketakutan pada perubahan sosial
     Beberapa orang mungkin merasa cemas atau takut dengan perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seseorang yang enggan untuk menerima perubahan budaya mungkin merasa cemas dengan kehadiran imigran atau kelompok-kelompok minoritas lainnya di negara mereka, dan merasa bahwa ini akan mengancam identitas atau keamanan mereka.
3. Ketakutan pada perubahan politik
     Beberapa orang mungkin merasa ketakutan atau tidak nyaman dengan perubahan politik yang terjadi. Contohnya, seorang yang tidak terbiasa dengan demokrasi mungkin merasa takut pada perubahan politik yang memungkinkan adanya pemilihan bebas atau keterlibatan aktif masyarakat dalam proses politik.

     Progresophobia dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk faktor psikologis, sosial, dan budaya. Rasa takut pada ketidakpastian, ketakutan pada kehilangan kekuasaan atau kendali, atau ketidaknyamanan pada perubahan yang bergantung pada nilai atau tradisi tertentu, dapat memicu timbulnya progresophobia.

     Dari kacamata Evolusionis, rogresophobia sebenarnya adalah hasil dari evolusi manusia. Sejak zaman prasejarah, manusia telah mengembangkan ketakutan terhadap hal-hal yang tak dikenal atau baru, sebagai bentuk perlindungan atas dirinya sendiri. Ini disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk tetap dalam wilayah yang aman dan familiar, untuk melindungi diri dari bahaya dan meningkatkan kemungkinan bertahan hidup.
     Rasa takut ini dapat membatasi kemampuan manusia untuk berkembang dan memajukan diri. Evolusi manusia telah menghasilkan kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi rintangan atau tantangan baru. Namun, beberapa individu mungkin memiliki ketidakmampuan untuk mengatasi ketakutan terhadap perubahan dan kemajuan, yang mengarah pada progresophobia.

     Dalam evolusi manusia, ketakutan terhadap perubahan atau hal yang baru diekspresikan sebagai bentuk mempertahankan keteraturan dan kestabilan dalam lingkungan mereka. Namun, ketika ketakutan ini berlebihan, dapat mencegah individu untuk mencoba hal-hal baru atau inovasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
     Evolusionis menyatakan bahwa progresophobia lebih merupakan ketakutan irasional berdasarkan insting evolusi yang kadang-kadang berlebihan, daripada sesuatu yang seharusnya dijadikan landasan untuk menentukan kebijakan dan tindakan.

     Menurut pandangan Neurosaintis, progresophobia merupakan sebuah respon dari otak manusia yang dikenal sebagai "fear response". Fear response ini terjadi saat otak manusia merespons suatu stimulus yang dianggap berbahaya dan mengancam keselamatan.
     Dalam konteks progresophobia, otak manusia merespons ketakutan terhadap perubahan dan inovasi sebagai suatu ancaman keamanan. Hal ini terjadi karena otak manusia cenderung mencari keselamatan dan kenyamanan dalam situasi yang familiar dan stabil.
     Perubahan dan inovasi sebenarnya dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. Otak dapat berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, sehingga meningkatkan kesempatan untuk kelangsungan hidup dan kesuksesan.

     Mengatasi progresophobia dapat dilakukan dengan merubah persepsi dan memahami bahwa perubahan dan inovasi sebenarnya dapat membawa manfaat. Otak dapat berkreasi secara positif dengan mencari informasi baru, beradaptasi dengan inovasi, sehingga bisa menerima kemajuan dan perubahan.
     Pendidikan, peningkatan keterampilan, dan pengembangan rasa percaya diri, memperluas pengetahuan dan belajar untuk menghadapi ketidakpastian, akan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah.

progresophobia

     Kesadaran kosmos, atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "cosmic consciousness," merujuk pada pengertian yang mendalam tentang kesatuan dan hubungan yang erat antara individu dengan alam semesta secara keseluruhan. Ini adalah konsep yang menggambarkan pemahaman bahwa kita sebagai manusia adalah bagian tak terpisahkan dari jaringan kehidupan yang lebih besar dan bahwa kesadaran kita terhubung dengan kesadaran kosmos itu sendiri.

     Pada dasarnya, kesadaran kosmos mengajarkan bahwa alam semesta adalah satu kesatuan yang harmonis, dan bahwa kita sebagai individu memiliki potensi untuk merasakan dan memahami keterhubungan ini secara dalam. Ini melampaui pemahaman konvensional tentang diri sebagai entitas terpisah dan menekankan pentingnya mengenali bahwa setiap bagian dari alam semesta saling mempengaruhi dan saling bergantung satu sama lain.

     Konsep kesadaran kosmos ini melibatkan pemahaman yang lebih luas tentang interkoneksi yang ada antara diri kita, alam, dan semua makhluk hidup di dalamnya. Ini melibatkan peningkatkan kesadaran diri, membuka pikiran dan hati untuk menerima pengalaman dan keajaiban yang terkait dengan alam semesta.

     Sebagai contoh, kesadaran kosmos adalah ketika seseorang merasakan rasa keterhubungan yang mendalam dengan alam saat berjalan di tengah hutan. Mereka merasakan kekuatan dan keindahan alam, mendengarkan suara angin yang melalui pepohonan, melihat kehidupan yang berkembang di sekitar mereka, dan merasakan energi yang hidup di sekitar mereka. Dalam momen-momen tersebut, mereka merasa menjadi bagian integral dari alam semesta, mengalami kesadaran yang lebih dalam tentang keterhubungan mereka dengan segala sesuatu di sekitar mereka.

     Penerapan lainnya dapat terlihat ketika seseorang mengembangkan empati dan perhatian terhadap makhluk hidup lainnya. Mereka menyadari bahwa tindakan mereka memiliki dampak pada alam sekitar dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi dan menjaga lingkungan. Mereka menghargai kehidupan dalam segala bentuknya dan berusaha hidup dengan harmoni dan rasa tanggung jawab terhadap keseluruhan alam semesta.

     Konsep kesadaran kosmos atau cosmic consciousness telah diperbincangkan oleh berbagai filsuf, spiritualis, dan pemikir dari berbagai tradisi dan zaman. Berikut adalah beberapa tokoh yang sempat saya himpun dengan rumusan pemikiran tentang kesadaran kosmos.

     Carl Jung, seorang psikolog dan filsuf Swiss, mengemukakan konsep kesadaran kosmos melalui pemahaman psikologis dan spiritual. "Who looks outside, dreams; who looks inside, awakes." ~"Mereka yang melihat ke luar, bermimpi; mereka yang melihat ke dalam, terbangun." Dengan menjelajahi alam bawah sadar dan mengintegrasikan berbagai aspek diri, seseorang dapat mencapai kesadaran yang lebih luas dan menyadari keterhubungan dengan alam semesta. Jung menekankan pentingnya memperoleh pemahaman tentang diri melalui introspeksi dan penggalian ke dalam alam bawah sadar. Menurutnya, melalui proses ini, kita dapat terbangun dari ilusi pemisahan dan memahami hubungan erat kita dengan alam semesta secara keseluruhan.

     Kita jangan hanya terjebak pada dunia luar yang penuh dengan khayalan dan harapan, melainkan memperdalam pengetahuan tentang diri sendiri, melihat ke dalam dan menyadari potensi kita yang tersembunyi.

     Alan Watts, seorang filsuf dan penyair Amerika, menekankan pemahaman tentang kesatuan alam semesta dan manusia. "We do not 'come into' this world; we come out of it, as leaves from a tree." ~"Kita tidak 'datang ke' dunia ini; kita muncul darinya, seperti daun dari sebuah pohon." Kita bukan entitas terpisah yang ada di dunia, melainkan bagian organik yang tak terpisahkan dari alam semesta.

     Watts menyampaikan pandangannya tentang asal mula kita sebagai bagian organik dari alam semesta. Ia mengajak kita untuk melihat diri kita sebagai ekstensi dari alam semesta yang luas, seperti daun yang tumbuh dari pohon. Kesadaran kita akan keterhubungan yang mendalam dengan alam semesta, dan menghindarkan kita dari pemisahan yang hanya menciptakan kesengsaraan dan ketidakpuasan.

     Eckhart Tolle, seorang spiritualis dan penulis terkenal, mengajak kita untuk melihat diri kita sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan alam semesta. "You are not separate from the whole. You are one with the sun, the earth, the air. You don't have a life. You are life." ~"Kamu tidak terpisah dari keseluruhan. Kamu bersatu dengan matahari, bumi, udara. Kamu bukanlah pemilik kehidupan. Kamu adalah kehidupan." Kita tidak hanya hidup di dunia ini, melainkan kita adalah perwujudan dari kehidupan itu sendiri.

