Articles by "Design the Future"

Tampilkan postingan dengan label Design the Future. Tampilkan semua postingan

     Multiple Intelligence adalah teori yang dikemukakan oleh Howard Gardner dan Elizabeth Hobbs yang mengatakan bahwa kecerdasan seseorang tidak hanya diukur dari satu aspek saja, melainkan terdiri dari beberapa jenis kecerdasan yang berbeda-beda.

     Howard Gardner dan Elizabeth Hobbs merupakan ahli dalam psikologi, pendidikan, dan neuroscience. Gardner dikenal sebagai pengembang teori Teori Kecerdasan Majemuk yang mengemukakan bahwa kecerdasan tidak hanya dalam satu bentuk atau jenis saja, melainkan dalam sembilan jenis kecerdasan yang beragam.
     SedangkanElizabeth Hobbs adalah seorang peneliti yang mengembangkan konsep Multiple Intelligences (MI) dalam konteks anak-anak. Bersamaan, mereka berdua mencoba mencari cara untuk mengembangkan potensi kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang.
     Gardner dan Hobbs dalam kajiannya menemukan bahwa potensi kecerdasan manusia mencakup sembilan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan verbal-linguistik, logika-matematika, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial.

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
     Kecerdasan ini mencakup kemampuan berbicara, menulis, dan memahami bahasa. Contohnya adalah seorang penulis, pengacara, atau penyiar radio.
     Untuk mengembangkan kecerdasan verbal-linguistik, seseorang membutuhkan latihan dalam bahasa verbal dan tulisan. Latihan tersebut dapat dimulai sejak usia dini dengan memperkaya kata-kata, membaca, menulis, dan berbicara.

2. Kecerdasan Logis-Matematis
     Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan persamaan matematika. Contohnya adalah seorang ilmuwan, matematikawan, atau ahli teknologi.
     Kecerdasan logika-matematis membutuhkan latihan dalam berpikir logis dan konsep berhitung yang dapat dimulai sejak usia dini dengan bermain permainan matematika atau berlatih logika dengan menghubungkan antara kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita.

3. Kecerdasan Visual-Spasial
     Kecerdasan ini mencakup kemampuan dalam memvisualisasikan objek dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan gambar. Contohnya adalah seorang seniman, arsitek, atau fotografer.
     Kecerdasan spasial, atau kecerdasan visual-ruang, membutuhkan latihan dalam mengenali pola, bentuk, dan warna. Latihan-latihan ini dapat dilakukan dengan melatih daya imajinasi dengan menerka gambar dan membaca buku-buku bergambar.

4. Kecerdasan Kinestetik
     Kecerdasan ini mencakup kemampuan dalam memanfaatkan gerakan fisik dan koordinasi tubuh. Contohnya adalah seorang atlet, tarian, atau ahli yoga.
     Kecerdasan kinestetik, atau kecerdasan fisik-gerak, dapat ditingkatkan dengan latihan yang melibatkan aktivitas fisik-gerak seperti berlatih olahraga, menari, atau seni bela diri.

5. Kecerdasan Musikal
     Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk mengekspresikan dan memahami musik. Contohnya adalah seorang penyanyi, komponis musik, atau pemain musik.
     Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan bermain musik, bernyanyi, atau merespon irama.

6. Kecerdasan Interpersonal
     Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk memahami orang lain dan berinteraksi dengan mereka dengan baik. Contohnya adalah seorang politikus, guru, atau psikolog.
     Untuk kecerdasan interpersonal, atau kemampuan berinteraksi dengan orang lain, dapat diasih dengan membentuk hubungan yang positif dengan orang lain dan mempraktikkan empati, toleransi terhadap perbedaan, dan kemampuan membaca ekspresi wajah dan nada bicara.

7. Kecerdasan Intrapersonal
     Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk memahami diri sendiri dan merenung tentang kehidupan. Contohnya adalah seorang penulis, terapis, atau aktivis.
     Untuk kecerdasan intrapersonal, atau kemampuan berinteraksi dengan diri sendiri, dapat ditingkatkan dengan latihan introspeksi, mengenali kelebihan dan kelemahan diri, serta mengembangkan rasa percaya diri.

