Articles by "Inspired Story"

Tampilkan postingan dengan label Inspired Story. Tampilkan semua postingan

     Di salah satu sudut kota yang tidak terlalu ramai itu, seorang anak kecil merengek meminta roti kepada ibunya. Dengan penuh kasih sayang, sang ibu mengajak anaknya pulang ke rumah yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri saat itu. Sesampai di rumah, si ibu berfikir sejenak sebelum memberikan roti untuk anaknya. Sekarang sudah tiba saatnya untuk mengajarkan satu aspek penting di dalam pemahaman bertuhan kepada si anak.
     Dengan penuh kasih, ibu itu memangku anaknya tadi, sambil membujuk untuk mendengarkan nasehatnya sebelum mendapatkan roti. Begini anakku, setiap sore engkau mengulang dengan tulus, bahwa hanya kepada tuhanlah kita mestinya menyembah dan kepada tuhan saja kita memohon pertolongan. Nah anakku, ke belakanglah berwudhu, lalu shalatlah. Setelah itu berdoalah kepada Tuhan, mintalah roti kepadaNya
      Si anak dengan patuh mengikut petunjuk ibunya. Dan begitulah, setelah si anak menyelesaikan ritualnya, ia ke dapur dan menengok ke dalam panci. Benar saja, di dalamnya ada dua buah roti. Roti yang tentu saja diletakkan oleh si ibu ke dalam panci, sementara si anak melakukan ritual ibadahnya tadi. Begitulah, setiap hari kejadian itu berulang. Ketika si anak merasakan membutuhkan roti, ia melakukan ritualnya, dan selanjutnya ada roti di dalam panci di dapur. Si ibu selalu menjaga agar keyakinan si anak kepada Tuhan bisa semakin kokoh.
      Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Suatu hari, ketika tiba-tiba si ibu harus keluar kota karena ada keperluan mendadak. Maka tinggallah si anak sendiri di rumah. Dan seperti biasa, ketika matahari menjelang tinggi, si anak mulai melakukan ritualnya. Sebagi penutup, ia berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan roti. Namun kali ini, ketika si anak membuka panci di dapur, tidak ada roti di sana. Tidak ada ibu yang meletakkan roti ke dalam panci.
      Si anak tercenung. Panci kembali ditutupnya. Kepalanya menengadah, pandangannya tajam sementara otaknya berputar cepat. Pasti ada yang salah di dalam ritual yang dilakukannya. Begitu pikirnya singkat. Tuhan pasti akan memberikan roti bila semua ritual itu dilakukannya dengan baik. Lalu tanpa berfikir lebih lama, ia segera ke belakang, membasuh seluruh anggota tubuh seperti yang telah dipelajarinya. Kali ini dilakukannya dengan hati-hati dan cermat. Lalu ia memulai ritualnya dengan lebih baik, selanjutnya memanjatkan doa dengan lebih menghiba.
      Setelah rampung, ia bergegas ke dapur, membuka panci roti. Ah.. kosong. Tidak ada roti. Segera panci ditutupnya, lalu si anak kembali ke belakang, mulai membasuh anggota tubuhnya lagi. Ia sangat yakin, ada yang kurang sempurna di dalam ritual penyembahan yang dilakukannya sehingga tuhan belum berkenan mengisi pancinya dengan roti. Mungkin ada yang terlupa di dalam baris-baris doanya. Mungkin banyak kekurangan-kekurangan lain di dalam gerak lakunya.
      Begitulah, dua kali, tiga kali hingga beberapa kali ia mengulang semua prosesnya, namun setiap kali panci dibukanya, tetap tidak ada roti di dalamnya. Hingga di kali yang ketujuh ia menyelesaikan semua ritualnya yang sudah begitu khusyuk, si anak mulai merasa berdebar di dalam dadanya ketika mendekati dapur. Bila sejak tadi ia langsung menerjang tutup panci untuk dibuka, kali ini ia tidak terburu-buru lagi. Dengan khidmad, ia memengang bibir tutup panci lalu melafalkan basmalah, sesuatu yang ia lupakan sejak tadi karena selalu begitu terburu-buru.
      Dan alangkah takjubnya ia, ketika di dalam panci ternyata benar-benar ada dua roti seperti biasa. Namun roti ini benar-benar roti yang dikirimkan tuhan dari langit. Si ibu masih ada di luar kota. Lalu dengan sukacita, si anak melahap roti dari tuhan tersebut.
      Keesokan harinya, ketika sianak baru saja mendapatkan lagi rotinya dari tuhan dan belum sempat habis dilahapnya, si ibu sudah kembali ke rumah. Ia begitu kuatir jangan sampai anaknya sudah kelaparan oleh keperluan mendadak dua hari kemarin. Namun baru saja ia memberi salam dan melangkah ke alam rumah, si anak menyambutnya dengan sepotong roti yang belum habis itu bersama kendi air untuk dahaga si ibu. Tentu saja si ibu sangat terkejut, sehingga sambil mengunyah sepotong roti itu, ia bertanya kepada anaknya, dari mana mendapatkan roti.
      Kan ibu yang mengajarkan untuk selalu meminta kepada tuhan. Saya hanya melakukan nasehat ibu saja. Ibu tidak usah kuatir, tuhan selalu baik kepadaku dan memberikan rotinya setiap kali saya meminta.