     Tolle menyoroti pentingnya menyadari bahwa kita bukanlah entitas terpisah yang memiliki kehidupan, melainkan kita adalah kehidupan itu sendiri. Melihat diri kita sebagai manifestasi dari energi kehidupan yang ada di seluruh alam semesta. Kesadaran kosmos melibatkan pemahaman bahwa kita adalah bagian dari keseluruhan yang lebih besar. Dalam kesadaran ini, kita merasakan keterhubungan yang mendalam dengan matahari, bumi, udara, dan semua aspek kehidupan lainnya.

     Pierre Teilhard de Chardin, seorang ahli geologi dan teologis Prancis, menggabungkan ilmu pengetahuan dan spiritualitas dalam pemikirannya. "The world is round so that friendship may encircle it." ~"Dunia ini bulat agar persahabatan dapat mengelilinginya." Melibatkan pengakuan akan keterhubungan yang luas dan perlunya kerjasama dan persahabatan, memperlakukan dunia ini sebagai teman dan mengembangkan rasa persaudaraan dengan semua makhluk hidup.

     Teilhard de Chardin menekankan bahwa kesadaran kosmos tidak hanya melibatkan pemahaman diri, tetapi juga inklusi dan kepedulian terhadap semua bentuk kehidupan. Dalam memelihara persahabatan dan kerjasama, kita dapat menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam alam semesta.

     Immanuel Kant, Plato, dan Aristoteles adalah filsuf yang disimpulkan turut membahas konsep dan pemikiran yang relevan dengan kesadaran kosmos atau cosmic consciousness. Meskipun mereka tidak secara langsung merumuskan konsep ini dengan istilah yang sama, namun mereka memberikan wawasan yang dapat dihubungkan dengan pemahaman tentang keterhubungan antara individu dan alam semesta.

     Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman yang terkenal dengan karya-karyanya tentang epistemologi dan etika. Dalam pemikirannya, ia membahas mengenai pemahaman manusia tentang dunia dan pengetahuan objektif. Walaupun Kant tidak secara khusus merumuskan kesadaran kosmos, konsepnya tentang "dunia noumenal" dapat dikaitkan dengan pemahaman tentang keterhubungan yang lebih luas.

      Kant membedakan antara "dunia fenomenal" (yang dapat dijangkau oleh panca indera kita) dan "dunia noumenal" (realitas yang ada di balik pengalaman fenomenal). Meskipun manusia hanya memiliki akses terbatas ke dunia fenomenal, ia mengakui bahwa ada aspek-aspek yang lebih dalam dan tak terlihat yang dapat mempengaruhi pengalaman manusia. Dalam hal ini, konsep dunia noumenal dapat dihubungkan dengan pemahaman kesadaran kosmos yang mengajak manusia untuk melihat melampaui batasan persepsi konvensional dan menyadari hubungan yang lebih dalam dengan alam semesta.

      Plato, seorang filsuf Yunani kuno, menekankan pentingnya realitas ide atau bentuk ideal yang abadi di balik dunia yang tampak. Dalam karya-karyanya seperti "Mitos Gua" dalalm bukunya Politeia (negeri), Plato mengajarkan keberadaan realitas yang lebih tinggi di luar dunia fisik.

      Plato menjelaskan bahwa dunia material yang kita alami hanya merupakan bayangan atau pantulan dari realitas yang lebih tinggi. Ia berpendapat bahwa jiwa manusia berasal dari dunia ide dan saat hidup di dunia fisik, kita hanya mengingat atau merasakan kepingan-kepingan dari dunia asal kita. Dalam konteks kesadaran kosmos, pemikiran Plato mengajak kita untuk melihat melampaui dunia fisik dan menyadari adanya dimensi yang lebih dalam dan universal yang terhubung dengan alam semesta.

      Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno yang menjadi murid Plato, memiliki pemahaman yang berbeda tentang keterhubungan antara manusia dan alam semesta. Ia mengembangkan konsep hylomorfisme yang berpendapat bahwa segala sesuatu terdiri dari materi (hyle) dan bentuk (morphe). Menurutnya, bentuk memberikan identitas dan substansi pada materi.

      Aristoteles juga mengajarkan konsep "telos," yaitu tujuan atau potensi yang melekat dalam setiap entitas. Dalam hal ini, pemikiran Aristoteles mengajak manusia untuk memahami perannya dalam alam semesta dan untuk mengaktualisasikan potensi yang melekat dalam diri mereka. Konsep ini dapat terkait dengan kesadaran kosmos, di mana manusia diajak untuk menyadari dan mengintegrasikan potensi dan tujuan mereka dalam konteks yang lebih luas, yaitu alam semesta.

     Mereka memberikan dasar filosofis yang dapat dihubungkan dengan konsep Cosmos Conciousness. Ketiganya mendorong kita untuk melihat melampaui persepsi konvensional dan memahami keterhubungan yang lebih dalam dengan alam semesta. Pemikiran-pemikiran ini mengajak kita untuk melebur dengan realitas yang lebih tinggi, menyadari adanya dimensi universal, dan mempertimbangkan peran dan tujuan kita dalam konteks yang lebih luas.

      Untuk memahami kesadaran kosmos, sangat penting bagi kita untuk menggabungkan berbagai perspektif filsuf-filsuf ini dengan pemikiran-pemikiran modern dan spiritualitas kontemporer. Konsep ini merupakan tantangan bagi kita untuk mengembangkan kesadaran yang lebih luas, mengintegrasikan berbagai aspek diri, dan merasakan keterhubungan yang mendalam dengan alam semesta secara keseluruhan.

      Melalui kesadaran kosmos, kita dapat mengalami transformasi dalam cara kita melihat diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Ini bisa membantu memperluas persepsi kita, membangun keterhubungan yang lebih dalam dengan alam semesta, dan mengembangkan kesadaran yang lebih tinggi tentang tujuan dan makna hidup. Dengan memahami kesatuan dan keterkaitan kita dengan alam semesta, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk hidup dengan lebih bijaksana, berkelanjutan, dan penuh kasih di dalam dunia ini.

      Pencerahan atau Aufklärung adalah gerakan pemikiran yang muncul pada abad ke-17 dan ke-18 di Eropa yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan manusia dan menentang kekuasaan agama serta penguasa monarki pada masa itu. Gerakan ini dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah Barat karena berhasil mendorong lahirnya pemikiran rasionalisme dan humanisme. Gerakan Aufklarung ini juga dimotivasi oleh pemikiran bahwa manusia bisa melakukan perubahan terhadap dunia melalui pengetahuan dan refleksi rasional.

     Slogan Sapere Aude atau "berani untuk tahu" menjadi semboyan bagi gerakan Pencerahan. Sapere Aude adalah frasa Latin yang berarti "Beranilah untuk tahu"; kadang-kadang diterjemahkan menjadi "Beranilah untuk menjadi bijaksana", atau bahkan diterjemahkan menjadi "Beranilah untuk berpikir sendiri". Namun penekanan lebih dominan justru pada kata 'berani' itu sendiri. Frasa ini pertama kali digunakan dalam First Book of Letters (20 SM) oleh penyair Romawi Horatius. Semangat Sapere Aude menjadi tuntunan bahwa manusia seharusnya berani mempertanyakan segala hal dan mencari kebenaran dengan akal pikiran. Beberapa filsuf yang kita kenal dalam gerakan pencerahan adalah Immanuel Kant, John Locke, Montesquieu, Voltaire, dan Jean-Jacques Rousseau.

     Di bidang ilmu pengetahuan alam adalah Nicolaus Copernicus, seorang astronom dan teolog Polandia pada abad ke-16, memiliki hubungan yang erat dengan gerakan Aufklarung. Karya utamanya yang berjudul "De Revolutionibus Orbium Coelestium" yang diterbitkan pada tahun 1543 menantang dogma gereja dan pandangan dunia yang telah berlaku selama berabad-abad.
     Dalam karyanya, Copernicus mengusulkan bahwa Matahari berada di pusat tata surya dan planet-planet berotasi mengelilinginya (dikenal sebagai paham heliosentris). Pada masa itu, pandangan umum adalah bahwa Bumi adalah titik pusat alam semesta, dengan Matahari dan planet-planet berputar mengelilinginya (paham geosentris).