8. Kecerdasan Naturalis
     Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk memahami alam dan lingkungan. Contohnya adalah seorang ahli biologi, geologi, atau ekologis.
     Kecerdasan naturalis, atau kemampuan dalam mengenali dan memahami alam, dapat dilatih dengan mengenal lebih dalam tentang lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.

9. Kecerdasan Eksistensial-Spiritual
     Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk memahami makna hidup dan tujuan keberadaan manusia. Contohnya adalah seorang ahli filsafat, budayawan, atau pemimpin spiritual.
     Kecerdasan eksistensial, atau kemampuan dalam memaknai hidup dan memahami eksistensi, dapat ditingkatkan dengan memperdalam pemahaman mengenai nilai dan tujuan kehidupan serta melakukan kegiatan yang berorientasi pada pembentukan karakter.

     Dengan demikian, potensi kecerdasan dapat diasah sejak usia dini dan terus dikembangkan pada setiap level pendidikan sesuai dengan jenis kecerdasan yang ingin ditingkatkan. Seperti misalnya, pendidikan anak usia dini yang menyediakan pengalaman belajar yang terpusat pada permainan untuk memperkaya kosakata, pengalaman sehari-hari, dan pemberian contoh sebagai tindakan awal dalam pengembangan potensi anak. Sementara pada level pendidikan yang lebih tinggi, dilakukan pengembangan potensi kecerdasan melalui peningkatan kemampuan berpikir kritis, membuat argumentasi yang baik, atau pengembangan kepribadian yang lebih utuh.

     Dalam teori Multiple Intelligence, setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga kita harus menghargai dan memperluas kesempatan bagi setiap jenis kecerdasan. Dengan memahami jenis kecerdasan yang kita miliki, kita dapat memanfaatkannya untuk berprestasi dan meraih kesuksesan dalam berbagai bidang.

Untuk yang berminat memperdalam kajian tentang Multiple Intelligence tersebut, berikut ada beberapa referensi yang dapat dijadikan acuan antara lain:

1. "Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences" oleh Howard Gardner
2. "Multiple Intelligences: New Horizons in Theory and Practice" oleh Howard Gardner
3. "The Complete Multiple Intelligences Test"oleh Susan Baum dan Julie Viens
4. "Teaching with the Brain in Mind" oleh Eric Jensen dan buku-buku lainnya.

Selain itu, terdapat juga sumber online yang dapat diakses seperti website resmi Howard Gardner (www.howardgardner.com), Edutopia (www.edutopia.org/multiple-intelligences), dan banyak lagi. 

     Fenomena dan noumena adalah dua konsep yang dikemukakan oleh filsuf Immanuel Kant dalam karyanya yang berjudul "Kritik der reinen Vernunft" atau "Kritik atas Akal Murni". Dalam pemikirannya, Kant mengajukan perbedaan antara dunia fenomenal (phenomenal world) dan dunia noumenal (noumenal world). Berikut adalah penjelasan secara lengkap dan detail tentang fenomena dan noumena:

Fenomena: 

     Fenomena merujuk pada dunia yang kita alami melalui panca indera dan persepsi kita. Menurut Kant, fenomena merupakan cara di mana kita mengorganisir dan memahami dunia berdasarkan kapasitas akal dan persepsi kita. Fenomena adalah pengalaman yang dapat dijangkau oleh manusia melalui indera dan proses kognitif. Dalam konteks ini, dunia fenomenal adalah dunia yang terbatas pada pemahaman manusia dan terbentuk oleh struktur pengetahuan dan kategori pemikiran kita.

     Kant berpendapat bahwa sifat objek dalam dunia fenomenal tidak sepenuhnya ada di luar subjek. Kita menggabungkan unsur-unsur pengalaman dan penyusunan akal untuk menciptakan pemahaman kita tentang dunia. Dalam hal ini, fenomena adalah "bentuk" yang diberikan oleh struktur pengetahuan kita, sehingga kita dapat memahami dan berinteraksi dengan dunia secara terorganisir.