      Anak kecil itu di kemudian hari dikenal dunia bernama Abdul Qadir yang berasal dari kota Jilan (Khailan?) di dekat Kota Baghdad - Iraq. Ia memiliki keyakinan tauhid yang hampir tiada banding. Namun ketika di dalam doa-doanya tuhan belum berkenan, ia akan selalu mengoreksi diri untuk menyempurnakannya. Tidak ada sedikitpun prasangka buruk kepada Tuhan, karena ia sangat sadar, bahwa hanya diri manusia saja yang sering lalai di dalam kewajiban dan tugasnya. Itulah mengapa ia akan terlebih dahulu melihat ke dalam diri sendiri, menakar seberapa sempurna kualitas dirinya untuk pantas mendapatkan apa yang ada di dalam doanya.

photo : trinitychurchbrentwood.com
diinspirasi dari satu khubah jumat
di kota Malino. Gowa Sulawesi Selatan.

lihat Abdul Qadir Jaelani di Wikipedia

     Begitu banyak kegagalan, kesialan, ketidak berhasilan yang telah Anda alami selama hidup ini, namun setiap kali itu pula Anda berhasil menemukan siapa penyebabnya. Entah itu karena iklim, kondisi politik, resesi ekonomi, bencana alam, dan lain-lain.. Intinya adalah Anda menemukan kambing hitam penyebab semua ketidak beresan itu.
     Namun, pernahkah Anda menemukan bahwa biang kegagalan, kesialan dan ketidak berhasilan Anda sebenarnya ada di dalam diri Anda sendiri. Mengapa demikian.?
     Karena  Andalah sendiri yang mengambil keputusan untuk gagal, bukan atasan Anda yang galak, atau bawahan Anda yang tidak bisa atau susah diatur. Bukan karena istri Anda yang bawel dan tidak mendukung, bukan juga karena suami Anda yang kuper dan kecil penghasilannya. Bukan karena teman-teman di kantor yang menggosipkan Anda, atau office boy yang selalu ceroboh membersihkan meja kerja Anda.
     Tetapi Anda sendirilah yang memutuskan, membuat keputusan dan mengambil keputusan untuk 'gagal', entah Anda melakukannya dengan sadar atau tidak.