     Seratus tahun kemudian, Galileo dan kawan-kawannya turut mendukung pandangan Copernicus, melakukan perlawanan terhadap otoritas gereja dan kepercayaan tradisional lama yang menjadi otoritas ilmiah pada zamannya. Mereka memperkuat pembuktian bahwa pandangan geosentris yang dianut umat manusia selama ribuan tahun itu salah, dan bahwa heliosentris-lah yang benar.
     Pandangan ini menimbulkan banyak kontroversi dan memicu perdebatan sengit di dalam dunia ilmiah. Namun, Galileo dan kawan-kawan terus berjuang mengembangkan pemikiran mereka, walau dengan resiko ditindak oleh otoritas kerajaan dan keagamaan tertinggi pada waktu itu.
     Karya-karya Galileo memberikan banyak inspirasi bagi para pemikir dan ilmuwan selama beberapa abad. Oleh karena itu, Galileo menjadi contoh penting dari bagaimana ilmu pengetahuan dan pemikiran dapat memajukan kemanusiaan dan melawan otoritas yang dipertanyakan.

     Copernicus dipandang sebagai pionir untuk revolusi ilmiah yang akan membawa pemikiran yang rasional dan terus berkembang. Kontribusinya telah memengaruhi dan membantu memicu Gerakan Aufklarung dan terus menempatkan penelitian dan pengetahuan ilmiah pada posisi teratas dalam pengembangan ide-ide manusia.

     Beruntungnya, pencerahan bukan saja terjadi di masa lalu. Hingga saat ini, pencerahan masih terus berproses dalam masyarakat. Gerakan hak asasi manusia dan gerakan anti radikalisme dalam teori sosial dan politik adalah bukti bahwa semangat Sapere Aude masih terus dijaga.
     Kemajuan teknologi juga dapat dijadikan sebagai sarana dalam menjaga semangat pencerahan. Teknologi dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan secara global, membuat akses informasi yang mudah, serta memungkinkan semua kalangan memperoleh informasi dengan cepat dan mudah.

     Untuk menjaga semangat pencerahan, maka di setiap negara seharusnya memperbaiki sistem pendidikan yang ada, serta meningkatkan pengajaran yang berbasis pada pemikiran rasional dan kritis. Hal ini akan membantu generasi muda untuk memahami dan bisa meyakini apa yang benar dan salah berdasarkan fakta dan bukan hanya berdasarkan opini yang berkembang di masyarakat.
     Kita juga harus menentang ideologi radikalisme dan fanatisme, karena ideologi tersebut cenderung berpotensi menghambat semangat pencerahan yang bertujuan mencari kebenaran dengan akal pikiran. Oleh karena itu, masyarakat perlu juga meningkatkan pemahaman tentang ancaman ideologi tersebut.

     Semboyan Sapere Aude "berani untuk tahu" menjadi gerakan pendorong lahirnya pemikiran rasionalisme dan humanisme. Hingga saat ini, semangat Pencerahan harus terus dijaga dan ditingkatkan, karena gerakan ini merupakan upaya untuk para mencari kebenaran dengan menggunakan akal pikiran sehat, dan bukan berdasarkan dogma tradisi atau keyakinan yang hanya harus diikuti secara buta.

Pencerahan - Beranilah Untuk Tahu

     Fenomena dan noumena adalah dua konsep yang dikemukakan oleh filsuf Immanuel Kant dalam karyanya yang berjudul "Kritik der reinen Vernunft" atau "Kritik atas Akal Murni". Dalam pemikirannya, Kant mengajukan perbedaan antara dunia fenomenal (phenomenal world) dan dunia noumenal (noumenal world). Berikut adalah penjelasan secara lengkap dan detail tentang fenomena dan noumena:

Fenomena: 

     Fenomena merujuk pada dunia yang kita alami melalui panca indera dan persepsi kita. Menurut Kant, fenomena merupakan cara di mana kita mengorganisir dan memahami dunia berdasarkan kapasitas akal dan persepsi kita. Fenomena adalah pengalaman yang dapat dijangkau oleh manusia melalui indera dan proses kognitif. Dalam konteks ini, dunia fenomenal adalah dunia yang terbatas pada pemahaman manusia dan terbentuk oleh struktur pengetahuan dan kategori pemikiran kita.

     Kant berpendapat bahwa sifat objek dalam dunia fenomenal tidak sepenuhnya ada di luar subjek. Kita menggabungkan unsur-unsur pengalaman dan penyusunan akal untuk menciptakan pemahaman kita tentang dunia. Dalam hal ini, fenomena adalah "bentuk" yang diberikan oleh struktur pengetahuan kita, sehingga kita dapat memahami dan berinteraksi dengan dunia secara terorganisir.


Noumena: 

     Noumena adalah konsep yang berkaitan dengan hal-hal yang berada di luar kemampuan persepsi dan akal kita. Kant berpendapat bahwa ada realitas yang eksis di luar pemahaman kita sebagai subjek yang terbatas. Noumena merujuk pada dunia yang objektif dan independen dari pemikiran dan persepsi manusia. Namun, manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui noumena secara langsung.

     Kant berpendapat bahwa meskipun noumena mungkin ada, kita tidak dapat mengetahuinya dengan cara yang sama seperti kita mengenali fenomena. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kita membatasi akses kita terhadap noumena. Kita hanya dapat mengetahui fenomena yang terbentuk melalui interaksi antara objek dan kapasitas pemikiran kita.

     Dalam konteks noumena, tidak ada pengetahuan definitif tentang realitas yang ada di luar pengalaman kita. Kita hanya dapat memahami objek melalui cara di mana objek tersebut muncul dalam pengalaman kita (fenomena). Bagi Kant, fenomena dan noumena bukanlah dua entitas yang terpisah secara mutlak, melainkan perbedaan dalam cara kita mengakses dan memahami dunia. Kita hanya memiliki akses ke dunia fenomenal, yang terbentuk oleh interaksi antara objek dan kapasitas pemikiran kita. Noumena, di sisi lain, merupakan realitas yang objektif tetapi di luar jangkauan pemahaman kita.

     Kant menjadi tokoh sentral dalam memperkenalkan dan membahas konsep fenomena dan noumena secara eksplisit. Konsep ini merupakan kontribusinya yang signifikan dalam epistemologi dan metafisika. Namun, ada beberapa filsuf lain yang juga mengajukan pemikiran terkait perbedaan antara dunia fenomenal dan noumenal, meskipun mungkin tidak secara eksplisit menggunakan istilah yang sama. 