Noumena: 

     Noumena adalah konsep yang berkaitan dengan hal-hal yang berada di luar kemampuan persepsi dan akal kita. Kant berpendapat bahwa ada realitas yang eksis di luar pemahaman kita sebagai subjek yang terbatas. Noumena merujuk pada dunia yang objektif dan independen dari pemikiran dan persepsi manusia. Namun, manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui noumena secara langsung.

     Kant berpendapat bahwa meskipun noumena mungkin ada, kita tidak dapat mengetahuinya dengan cara yang sama seperti kita mengenali fenomena. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kita membatasi akses kita terhadap noumena. Kita hanya dapat mengetahui fenomena yang terbentuk melalui interaksi antara objek dan kapasitas pemikiran kita.

     Dalam konteks noumena, tidak ada pengetahuan definitif tentang realitas yang ada di luar pengalaman kita. Kita hanya dapat memahami objek melalui cara di mana objek tersebut muncul dalam pengalaman kita (fenomena). Bagi Kant, fenomena dan noumena bukanlah dua entitas yang terpisah secara mutlak, melainkan perbedaan dalam cara kita mengakses dan memahami dunia. Kita hanya memiliki akses ke dunia fenomenal, yang terbentuk oleh interaksi antara objek dan kapasitas pemikiran kita. Noumena, di sisi lain, merupakan realitas yang objektif tetapi di luar jangkauan pemahaman kita.

     Kant menjadi tokoh sentral dalam memperkenalkan dan membahas konsep fenomena dan noumena secara eksplisit. Konsep ini merupakan kontribusinya yang signifikan dalam epistemologi dan metafisika. Namun, ada beberapa filsuf lain yang juga mengajukan pemikiran terkait perbedaan antara dunia fenomenal dan noumenal, meskipun mungkin tidak secara eksplisit menggunakan istilah yang sama. 