     Seorang pesenam dari Jepang meraih medali emas impiannya di Olympiade, padahal sehari sebelumnya ia mengalami cedera retak tulang tumit di pertandingan babak penyisihan. Dokter sudah mendiagnosa bahwa dia tidak dapat melanjutkan pertandingan lagi, bahkan akan cacat seumur hidup akibat cedera tersebut. Namun semua rasa sakit akibat cedera tersebut dapat disingkirkan oleh kemauan yang kuat untuk mempersembahkan medali emas bagi negaranya.
     Lain lagi dengan dua orang mahasiswa drop out, yang mengusahakan perusahaan software komputer kecil-kecilan. Tidak ada yang peduli kepada mereka bahkan mereka tidak dipandang sebelah matapun oleh pelaku industri komputer pada masa itu. Mereka adalah Bill Gates dan Tim Allen yang hari ini merajai bisnis software dunia, Microsoft Corporation,  dua orang yang 'hanya' mampu untuk berhasil lulus sampai sekolah menengah atas (SMA).
     Begitu juga dengan seorang tua veteran perang dunia pertama, menawarkan resep warisan keluarganya ke lebih dari seribu orang, untuk diajak bekerja sama mengembangkan restoran berbasis resep tersebut. Seribu orang telah menolak bekerjasama, namun tidak cukup banyak untuk menghentikan pria tua 60 tahun tersebut. Kolonel Sanders akhirnya menemukan orang yang bersedia bekerja sama sehingga hari ini kita mengenal KFC (Kentucky Fried Chicken).
     Dan seorang lagi bernama Edison, melakukan beratus kali percobaan yang belum berhasil untuk menciptakan balon lampu. Dalam wawancara dengan wartawan sebuah surat kabar, Thomas Alfa Edison malah sempat berseloroh, "Saya tidak gagal sama sekali. Saya baru saja berhasil menemukan cara ke-873 untuk tidak membuat lampu". Ia pun malanjutkan eksperimennya.
     Pantang menyerah. Tidak menemukan alasan yang membenarkan ketidak berhasilan yang terjadi untuk apa  yang diusahakan. Tidak pernah repot mencari siapa kambing hitam atau mencari kondisi yang menjadi bahan untuk memaklumi setiap hal yang menunda keberhasilannya.
     Karena mereka tidak menemukan siapa yang salah dan kondisi apa yang mendukung tertundanya apa yang mereka rencanakan dan impikan, maka para pemenang itu terus berproses tanpa pernah berhenti, tanpa pernah menyerah, hingga mencapai garis finish.

     Nah, ketika Anda memutuskan untuk berhenti mengejar impian Anda, maka segeralah temukan, bahwa Anda sendirilah yang paling bertanggung jawab atas keputusan itu. Anda berani bertanggung jawab.?