Hero Fitrianto

     Mari meluncur di jalan raya negeri ini, tetapi dengan komitmen yang berbeda, untuk sehari saja taat seratus persen pada semua rambu dan tata krama berlalu lintas. Maka saya jamin, kita akan segera mendapati pengalaman yang luar biasa, menjadi satu-satunya yang aneh di tengah hiruk pikuk lalu lintas. Nah, cobalah tetap fokus, kuatkan hati menikmati keanehan tersebut.
     Rasa aneh yang sama akan terasa bila kita melangsungkan pergaulan sosial yang tidak disertai nepotisme, tanpa kolusi dan pemakluman praktek korupsi. Sekonyong-konyong semua mata memandang aneh, menyisakan sinis bahwa mungkin kita salah memilih planet untuk bernaung. Dan ups, iya.. ini memang satu tantangan kecil namun memerlukan nyali besar, juga tentu perenungan iman yang dalam.
     Tetapi tunggu dulu, pastinya di dalam benak akan segera bereaksi ketika saya menyinggung tentang perenungan iman yang dalam. Begini.
Bila ada kecelakaan yang menimpa, entah dia itu yang begitu ugal-ugalan melanggar semua rambu lalu lintas, maka di ujung tragedi itu akan ada kalimat, 'bersabarlah, ini cobaan dari Tuhan. ada hikmah di balik kejadian itu'. Nah, kalimat yang sama akan kita jumpai juga, bila tragedi itu menimpa mereka yang dengan tulus selalu sopan dan mematuhi semua rambu lalu lintas.
     Sekarang, mari coba membiaskan ke kondisi tragedi lalu lintas itu ke dalam tragedi sosial kita. Banyak orang yang (dalam teori agama tertentu) sedang mendapat yang manamya 'cobaan - ujian - amanah' bila mendapatkan kelimpahan harta, kelimpahan jabatan bahkan kelimpahan wanita. Basa basi kepura-puraan beriman itu juga akan kita jumpai di kalangan mereka yang hidupnya menderita, kekurangan harta, menjadi jelata yang tertindas yang bahkan untuk menikah secara legal pun tidak sanggup karena ketidakmampuan finansil.
     Sekelompok lain adalah para ahli surga, yang mendapatkan mandat dari langit untuk memporakporandakan kerukunan sosial. Yang tergusur harus segera sadar dan insaf, sekaligus bersabar oleh keterlanjuran anarkisme yang terjadi. Yang menggusur harus lebih konsisten, meregangkan otot untuk disiapkan pada penggusuran selanjutnya.
     Tidak ada yang pernah 'mau' menelisik apakah kelompok pertama itu mendapatkan kelimpahannya dengan cara mengorbankan golongan yang kedua, lalu golongan kedua itu berlarut-larut di dalam kehinaannya karena perilaku kelompok pertama. Kita semua harus bersabar, dengan hikmah yang nanti akan menyertai. Begitu kata kitab-kitab suci. Itu semua cobaan yang diberikan Tuhan, yang akan memurnikan iman kita, untuk tetap tagak di dalam jalan Nya. Kita sedang diuji demi kebaikan kita, demi kemuliaan kita, dan demi-demi lainnya yang cukup panjang barisnya.
     Dia, Tuhan itu, adalah kambing hitam untuk semua perilaku yang kita ciptakan sendiri. Kambing hitam itu adalah pembenar untuk menerima begitu saja semua kondisi kita, untuk semua kesialan yang menimpa kita, sekaligus untuk semua kesewenang-wenangan kita, untuk semua fitnah yang kita ciptakan maupun yang menimpa kita. Lalu kita cukup berpasrah diri dalam kesabaran yang tabah, menanti ajal dengan iming-iming sungai yang berair susu yang di sepanjang tepinya disesaki bidadari-bidadari telanjang yang disiapakan untuk pelampiasan nafsu yang telah dikendalikan sedemikian hebatnya selama di dunia ini.
     Tuhan itu, di hari-hari belakang ini, adalah kambing hitam untuk setiap ketidak pedulian akan apa yang kita dapatkan sekaligus ketidak pedulian kita pada sesama. Kambing hitam untuk setiap pembenaran yang kita ciptakan, di atas kepura-puraan iman

     Era apa lagi ini? Sungguh, biarpun semua literatur di bolak-balik, tidak akan ditemukan era seperti ini. Para pakar sejarahpun belum mengenalnya sampai saat ini. Lalu? Post Meta Litikum*) mengalir dengan sendirinya. Di suatu belahan dunia yang tersusun oleh batu-batu zamrud, membentang di sepanjang ekuator.
     Sekonyong-konyong saja kita terlibat di dalamnya, bergumul, bergelut ngos-ngosan. Di setiap jalan, wajah peradaban Post Meta Litikum akan tergambar dengan gamblang. Dan itu adalah wajah post meta litikum yang kita bicarakan ini.
     Sistim politik yang dianut di era itu, adalah demokrasi yang telah menjelma ke suatu bentuk yang aneh (seperti spesies yang terpapar radioaktif lalu menjelma menjadi alien). Ketika suara mayoritas telah menyepakati suatu aturan, namun tetap saja ada kelompok yang merasa lebih superior sehingga merasa layak untuk mengacak-acak kesepakatan itu.
     Mahasiswa-mahasiswa sedang belajar begitu banyak macam disiplin ilmu. Tidak terkira, hampir semua ilmu yang ada di dunia ini telah dipelajari. Bahkan ilmu yang ada di langitpun, tidak sedikit yang mendalami dan menguasainya. Ilmu bahasa, budaya, teknik, sains, ekonomi, filsafat, hukum, ilmu santet dan segala macam ilmu lainnya telah tersedia untuk digeluti. Tetapi ketika tiba dalam urusan komunikasi, maka mereka hanya memahami dengan sangat matang, satu bahasa, yaitu bahasa batu. Iya, bahasa batu. Batu akan mudah melayang mengantarkan ekspresi emosi, ekspresi protes, ataupun ekspresi sekadar iseng menjahili.
     Begitu kental dan militan bahasa batu itu, hingga wakil-wakil rakyat maupun para penguasa di negeri itu, menjadi tidak mengerti bahasa tulis maupun bahasa-bahasa yang telah mewakili peradaban manusia yang mulia. Aspirasi atau apapun, bila disampaikan secara terhormat, dalam baris-baris kalimat di atas kertas, hanya akan menjadi pelengkap suatu seremoni. Maka, bahasa batu menjadi bahasa yang efektif.

     Sambil menyusuri jalan-jalan raya, garis dan rambu lalulintas sudah menjadi masa lalu. Lajur kiri dan kanan tidak cukup hanya diberi tanda garis solid dengan cat putih di atas aspal. Di era ini, garis-garis tidak berguna sama sekali. Maka terjadilah, lajur kiri kanan perlu dibatasi menggunakan batu yang diberi nama trotoar. Nasib lampu merah setali tiga uang. Traffic light itu lebih merupakan pajangan di setiap persimpangan, ketimbang menjadi pengatur silih bergantinya arus lalu lintas. Sepertinya sedang dikembangkan sistim tembok yang akan naik turun di setiap persimpangan itu, untuk sebentar lagi menggantikan lampu merah kuning hijau itu.
     Lalu di ujung jalan, kita sampai, berhenti. Kita akan masuk ke bangunan-bangunan batu, menenteng segala sesuatu yang otaknya digerakkan oleh produk dari silicon valley. Iya, rekayasa yang begitu maju bukan hanya merubah bentuk-bentuk asli silikon, litium, germanium ke dalam ukuran-ukuran nano, namun juga mengembangkannya ke dalam fungsi yang begitu spektakular. Batu tulis segenggaman tangan, dua tiga keping akan terselip di tentengan setiap orang.
     Batu-batu tulis itu menjadi semacam magic. Orang yang menggenggamnya bisa tiba-tiba tepekur begitu asyik mempermainkan ular-ularan yang merayap di permukaan batu tulisnya. Lalu tiba-tiba saja ditempelkannya batu itu ke telinganya sambil cekikikan dalam obrolan ngalor ngidul, entah dengan siapa. Ekspresi setiap orang menjadi hampir seragam. Berkonsentrasi pada keping-keping batu di genggamannya, hampir di sepanjang waktu. Syndrom autisme menjadi lumrah.
     Yang sangat mencengangkan di era Post Meta Litikum itu adalah semangat spiritualitas yang membara pada setiap orang. Memang, ada banyak jenis kepercayaan yang berkembang. Dan semua kepercayaan itu akan mengantarkan masing-masing penganutnya, menuju surga dan nirwana. Setidaknya, begitulah janji dari setiap kepercayaan itu.  Hanya saja, semangat yang menggebu itu kemudian kadang menciptakan horor. Ada yang menganggap keyakinan spiritualnya adalah yang paling benar, lalu merasa mendapatkan wahyu dari langit untuk memaksa kelompok lain mengganti keyakinan yang telah dianutnya sejak tujuh turunan yang lalu.
     Begitu riuh rendah kebisingan oleh semangat yang berkobar itu. Di suatu tempat lain, ada kelompok keyakinan yang begitu memaksa bisa memiliki rumah ibadah di tengah-tengah kelompok keyakinan lain. Lalu di bagian lain, ada yang mempunyai Tuhan sedemikian 'tuli' hingga perlu diteriaki dengan raungan loudspeaker bernada sumbang.

     Namun di dalam praktek keseharian, sebenarnya mereka hanya menganut satu  paham saja, paham yang seragam membungkus aneka kepercayaan spiritual tadi, yaitu paham pragmatisme yang oportunis. Mencapai hasil dari setiap aktifitas, tanpa perlu dipusingkan bagaimana hasil tersebut dicapai. Semua pancaindera menjadi sedemikian pekanya, untuk memanfaatkan setiap peluang yang menghasilkan keuntungan, sesegera mungkin dan tentu saja semaksimal mungkin. Sepertinya, semua pengakuan spiritual yang ada hanyalah untuk membungkus keseragaman paham ini.
     Kemunafikan**) sudah menjadi naluri, yang melandasi paham pragmatis yang oportunis itu. Namun untuk secara terang-terangan mengakui bahwa kemunafikan telah menjadi way of life, tentu saja merupakan aib. Karenanya berkembanglah begitu pesat beribu macam taktik dan cara sehingga praktek kemunafikan menjadi samar dan buram. Beragam istilah, phrasa, kiasan dan peribahasa dilahirkan, semata untuk memoles perilaku munafik itu. Di dalam setiap hati orang-orang itu sebenarnya telah tumbuh batu-batu egoisme yang ganas, yang akan menghangatkan setiap detak jantungnya. Dan begitulah, era Post Meta Litikum itu bermula, bertumbuh kembang.