Hero Fitrianto

     Aku menguak celah-celah kepulan asap polusi, sambil sesekali mengusap mata yang pedih oleh debu. Di kiri kanan jalan, daun-daun tak hijau lagi. Warnanya coklat oleh debu yang mengendap, sementara entah masih berapa banyak lagi yang masih berterbangan.
     Dengan beberapa lompatan kecil, kuseberangi sungai berair kotor kehitaman. Rumput di sekitarnya layu menguning. Bebeapa depa lagi aku akan tiba di tujuan, yaitu gubuk seorang sahabat, yang telah banyak makan asam garam kehidupan ini. Gubuk tua di tepi tegalan kering yang di belakangnya nampak jauh gunung Bawakaraeng - terpancang kokoh dengan gumpalan-gumpalan  mega menyelimuti puncak.
     Assalamu alaikum, aku menyapa diiringi suara berderik anak tangga bambu yang kuinjak. Dari dalam salamku dibalas sambil mempersilahkan aku masuk.
     Baru saja kuletakkan pantatku di atas tikar kumal di dekat pintu masuk, sahabatku langsung menjejali dengan kata-kata yang membuatku hanya mampu terperangah.
     Kebetulan Kau datang. Kau sebagai salah satu wakil generasi sekarang harus menyadari akan apa yang kusampaikan ini. Karena di tanganmulah dan tangan-tangan pemuda sezamanmulah yamg akan memeruskan, sedang aku sendiri, oh.. aku tak tahu apakah masih akan melihat kelanjutan perjalanan dunia ini di besok hari.
     Alam yang perawan telah kehilangan keperawanannya. Hutan yang gadis telah kehilangan kegadisannya. Sungai-sungai kotor oleh limbah kimia, sedang udara menjadi kotor oleh kepulan asap dari kendaraan-kendaraan bermotor, ditambah berton-ton debu beracun yang disemburkan oleh cerobong-cerobong pabrik.
     Sementara kota-kota penuh sesak oleh manusia, jalan-jalan padat dengan lalulintas, desa-desapun telah sempit oleh ledakan penduduknya sehingga seakan-akan kita tersekap dalam kaleng yang pengap. Napas menjadi berat menyiksa dan megap-megap, seolah manusia berebut udara dari dunia yang tidak berudara lagi.
     Kita sudah lupa atau bahkan tidak mengenal lagi yang namanya hembusan angin segar dan bersih. Kemajuan telah datang.
     Bersamaan dengan itu muncul ratusan ribu pabrik yang mengepulkan bahan pencemar. Teknik pertanian yang baru dengan cara-cara modern membasmi hama, binatang-binatang kecil yang berbahaya. Dan bergembiralah kita yang akan memetik buah yang ditumbuhkan oleh bumi tanpa didahului oleh ulat dan hama.
     Tetapi disamping matinya hewan-hewan kecil yang berbahaya, maka mati pulalah hewan-hewan kecil yang bermanfaat. Lebah-lebah yang ada dalam sarangnya mati, lalu keluarlah madu dalam keadaan tercemar.
     Demikian pula ternak yang memakan tanam-tanaman itu, menjadi sakit, sehingga daging dan susunya tercemar pula. Ikan dalam air dan burung di udara pun sakit, kemudian manusia yang memakannya ikut pula menjadi sakit. Ibu-ibu  menyusui mengeluarkan asi yang tercemar. Maut tersebar kepada siapa saja, lalu segala sesuatu menjadi tercemar.
     Jadilah manusia sekarang sebagai manusia yang layu dengan nafas yang tersndat-sendat dan wajah masam. Tampak ia sudah tua dalam bilangan usia yang masih sedikit.
     Segala sesuatu telah tercemar. Pola hidup moderen telah menyebabkan ozon berlubang semakin besar. Aturan alampun menjadi berantakan. Pergantian cuaca dingin, panas, basah dan kering, hujan dan badai tidak teratur lagi. Semua datang tidak pada jalur perhitungan biasa. Saling menyimpang tanpa ada keteraturan.
     Kemudian datanglah jenis pencemaran yang paling berbahaya, yaitu pencemaran budi pekerti dan akhlak. Penemuan perangkat komunikasi yang semakin canggih, mulai dari radio, televisi, bahan cetak lalu komputer hingga gadget setelapak tangan, menyergap manusia hingga ke kamar tidur.
     Melalui media yang mewabah itu, kita dapat menyajikan kepada umat manusia apa saja yang kita kehendaki. Kita sebarkan kebatilan dan rangkaian kata-kata dusta, bahkan bisa membangkitkan birahi secara gamblang dengan audio visual dalam teknologi yang mutakhir. Siang dan malam manusia ditimbuni material sampah untuk moralnya.
     Maka terjadilah, pemuda-pemuda tidak lagi memperhatikan bangsa dan tanah airnya, apalagi agamanya. Hidup berfoya-foya, menikmati harta dari orang tuanya, yang juga didapat dari memeras orang miskin. Yang dipikirkan hanyalah kepuasan diri sendiri, kepuasan birahi yang berkobar membakar. Semua dicurahkan untuk syahwatnya, sehingga menjadi lemah dan tidak berguna.
     Parodi politisi pedagang oportunis, menjadi sajian rohani wajib di layar kaca, yang jam tayangnya selalu ditunggu-tunggu. Ini menjadi peneguh keyakinan, penyemangat sekaligus media belajar untuk mematangkan jalan hidup idaman hampir setiap orang, yaitu kemunafikan. Kemunafikan yang menjadi jijik bila diucapkan secara gamblang, namun jauh di dalam lubuk hati, menjadi panutan satu-satunya yang harus dipertahankan mati-matian. Bukankah selama ini, praktek oportunisme sudah kita kembangkan secara sadar dan tidak sadar sehingga melandasi semua aspek kehidupan kita?
     Aturan-aturan dasar kehidupan tak perlu diperdulikan lagi. Bukankah Tuhan sendiri sudah lama mati?
     Nah saudaraku, itulah keadaan generasi yang kau jalani saat ini. Sekarang, tegakkanlah kepalamu dan pandanglah hari esok lalu pilih. Kau teruskan tradisi bobrok ini atau kau harus merentangkan kedua tanganmu, lalu kembali memancangkan peradaban mulia kepunyaan umat manusia. Yah, kemulian manusia.
 