     Lionel Messi (23) memang hanya mencetak satu gol pada final Liga Champions 28 Mei 2011 melawan Manchester United (MU). Namun, gol itu membuat timnya kembali unggul dan dengan begitu kembali menekan MU sampai akhirnya Barca menang 3-1
     Dengan gol semata wayang itu, Messi menjadi man of the match dan pencetak gol terbanyak Liga Champions dengan 12 gol. Ini adalah kali ketiga baginya untuk menjadi top scorer Liga Champions dalam tiga musim terakhir.
Messi pernah ditolak karena terlalu kecil...
     Orang kini melihat Messi berdiri di puncak, dielu-elukan para legenda sebagai yang terbaik. Namun, takhta tak membuat Messi melupakan tempat ia datang.
     Messi lahir dan besar di Rosario, 300 kilometer sebelah barat laut dari Buenos Aires. Ia lahir dengan kelainan hormon yang membuat tubuhnya tak bisa tumbuh seperti anak-anak seusianya. Kondisi fisik itu membuatnya terbuang dari sepak bola.
     Menurut The Mirror, pada hari pertama sekolah dasarnya, Messi dilarang ikut bermain sepak bola oleh pelatih karena badannya terlalu kecil. Padahal, anak yang ditolak ini akan menyabet gelar pemain terbaik dunia, bukan sekali, melainkan dua kali, dan mungkin akan bertambah lagi.
     "Pada masa kecilku, aku mengalami masa-masa sulit karena masalah hormon," kata Messi, yang oleh kakaknya, Rodrigo, dijuluki "kutu".
     Pada 1995, dalam usia delapan tahun, Messi diminati River Plate. Namun, River Plate tak jadi merekrut Messi karena keberatan membayar biaya pengobatan bulanan Messi yang mencapai 500 poundsterling atau sekitar Rp 7 juta.
     Messi tampak semakin mustahil menjelajahi lebih luas dunia sepak bola, ketika tim medis klub itu mengatakan kepada keluarganya bahwa Messi hanya bisa tumbuh setinggi tak lebih dari 140 sentimeter.
     Karena kondisi ekonomi, ayah dan ibu Messi menyerah. Jangankan membiayai perawatan Messi, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Messi dan tiga saudaranya saja, Jorge dan Celia, mereka kesulitan.
     Keadaan Messi dan keluarganya tak tampak akan membaik. Sampai saat Messi berusia 12 tahun, sanak keluarganya yang tinggal di Catalonia mendaftarkan Messi untuk mengikuti uji coba di Barcelona.
     Direktur Barcelona saat itu, Carlos Rexach, terbang melintasi benua dan tidak menyesal. "Saya memanggilnya dan, sebagai ungkapan simbolis (ikatan kontrak), saya memintanya membubuhkan tanda tangan di atas sebuah kertas," kenang Rexach.
     Setelah Barcelona setuju menjamin semua biaya perawatannya, Messi berangkat ke Spanyol dengan ayahnya dan masuk tim U-14 Barcelona pada tahun 2000. Pada pertandingan pertamanya, Messi mencetak lima gol.
     Sekarang, Messi sudah setinggi sekitar 170 sentimeter dan telah mengoleksi lima gelar La Liga, tiga trofi Liga Champions, medali emas olimpiade, dan menurut Forbes memiliki kekayaan senilai 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 282 miliar. Namun, menurutnya, ia akan tetap hidup seperti biasa, menikmati sarapan berupa danish pastry dan segelas kopi, misalnya.
     "Aku suka hidup sederhana. Aku manusia pada umumnya. Aku mengendarai mobil yang disediakan klub," kata Messi, yang kini memiliki yayasan amal untuk kesehatan dan pendidikan anak-anak bernama "The Leo Messi Foundation".
     "Aku tidak membaca buku. Hal istimewa bagiku adalah mencetak gol. Aku suka merayakannya bersama teman-teman dan rekan tim. Aku menyukai kegiatan amalku dengan yayasan yang membantu anak-anak di seluruh dunia."
     Di halaman biografinya di jejaring sosial Facebook, ia mengatakan, "Berapa pun jumlah gelar, trofi, dan penghargaan, aku akan selalu menjadi anak-anak yang tumbuh di Rosario, Santa Fe, Argentina."
     "Aku belajar berjalan di sana sehingga bisa mengejar impianku. Pernah ada yang mengatakan kepadaku, aku tak akan pernah menjadi pesepak bola."
     "Menjadi lebih kecil dari yang lain membuatku berusaha menjadi lebih cepat. Pencemooh, pengkritik, dan penentang membuatku lebih memiliki tekad dari sebelumnya. Dengan dukungan keluarga, aku pindah ke Spanyol dengan kesempatan bermain untuk Barca. Ini adalah kesempatan menjadi pemain yang selalu kuimpikan dan bisa aku alami," tuturnya.  

Sumber (MIR)BARCELONA, KOMPAS.com —30 Mei 2011.