*) Post Meta Litikum, bukan istilah resmi di dalam rangkaian perjalanan sejarah umat manusia. Karenanya, Post Meta Litikum bukan merupakan istilah ilmiah, sehingga tidak untuk dijadikan rujukan untuk keperluan penelitian ataupun paper ilmiah. Istilah ini lahir begitu saja sebagai ekspresi sinisme tentang situasi yang digambarkan di dalam artikel di atas.

**) Kemunafikan adalah perwujudan dari sifat munafik. Sifat munafik dicirikan oleh tiga indikator utama, (1) bila berjanji akan ingkar, (2) bila dipercaya akan berkhianat dan (3) bila dititipi amanah, tidak terselenggara  

     Bila membandingkan peralatan yang digunakan oleh para pendaki Everest jaman dulu, rasanya mustahil untuk tetap menggunakan perlatan-peralatan tersebut saat ini.
     Sejak pertama kali Gunung Everest didaki pada tahun 1920-an, mengutip artikel National Geographic Indonesia, banyak perubahan yang terjadi. Terutama dari sisi kesiapan manusia untuk menuju si Atap Dunia. Buku The Call of Everest keluaran National Geographic Books memberi beberapa perbandingan alat-alat yang digunakan manusia dulu dan kini. Berikut disajikan lima di antaranya.

Altimeter (1924 - 2012) 
     Pionir George Mallory wafat saat mendaki gunung ini pada tahun 1924. Jenazah dan altimeternya baru ditemukan saat ekspedisi Conrad Anker pada 1999. Dari altimeter itu, sejarawan Everest berharap bisa menentukan titik ketinggian Mallory.
Altimeter milik George Mallory tahun 1924 (kiri) dibandingkan dengan altimeter saat ini. (Royal Geographical Society with IBG [kiri], Trimble [kanan])
     Namun, hal ini gagal dilakukan karena alat tersebut sudah rusak. Altimeter yang kini digunakan adalah Trimble GeoXH 6000, juga berperan sebagai peta dan navigasi. Lengkap dengan sistem operasi Windows mobile dan kamera.

Backpack (1963 - 2012)
     Dulu, para pendaki harus membawa backpack yang berat dengan frame alumunium, dan dikencangkan di bagian punggung.
Perbandingan backpack pada tahun 1963 dan 2012 (Mark Theissen/Becky Hale, NGS [kiri], Black Diamond Equipment [kanan])
     Kini, backpack yang digunakan sudah lebih nyaman dan ringan. Beberapa merk ternama juga dirancang menggunakan frame internal agar penggunanya lebih leluasa bergerak.

Oksigen (1953 - 2012)
     Saat Ekspedisi Bristish Everest tahun 1953, tiap pendakinya dibebani dengan sistem oksigen seberat 15,8 kilogarm. 59 tahun kemudian, tim dari National Geographic melalui jalur yang sama dengan mereka tapi dengan bobot sistem oksigen hanya 2,4 hingga 3,4 kilogram.
Perbandingan sistem oksigen untuk menaiki Everst pada tahun 1953 dan 2012 (Royal Geographical Society with IBG [kiri], Summit Oxygen [kanan])

Kamera (1921 - 2012) 
     Alexander Kellas, penjelajah Himalaya, membawa kamera "jadul" pada saat ekspedisinya ke Everest pada tahun 1921. Sayangnya ia tewas karena disentri dan gagal jantung pada saat ekspedisi tersebut.
 Perbandingan kamera milik Alexander Kellas pada tahun 1921 dengan kamera yg digunakan kru National Geographic tahun 2012. (Royal Geographical Society with IBG [kiri], Matt Propert, NGS [kanan])
     Kamera di kanan pada foto di atas adalah Canon 5D Mark II dengan beberapa fitur digital. Kamera ini merupakan satu dari beberapa kamera yang digunakan kru National Geographic saat ekspedisi ke Everest tahun 2012 lalu.

Kantung tidur (1963 - 2012)
     Kantung tidur berwarna hijau ini merupakan inovasi teranyar pada tahun 1960-an. Tapi dibandingkan dengan kantung tidur yang ada saat ini, dibuat untuk mengakomodasi tidur pendaki lebih baik.
Kantung tidur tahun 1983 (hijau) dengan yang digunakan kru National Geographic pada 2012. (Mark Theissen/Becky Hale, NGS [kiri], The North Face [kanan])
semua gambar dari national geographic indonesia

     Sepenggal kisah yang meluncur dari bibir BJ Habibie, di hari-hari senja perjalanan hidupnya. Bagaimana satu bagian episode 'grand design' negeri kita Indonesia, digambarkan dengan bahasa hati yang begitu mengharukan, sekaligus membuat geram. Beliau adalah salah satu  anak bangsa yang ikut berpacu dalam episode sejarah, yang kemudian di hari ini merangkum duka lara dari jejak yang ditinggalkannya.
     Menyimak peristiwa yang digambarkan berikut ini setidaknya bisa menjadi cerminan kita di dalam mengevaluasi karakter diri di dalam berbangsa di negeri tercinta ini. Atau paling sederhananya, turut merasakan haru yang tergambar di dalam kisah berikut ini, bisa mengindikasikan bahwa jiwa nasionalisme kita masih ada tersisa meski sudah samar.
Selanjutnya, mari kita simak peristiwa berikut.
     Kejadiannya bermula di suatu hari di bulan Januari awal tahun 2012 ini, mantan Presiden RI, BJ Habibie dengan rombongan kecilnya, mengunjungi kantor manajemen Garuda Indonesia, di Garuda City Complex Bandara Soekarno Hatta. Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para Vice Presiden serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.
     Salah satu jamuan di dalam kunjungan beliau ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.
     Beliau menyimak dengan baik sajian video yang ditayangkan tersebut. Sebagai “balasan” suguhan video tadi, pak Habibie pun meminta untuk memutar rekaman video yang dia bawa sendiri. Rupanya video itu tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu).
     Video N250 bernama Gatotkaca terlihat meluncur kemudian tinggal landas secara mulus diiringi oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.
     Dalam video tersebut, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedharmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara. Terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengarkan pembicaraan dengan pilot N250 itu.
     Tidak lama kemudian, N250 sang Gatotkaca kembali ke pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan.

     Setelah menyaksikan bersama video tadi, bapak BJ Habibie yang berusia 74 tahun masih nampak begitu bersemangat, memulai kalimatnya dengan gaya yang begitu akrab.
     “Dik, anda tahu, ..saya ini lulus SMA tahun 1954” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas menyebut semua hadirin dengan kata “Dik”. Kemudian secara lancar beliau melanjutkan.
     “Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur, Indonesia dengan kondisi geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI.
     Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek.
     Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu. Beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya yang lain adalah IPTN.
     Sekarang Dik, Anda semua lihat sendiri. N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’ berlebihan). Teknologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun ke depan. Diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal.
     Satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu. Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri, ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’
     Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.  Dik tahu.. di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia.
     Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa terusir dari negeri sendiri. Mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya di pabrik-pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa.
     Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua.?
     Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.
     Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”

     Pak Habibie menghela nafas.
     Salah seorang hadirin adalah Capten Novianto Herupratomo berkisah tentang saat-saat yang diceritakan oleh Habibie tadi.
     “Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). 
     Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Saat itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. 
     Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). 
     Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini. 
     Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama. N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu, bahkan hingga kini. 
     Berbagai macam pikiran dan mimpi berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250 tadi. Saya pun memiliki kekecewaan yang sama seperti yang beliau gambarkan. Seandainya N2130 benar-benar lahir, kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.”

     Pak Habibie kemudian melanjutkan pembicaraannya.
     “Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body. Waktu itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang. Kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”.
     “Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD.
     Q itu Quality, Dik. Anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten. C itu Cost, Dik. Tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis. D itu Delivery. Biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu! Itu saja!”
Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD tersebut sebagai berikut:
     “Kalau saya umpamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik. Organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik..”

Pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu, kemudian melanjutkan.
     “Dik, saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI. Itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ..ibu Ainun istri saya.
     Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya, saya mau kasih informasi. Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu..”
     Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam. Seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie.

     Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu). Ia melanjutkan pembicaraannya.

     “Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun.. dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.
     Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat.. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya Adri,  maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air, hingga kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia” 
     Seluruh hadirin terhenyak, tercenung dan beberapa lainnya tak kuasa lagi membendung air mata.
sumber : http://brosurkilat.com via Kaskus

     Di setiap budaya mengembangkan pengertian tentang uang di dalam kearifannya. Setelah melalui perjalanan waktu yang panjang, kearifan-kearifan itu kemudian mengkristal membentuk baris-baris kalimat sebagai pepatah dan peribahasa. Nah, menyimak kalimat-kalimat sarat makna itu, yang di dalam artikel ini khusus tentang uang, mungkin bisa membantu kita menafsirkan bagaimana kedudukan 'uang' di dalam suatu budaya yang sudah terbentuk.
     Biar tidak terlalu panjang lebar pengantarnya, mari langsung menyimak sebahagian kecil peribahasa dari berbagai bangsa besar di dunia. Oh iya, anda bisa menambahkan peribahasa atau pepatah yang Anda ketahui namun tidak sempat terangkum dalam tulisan ini, di bagian komentar di bawah. Juga jangan ragu-ragu untuk sekadar berbagi penafsiran sekiranya ada peribahasa yang menggelitik di dalam citarasa Anda.

* Ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang. - Film Indonesia
* Banyak murid telah mendapatkan kekayaan lebih dari tuannya. - Yunani
* Jika seseorang mempunyai seratus dolar dan menghasilkan satu juta dolar, maka hal tersebut sangat luar biasa; Tetapi jika seseorang mempunyai seratus juta dolar dan menghasilkan satu juta dolar, maka hal tersebut tidak bisa terhindarkan. - Amerika
* Misers mengumpulkan kekayaan bagi mereka yang ingin mereka mati. - Polandia

* Jika Anda ingin menipu orang yang kaya dan kuat, Anda jangan menghina mereka. - Jepang
* Dia yang meminjam maka dia akan mengalami penderitaan. - Turki
* Ketika emas berbicara, setiap lidah akan diam. - Italia
* Orang yang menabung maka orang tersebut akan menjadi orang yang bebas.- Cina
* Ketika uang berbicara, kebenaran akan diam. - Rusia
* Uang milik masyarakat seperti air suci, maka semua orang membantu dirinya sendiri untuk mendapatkannya. - Italia

* Uang menyebabkan bajingan menjadi diakui. - Yiddi
* Uang adalah uang, dari manapun itu berasal. - Perancis
* Jika Anda memiliki uang, Anda memiliki kebijaksanaan; jika tidak, maka Anda bodoh. - Turki
* Dia yang meminjam akan mengalami penderitaan. - Turki
* Jika kemanapun Anda pergi Anda erat dengan uang, maka Anda akan disambut dengan kehidupan yang tidak cerah.- Cina

* Siapa yang membayar utang-utangnya akan menjadi kaya. - Perancis
* Makan dan minum dengan teman-teman Anda tetapi tidak melakukan perdagangan dengan mereka. - Turki
* Di bawah kapitalisme, manusia mengeksploitasi manusia; Di bawah sosialisme, keadaan yang terjadi adalah yang sebaliknya. - Polandia
* Kegagalan datang untuk memenangkan uang. - Cina

* Ketika keberuntungan Anda meningkat, kolom rumah Anda menjadi bengkok. - Armenia
* Bukan uang jika tidak memberikan kebahagiaan walaupun dalam jumlah uang yang banyak. - Rusia
* Menginginkan sesuatu dalam waktu yang cukup lama maka Anda tidak bisa mendapatkannya. - Cina
* Ucapan bodoh dari orang kaya akan menjadi ucapan yang bijaksana. - Spanyol

* Kekhawatiran tentang uang bukan luka yang fana. - Perancis
* Ketika Anda miskin, tetangga tidak akan datang, setelah Anda menjadi kaya, Anda akan terkejut dengan kunjungan dari kerabat jauh. -Cina
* Mendapatkan uang seperti menggali menggunakan jarum. Pengeluaran itu seperti air yang cepat meresap ke dalam pasir. -Jepang
* Bila Anda hanya memiliki dua sen yang tersisa di dunia, maka Anda beli sepotong roti dengan satu sennya dan bunga lili dengan satu sen lainnya. - Cina
* Jika uang kecil tidak dikeluarkan, maka uang besar tidak akan masuk. - Cina

* Memiliki satu sen seperti memiliki uang yang banyak jika Anda tidak memiliki uang sepeser pun. - Yiddi
* Sulit untuk menjadi kaya tanpa menyombongkan diri seperti sulitnya menjadi miskin tanpa mengeluh. - Cina
* Mereka yang menghina uang akhirnya akan mengemis kepada teman-teman mereka. - Cina
* Hati yang bahagia lebih baik daripada sebuah tas yang penuh dengan uang. - Italia
* Setelah orang kaya menjadi kaya, ambisi berikutnya adalah menjadi lebih kaya. - Amerika
* Tidak ada jumlah uang yang dapat membuat orang lain memuji Anda di belakang Anda. - Cina
* Uang tidak dapat membeli keinginan hati. - Cina

* Jika Anda memiliki uang, Anda dapat menciptakan hantu dan setan kembali ke gerinda. - Cina
* Jalan terpendek menuju kekayaan terletak pada penghinaan kekayaan. - Seneca
* Dengan uang di saku Anda, Anda menjadi bijak, tampan, dan bernyanyi dengan baik. - Yiddi
* Satu sen yang ditabung adalah satu sen yang diperoleh. - Benjamin Franklin

Note:
Bahasa Yiddi (×™×™ִדיש, Jiddisch) adalah sebuah bahasa Germanik yang dipertuturkan oleh 4 juta jiwa, terutama oleh umat Yahudi Eropa Timur atau disebut pula kaum Ashkenazim. Nama Yiddi kemungkinan merupakan singkatan dari yidish-taytsh (×™×™ִדיש - טיַיטש), atau "bahasa Jerman-Yahudi".Secara tipologis bahasa Yiddi adalah sebuah bahasa Germanik dan berkerabat dengan bahasa Jerman, bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Meskipun begitu, bahasa ini ditulis menggunakan huruf Ibrani. Kosakatanya sebagian besar juga Germanik meski bahasa ini banyak mengandung kata-kata serapan dari bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Slavia. (Wikipedia Indonesia)

     Bagaimana cara mengukur diri Anda, masuk kategori sebagai orang kaya atau miskin? Mudah sekali. Berikut ini adalah indikator-indikator yang bisa digunakan untuk menentukan apakah Anda adalah orang kaya atau malah sebaliknya. Jika Anda tidak merasa memiliki indikasi di bawah ini, berarti bisa dipastikan Anda masih hidup jauh di bawah taraf kemiskinan.
     Biar tidak terlalu bertele-tele, mari kita simak indikatornya berikut ini:

1. Orang Kaya BISA MEMBERI
     Seseorang bisa dikatakan kaya kalau sudah bisa memberi. Mengapa? Logikanya begini : orang kaya hartanya sudah terlalu banyak dan dia sering bingung harus taruh di mana. Daripada mubazir, tercecer-cecer, rusak dimakan tikus, atau bahkan dicuri orang, mending diberikan saja kepada orang yang membutuhkan. Nilainya tidak masalah. Mau kasih orang 100 rupiah atau Rp. 100 ribu, semua sah-sah saja. Pokoknya siapapun yang bisa memberi, dia sudah pasti orang kaya.

2. Orang Kaya TIDAK REWEL
     Kembalian dari toko kurang 50 rupiah? Pelayan di restoran jorok? Pakaian pramusaji tidak rapi? So what? Pada dasarnya, ketika Anda membeli sesuatu, pergi ke restoran, ke hotel, atau ke mana pun, dan ada orang yang “melayani” Anda, logikanya orang itu punya posisi di bawah Anda (namanya juga pelayan). Jadi sangat tidak wajar kalau kita menuntut orang yang melayani kita itu haruslah orang yang sangat rapi, sangat sopan, cerdas, dan perfeksionis.
     Bayangkan pembantu di rumah Anda jauh lebih rapi, lebih sopan, dan lebih pintar daripada Anda. Bagaimana perasaan Anda? Bisa-bisa, teman-teman Anda mengira Andalah pelayannya, bukan Tuannya. Karena itu, kalau pelayan yang melayani Anda tidak rapi, toko yang Anda kunjungi lusuh, pegawai toko tidak tersenyum pada Anda atau jutek habis, atau pramusaji lupa/kurang mengembalikan uang belanjaan Anda, Anda cukup tersenyum pada mereka. Bukan apa-apa, itu adalah hal wajar, karena mereka ada untuk melayani Anda. Dan seorang pelayan tidak harus lebih baik daripada Anda.