     Alkisah, di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu ruby yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu ruby itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.
       Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut. “Mohon ampun Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula.”
     Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan. Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap.
     “Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu ruby kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya.” “Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu tersebut. Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu ruby retak ini menjadi lebih indah.”
     Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu ruby itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok. Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata ruby yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah.
     Baginda sangat gembira, “Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.” Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah membuat raja yang dicintainya berbahagia.
     Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.
     Saya kira demikian pula bagi manusia, tidak ada yang sempurna, selalu ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memiliki kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai!
disadur dari www.andriewongso.com

     Suatu hari, seorang pedagang kaya datang berlibur ke sebuah pulau yang masih asri. Saat merasa bosan, dia berjalan-jalan keluar dari villa tempat dia menginap dan menyusuri tepian pantai. Terlihat Di sebuah dinding karang seseorang sedang memancing, dia menghampiri sambil menyapa,
     "Sedang memancing ya pak?", sambil menoleh si nelayan menjawab, "Benar tuan. Mancing satu-dua ikan untuk makan malam keluarga kami". "Kenapa cuma satu-dua ikan pak? Kan banyak ikan di laut ini, kalau bapak mau sedikit lebih lama duduk disini, tiga-empat ekor ikan pasti dapat kan?" Kata si pedagang yang menilai si nelayan sebagai orang malas.
     "Apa gunanya buat saya ?" tanya si nelayan keheranan. "Satu-dua ekor disantap keluarga bapak, sisanya kan bisa dijual. Hasil penjualan ikan bisa ditabung untuk membeli alat pancing lagi sehingga hasil pancingan bapak bisa lebih banyak lagi" katanya menggurui. "Apa gunanya bagi saya?" tanya si nelayan semakin keheranan.
     "Begini. Dengan uang tabungan yang lebih banyak, bapak bisa membeli jala. Bila hasil tangkapan ikan semakin banyak, uang yang dihasilkan juga lebih banyak, bapak bisa saja membeli sebuah perahu. Dari satu perahu bisa bertambah menjadi armada penangkapan ikan. Bapak bisa memiliki perusahaan sendiri. Suatu hari bapak akan menjadi seorang nelayan yang kaya raya".
     Nelayan yang sederhana itu memandang si turis dengan penuh tanda tanya dan kebingungan. Dia berpikir, laut dan tanah telah menyediakan banyak makanan bagi dia dan keluarganya, mengapa harus dihabiskan untuk mendapatkan uang? Mengapa dia ingin merampas kekayaan alam sebanyak-banyaknya untuk dijual kembali. Sungguh tidak masuk diakal ide yang ditawarkan kepadanya.
     Sebaliknya, merasa hebat dengan ide bisnisnya si pedagang kembali meyakinkan, "Kalau bapak mengikuti saran saya, bapak akan menjadi kaya dan bisa memiliki apa pun yang bapak mau". "Apa yang bisa saya lakukan bila saya memiliki banyak uang?" tanya si nelayan. "Bapak bisa melakukan hal yg sama seperti saya lakukan, setiap tahun bisa berlibur, mengunjungi pulau seperti ini, duduk di dinding pantai sambil memancing".
     "Lho, bukankan hal itu yang setiap hari saya lakukan tuan, kenapa harus menunggu berlibur baru memancing?", kata si nelayan menggeleng-gelengkan kepalanya semakin heran. Mendengar jawaban si nelayan, si pedagang seperti tersentak kesadarannya bahwa untuk menikmati memancing ternyata tidak harus menunggu kaya raya.
     Pepatah mengatakan, jangan mengukur baju dengan badan orang lain. Si pedagang mungkin benar melalui analisa bisnisnya, dia merasa apa yang dilakukan oleh si nelayan terlalu sederhana, monoton dan tidak bermanfaat. Mengeruk kekayaan alam demi mendapatkan uang dan kekayaan sebanyak-banyaknya adalah wajar baginya. Sedangkan bagi si nelayan, dengan pikiran yang sederhana, mampu menerima apapun yang diberikan oleh alam dengan puas dan ikhlas. Sehingga hidup dijalani setiap hari dengan rasa syukur dan berbahagia.
      Memang ukuran "bahagia", masing-masing orang pastilah tidak sama. Semua kembali kepada keikhlasan dan cara kita mensyukuri, apapun yang kita miliki saat ini.
disadur dari www.andriewongso.com