3. Orang Kaya TIDAK BERHITUNG
     Tidak berhitung bukan berarti tidak tahu berhitung. Itu sangat jauh berbeda. Orang kaya tidak pernah mikir soal hitung-hitungan. kalau teman yang minjam uang telat mengembalikan, ya sudahlah, toh cuma 1-2 hari atau 1-2 tahun. Ngapain diributkan? Toh uang di rumah, di rekening dan di deposito masih ada kok. Dan lagi kalau minjam tidak mengembalikan, ya ngapain harus dikeejar-kejar atau malah sampai dipaksa bayar, sampe manggil tukang pukul buat ngancam-ngancam segala? Justru orang kaya punya sikap yang ikhlas. Kalau yang minjam tidak bisa mengembalikan, ya sudah, ikhlaskan saja uangnya. Uang bukan hal besar buat orang kaya, justru hati yang besar itu yang terpenting. Orang berhati besar dapat terlihat dari sikapnya yang bisa ikhlas. Hanya orang kaya yang memiliki hati besar dan ikhlas.

4. Orang Kaya TIDAK MEMINTA-MINTA
     Orang kaya tidak pernah minta-minta pada tetangga atau saudara-saudaranya. Mereka punya harga diri yang cukup tinggi, dan selalu berusaha untuk mencukupkan dirinya sendiri. Tidak ada kata susah bagi orang kaya. Bisa makan Nasi dan garam saja sudah menjadi kebanggaan sendiri. Nah tidak percaya… kalau itu adalah makanan paling mewah yang pernah ada di dunia ini?
     Carilah orang-orang di dunia, dan tantang mereka untuk makan Nasi dan Garam saja. Siapa yang bersedia? Hanya orang-orang berhati emas yang mampu bisa menikmati makanan semewah itu. Dan hanya orang-orang kayalah yang punya hati yang terbuat dari emas.

5. Orang Kaya TIDAK IRI
     Mengapa harus iri kepada tetanga yang punya mobil baru? Mengapa harus dengki pula kepada teman yang punya rumah mewah? Kita orang kaya kok. Kita punya semua yang mereka miliki, dan semuanya abadi. Tidak perlu takut digusur setiap saat, tidak perlu takut kebanjiran, tidak perlu pusing berfikir bagaimana bayar cicilan dan pajaknya setiap bulan. Dan yang pasti, tidak perlu takut bakal dicuri atau dibobol orang. Semuanya aman dan lebih penting, nggak pake ribet.
     Coba pikir… dengan semua kekayaan yang kita miliki dan fasilitas serba “wah” semacam itu, masih perlukah Anda iri pada tetangga dan teman-teman Anda?

6. Orang Kaya TIDAK GAMPANG MARAH
     Orang bergosip tentang kita? Menjelek-jelekkan kita? Atau bahkan mencibir kita? Memangnya kenapa? Anda merasa bermasalah? Kayaknya nggak ngaruh tuh untuk saya. Karena saya orang kaya. Mengapa?
     Kan, orang kaya itu punya wawasan yang luas. Justru dengan wawasan luaslah kita bisa kaya seperti sekarang. Bukti kalau orang berwawasan luas adalah dia bisa menerima segala hal, termasuk cibiran, omongan miring, dan gosip tentang dirinya. Dia akan menampung semuanya namun tidak memendamnya. Memendam kegelisahan hanya akan mengerdilkan jiwanya. Dia tidak akan frontal membalas semua omongan miring itu. Kenapa juga harus memboroskan tenaga dan waktu untuk hal-hal sepele seperti itu?
     Orang kaya justru memusatkan pikirannya untuk mencari cara agar bisa menjadi “lebih kaya”. Jadi… untuk marah-marah, caci maki orang, atau ngatain orang… tidak perlu sama sekali. Itu bukan "style' orang kaya.

7. Orang Kaya PUNYA PRINSIP
     Orang kaya tahu harus kemana. Karena itu dia tidak gampang dipelintir, dibeli, atau disuap orang. Jalannya jelas, komitmennya kuat. Dia akan melihat apa yang buruk dan yang baik dengan sangat transparan, tidak ada istilah zona abu-abu. Dia punya pertimbangan yang baik dan berani mengambil keputusan serta tanggung jawab dari keputusan yang diambilnya.
     Tidak ada cerita melimpahkan tanggung jawab ke orang lain. Itu tidak ada harga diri namanya. Orang kaya kok tidak punya harga diri? Memalukan sekali!!!

8. Orang Kaya MENGHARGAI ORANG LAIN
     Siapapun teman dan lawan kita, di mata orang kaya, semuanya sama. Orang Kaya sangat bisa mengayomi dan berdialog dengan siapapun tanpa prasangka. Orang kaya itu tidak picik. Mereka akan sangat antusias menemui lawan yang mengajak bertemu dan berdamai. Mereka juga akan sangat menghargai saran orang-orang, baik yang membangun apalagi yang menjatuhkan. Dia bahkan akan serta merta memeluk orang-orang yang berempati maupun yang tidak bersimpati padanya.
     Semua orang di matanya sama. Dia memang bukan Tuhan, dan tentu saja porsi persahabatan dengan teman dan musuh juga dia bedakan. Namun dalam kondisi apapun, ketika orang (baik musuh dan teman sekalipun) membutuhkan dirinya, dia akan selalu ada.

9. Orang Kaya PUNYA TATA KRAMA
     Dalam tradisi orang Tionghua, orang itu bisa kaya kalau menghormati orang tua. Tidak percaya? Tengoklah tradisi pemberian angpao (angpao = amplop warna merah yang berisi uang). Anda baru bisa mendapat angpao dari orang tua kalau Anda bersujud 3X dan menyodorkan air teh pada orang tua. Semakin banyak angpao, berarti semakin kayalah Anda.
     Karena itu, orang Tionghua sangat menekankan sikap sopan pada orang tua. Tidak perduli bagaimana kasarnya orang tua mereka, tetapi anak-anak selalu hormat dan memuliakan orang yang lebih tua itu. Mereka akan bersikap sopan, selalu menolong, dan bahkan selalu menghargai para tetua. Tanpa mengeluh. Tanpa dendam. Jadi… jika ingin menjadi kaya, tetap kaya, bahkan semakin kaya, kuncinya begitu sederhana, hormatilah orang tua atau orang yang dituakan. Lakukan dengan hati yang iklas. Tanpa menunggu waktu lama, hartamu akan bertambah banyak.

10. Orang Kaya TAKUT TUHAN
     Berapa pun hasil yang Anda peroleh hari ini, semuanya berasal dari Tuhan. Tuhan punya kehendak dan bisa membuat Anda sukses, atau malah membuat Anda hancur. Ketika Anda takut pada Tuhan, Dia akan memberikan apa yang Anda butuhkan. Tetapi jika Anda sombong, hanya dengan meniupkan sedikit nafasNya, maka habislah engkau.
     Karena tahu bahwa semua hartanya berasal dari Tuhan, maka orang kaya selalu punya rasa takut dan selalu taat padaNya. Mereka akan rajin memuji Allah, menyembah Dia, dan selalu memiliki rasa syukur. Semua mereka lakukan, karena Allah telah melimpahkan kemurahan pada mereka.

      Begitulah ciri-ciri Orang Kaya yang benar-benar kaya sekaya-kayanya. Jika Anda telah memiliki semua indikator dan kebiasaan tersebut, maka sudah sangat jelas dan pasti kalau Anda adalah orang kaya. Sebaliknya, bila Anda hanya memiliki harta tanpa disertai nilai-nilai yang dipaparkan di atas, maka sebenarnya Anda hanyalah seorang miskin yang terhina di dunia ini.
thank's so much to Kang Gun
for permisson to share the paper

     Cewek berbeda dari cowok itu jelas. Kalau cowok mau ke toilet, biasanya dia pergi dengan maksud dan tujuannya yang jelas, yaitu buang air (besar atau kecilnya nggak usah dibahaslah ya.!) Tapi cewek ke toilet selain tujuan utama, bisa saja ada tujuan lain, misalnya karena mau ngobrol atau ingin curhat sama teman cewek lainnya (terutama curhat soal Pujaan Hati, karena di wc satu-satunya tempat si PH tidak boleh ikutan masuk). Jadi jangan heran kalo cewek sering ngajak-ngajak cewek lain kalau mau ke toilet.
     Sebagian besar cowok suka mendominasi remote control TV dan mengganti-ganti channel pas lagi iklan, padahal cewek tidak apa-apa kalau nonton iklan. Nah kalau lagi stress, cewek mencari coklat dan atau pergi shopping. Kalo cowok stress, yang merokok pasti langsung mengepulkan asap rokoknya, atau kalau tidak, bisa jadi terus marah-marah atau malah diam aja.
     Di kesempatan lain, cewek bilang begini: "Cowok itu kurang sensitif, nggak ngasih perhatian, nggak dengerin kalo kita lagi ngomong, nggak hangat, suka diem aja, nggak keliatan sayangnya, nggak berani punya komitmen!”. Sementara di tempat lain, cowok bilang begini:  ”Cewek itu jarang yang bisa nyetir, kalau baca peta suka salah, suka bingung sendiri lagi ada di mana, kalau ngomong nggak bisa berhenti, sudah begitu nggak ketauan maksudnya mau ngomongin apa, ..memangnya saya bisa baca pikirannya..?”
     Banyak hubungan cowok-cewek yang jadi ruwet karena cowok tidak mengerti kenapa cewek itu jalan pikirannya tidak bisa seperti cowok, sementara cewek berharap cowok-cowok itu bisa ngerti jalan pikiran cewek.
     Cowok dan cewek itu sebenernya telah berevolusi secara fisik tapi masih membawa kebiasaan dari cowok-cewek jaman purba. Pas jaman purba kan cowok berburu, cewek tinggal di gua. Cowok melindungi, cewek mengurus anak. Sebagai akibatnya, tubuh dan otaknya pun berkembang mengikuti kebiasaan jaman purba ini. Selama jutaan tahun, struktur otak cowok dan cewek terus berubah dengan caranya masing-masing. Sampailah kita pada jaman modern ini, di mana ternyata cowok dan cewek itu berbeda dalam memproses informasi yang masuk ke otaknya. Jalan pikirannya memang berbeda. Pengertiannya akan suatu hal pun berbeda. Persepsi, prioritas dan tingkah lakunya juga beda.
     Coba perhatikan kasus berikut ini. Cowok berdiri di depan kulkas mencari mentega.
Cowok : “Menteganya mana ya?”
Cewek : “Di dalem kulkas”
Cowok : “Nggak ada tuh” - sambil celingak-celinguk ke dalam kulkas…
Cewek : “Kok bisa nggak ada? Dari dulu juga ditaruh di kulkas”
Cowok : “Mana? Nggak ada. Gue udah cari. Nggak ada apa-apa tuh di kulkas”
    Terus si Cewek akhirnya harus menuju ke dapur, ikut ngelongok ke kulkas dan … secara aneh bin ajaib, tangannya udah megang mentega. Apa komentar selanjutnya dari si Cowok? “Ditaruhnya di situ sih… terang aja tadi nggak keliatan!” 
     Cowok kadang ngerasa cewek suka ngerjain mereka dengan cara ngumpetin barang-barang di laci atau lemari. Baik itu mentega, selai, gunting, handphone, kunci mobil, kunci rumah, dompet - semuanya sih sebenernya ada di situ. Tapi entah mengapa mata cowok seperiunya tidak bisa melihat.
     Alasan sebenarnya sih adalah karena cewek punya jangkauan sudut pandangan yang lebih besar daripada cowok. Bila diukur dari hidung, bisa mencapai 45 derajet ke arah kiri-kanan-atas-bawah, bahkan ada yang mencapai 180 derajat. Jadi cewek bisa melihat isi kulkas atau lemari tanpa menggerakkan kepalanya. Sementara cowok kalo melihat sesuatu lebih terfokus dan otaknya memproses seolah mereka melihat dalam terowongan yang panjang. Alhasil, mereka bisa melihat dengan jelas dan akurat apa yang ada tepat di depan mata dan jaraknya lebih jauh, hampir mirip seperti melihat lewat teropong.
     Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa otak cowok mencari kata M-E-N-T-E-G-A atau S-T-R-A-W-B-E-R-R-Y di kulkas. Kalo kotak mentega atau botol selainya salah arah, sudah tidak kelihatan lagi. Makanya selama mencari kepalanya celingukan terus karena berusaha menemukan benda yang ‘hilang’ tersebut.
     Sebenernya ada implikasi lain dari perbedaan besar sudut pandang ini. Dengan sudut pandang yang jauh lebih besar dari cowok, mata cewek bisa ngelaba tanpa perlu takut ketahuan. Sementara kalo cowok, sudah pasti kena tuduh atau 'tertangkap' basah kalau matanya lagi jelalatan. Penelitian mengungkapkan bahwa mata cewek melihat bodi-bodi cowok sama seringnya, bahkan lebih sering, daripada cowok memelototi bodi-bodi cewek. Tetapi, dengan daya pandang yang jauh lebih superior, cewek jadinya sangat jarang ketahuan…

Kenapa Cewek Bisa Ngomong Terus
     Dalam struktur otak cewek, kemampuan untuk berbicara terutama ada di bagian depan otak kiri dan sebagian kecil di otak sebelah kanan. Sementara buat cowok, kemampuan berbicara dan bahasa itu bukan kemampuan otak yang kritis. Adanya pun cuma di otak kiri dan tidak ada area yang spesifik. Jadi jangan heran kalau cewek senang ngomong dan banyak pula yang dibicarakan, karena kedua belah otaknya mampu bekerja sekaligus.
     Otak cowok itu terkotak-kotak dan mampu memilah-milah informasi yang masuk. Di malam hari, setelah seharian penuh aktivitas, cowok bisa menyimpan semuanya di otaknya. Sementara otak cewek tidak bekerja seperti itu - informasi atau masalah yang diterimanya akan terus berputar-putar dalam otaknya. Dan ini tidak akan berhenti sampai dia bisa mencurahkan isi otaknya alias curhat. Oleh sebab itu, kalau cewek bicara, tujuannya adalah untuk mengeluarkan uneg-unegnya, bukan untuk mencari kesimpulan atau solusi.
     Cewek juga berusaha membangun hubungan lewat pembicaraan. Rata-rata cewek bisa bicara 20 ribu kata dalam sehari. Sementara cowok hanya sekitar 7 ribu kata sehari. Perbedaan ini kelihatan jelas ketika jam makan malam tiba. Cowok sudah menghabiskan 7 ribu katanya dan tidak mood untuk bicara lebih lanjut. Sementara bagi si cewek, tergantung dari apa yang sudah ia lakukan sepanjang hari. Kalau dia sudah banyak berbicara dengan orang lain hari itu, dia pun akan sedikit berbicara. Kalau dia tinggal di rumah saja, mungkin ia hanya menggunakan 3 ribuan kata saja. Jadi siap-siaplah, masih ada 17 ribu kata lagi yang tersisa untuk diluncurkan.!
     Memang cewek kalo ngomong biasanya menggunakan indirect speech alias memberikan isyarat tentang apa yang sebenarnya dia inginkan. Tujuannya adalah untuk menghindari konflik atau konfrontasi sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis satu sama lain. Indirect speech biasanya menggunakan kata-kata seperti ‘kayaknya’, ’sepertinya’ dan sebagainya.
     Ketika cewek bicara menggunakan indirect speech ke cewek lain, tidak pernah ada masalah - cewek lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya. Tapi, bila dipakai untuk bicara dengan cowok, bisa berakibat fatal. Cowok menggunakan bahasa langsung atau direct speech dan mereka mengambil makna sebenarnya dari apa yang orang lain katakan. Tetapi sebetulnya dengan sedikit kesabaran dan banyak latihan, cowok dan cewek bisa belajar untuk mengerti satu sama lain.
     Betapa frustasinya manusia terhadap pasangan lain jenisnya.. Namun sebetulnya dalam hati manusia selalu butuh akan adanya pasangan. Jadi, dalam perjalanan hidupnya manusia terus mencari siapa pasangan yang paling cocok untuk dirinya, untuk bisa terus bersama-sama dalam jangka waktu yang panjang.

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.