     Adam Khoo, orang Singapura.  Waktu anak-anak, ia adalah penggemar berat games dan TV.  Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV.  Baik main PS atau nonton TV. 
     Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh.  Ketika kelas empat SD, Ia dikeluarkan dari sekolah.  Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura.  Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana.  Akhirnya, ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura.
     Di awal SMP, kebiasaan Adam tidak berubah.  Akibatnya, ia mendapat peringkat 10 terburuk.  Bayangkan saudara, menjadi peringkat 10 terburuk di SMP terburuk.  Bagaimana buruknya itu.
     Usia 13 tahun, ia mengikuti suatu program dari Ernest & Young.  Dalam program itu, ia belajar apa yang namanya Neuro Linguistic Programme  (NLP), Accelerated Learning, dan sebagainya.

     Program ini benar-benar bermanfaat bagi Adam.  Ia mulai mempraktekkan keterampilan barunya.  Apa yang ia lakukan setelah kembali ke sekolah?
     Pertama ia menulis tujuannya.  Ia akan lulus dari SMP tersebut dengan nilai A semua.  Ia akan masuk ke Victoria Junior College.  SMU terbaik di Singapura.  Adam kemudian melakukan tindakan gila.  Ia umumkan tujuannya itu di depan kelasnya.  Apa yang terjadi?  Ia ditertawakan seluruh isi kelas.  Termasuk gurunya sendiri.
     Bila anda jadi gurunya, anda pun mungkin melakukan hal yang sama.  Bagaimana mungkin seorang yang berada di urutan 10 terburuk di SMP terburuk ingin lulus dengan nilai A semua dan masuk ke SMU terbaik.
     Tapi Adam tidak bergeming.  Tertawaan dan cemoohan guru dan teman-temannya ia jadikan sebagai sumber semangat.  Ia pikir, bila ia tidak bisa membuktikan kata-katanya, ia akan lebih ditertawakan lagi.
     Karena itu, Adam berusaha keras.  Ia gunakan semua cara belajar hebat yang ia dapat dari program Ernest &  Young.  Hasilnya luar biasa.  Adam mulai bisa menjawab pertanyaan di kelas.  Meski ia tetap ditertawakan karena membuat catatan pelajaran dengan cara yang beda dan aneh.  Ia gunakan peta pikiran yang penuh dengan gambar dan simbol untuk mencatat.
     Akhirnya keras keras dan tekad baja Adam membuahkan hasil.  Ia lulus dari SMP itu dengan nilai A semua.  Ia berhasil masuk ke Victoria Junior College.  Di SMU terbaik ini pun, Adam tetap menjadi yang terbaik.  Ia lulus dari Victoria Junior College dengan nilai A semua dan sebagai lulusan terbaik.
     Adam pun masuk ke National University of Singapore (NUS).  Universitas terbaik di Singapura.  Di NUS, ia berhasil masuk ke NUS Development Program.  Inilah program bagi mahasiswa Top One Percent.  Mahasiswa dengan prestasi akademis yang sempurna.  Program bagi para jenius.  Dari NUS, Adam lulus juga sebagai lulusan terbaik.
     Itulah kesuksesan Adam di dunia akademisnya.  Bagaimana dengan dunia bisnis?  Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun.  Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta.
     Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun.  Ia berbisnis music box.  Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar.  Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura.  Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura.  Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
     Nah, sekarang mari kita merenung.  Apa sebenarnya yang terjadi dengan Adam Khoo.  Bagaimana seorang anak yang dicap bodoh, hobinya nonton TV dan main games bisa meraih sukses seperti itu?  Sukses yang mungkin sekali tidak diraih oleh teman-teman seangkatannya.  Teman-teman yang di SD-nya pintar?

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.