 foto: etalasefotoberita.blogspot.com

     Di tengah ramainya kesibukan merevisi kurikulum baru untuk anak-anak Indonesia, dengan segala harap-harap cemas akan efektifitasnya, ada baiknya kita sejenak mereview serba sekilas suatu sistim pendidikan yang diterapkan di Finlandia. Ya, Finlandia sebagai negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia.
     Negara dengan ibukota Helsinki (tempat ditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM) ini memang begitu luar biasa. Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) yang mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika.
     Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.
     Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lalu apa kuncinya sehingga Finlandia bisa menempati rangking puncak nomor satu dunia?
     Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes.
     Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.
foto : www.helsinki.fi

Apa gerangan kuncinya?
     Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
     Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.
     Pada usia 18 tahun, siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di Sekolah Dasar Poikkilaakso, Finlandia.
     Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.
     Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki.
     Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dan lain sebagainya. Kalau mendapat PR, siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
     Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
     Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Pemeringkatan dengan ranking nilai hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya, lalu cenderung mengabaikan siswa yang berada di peringkat yang lebih rendah.

     Bagaimana dengan Indonesia sendiri? Sistim baru dan kurikulum baru yang sementara uji publik, layak untuk ditunggu perkembangannya. Yang jelas, setiap usaha untuk memperbaiki sistim pendidikan di negeri ini, selayaknya selalu didukung dengan sepenuh hati demi kemajuan bersama.
referensi : sekolahorangtua.com

gambar : elpensamientoajeno.blogspot.com


foto : socialphy.com

     Akhir-akhir ini, banyak buku yang membicarakan tentang kekuatan pikiran. Buku itu laris dijual di pasaran seperti kacang goreng. Akan tetapi, apa yang menyebabkan buku itu berhasil? Benarkah bahwa hanya dengan berpikir dapat membawa anda menuju kesuksesan? Bagaimana metode yang lebih maju dan terbukti dalam mewujudkan kesuksesan? Lalu bagaimana caranya menggapai harapan yang berseliweran di benak kita?
     Yang meyebabkan buku itu laris di pasaran sebenarnya adalah ilusi akan harapan. Kita (termasuk saya dan mungkin Anda) yang pernah membeli buku tersebut telah menjadi konsumen harapan. Apa arti dari menjadi konsumen harapan? Untuk saya, harapan memberikan suatu perasaan dimana kita tahu ada sesuatu yang lebih baik dan bisa kita dapatkan atau miliki.
     Saya pernah membaca artikel tentang Adam Khoo, seorang anak yang tadinya diberi label idiot dan kemudian bermetamorfosis 180 derajat menjadi seorang pelajar yang “sangat berbakat”. Anak yang tadinya dicap “aneh” dan memiliki kemampuan sosial yang rendah tetapi berhasil berubah secara drastis. Kini ia merupakan salah satu self-made millionare di Singapura.

     Adam tidak hanya bermimpi untuk masuk kuliah, lulus, dan mendapatkan kerja. Ia percaya bahwa ia punya kendali atas takdirnya, menjalaninya, dan mencapai kesuksesan yang bisa dibilang luar biasa. Ia adalah seorang produsen harapan.
     Apakah maksudnya menjadi produsen harapan? Produsen harapan adalah aktivator (pemicu dan pelaku aktifitas) atas harapan yang telah dibuatnya. Mereka melakukan segala yang mereka ingin dan dapat lakukan, demi harapan yang dikejarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, produksi harapan yang dimiliki Adam telah menjadi inspirasi harapan untuk banyak orang di muka bumi ini.
     Perbedaaanya adalah pada bagaimana harapan itu digunakan. Kita semua memilikinya. Orang yang berada di bawah ilusi suatu harapan, akan banyak memboroskan waktu dan tenaga untukmenunggu dan menunggu. Mereka menunggu sebuah momen yang benar-benar sempurna. Ironisnya, karena menunggu yang sempurna itu, mereka kemudian sangat sering melewatkan banyak momen bagus dan hebat (tetapi tidak atau belum sempurna) yang mana momen-omen tersebut tidak akan pernah kembali lagi.
     Produser harapan menciptakan keberuntungan mereka sendiri. Mereka melakukan usaha dengan segala daya upaya yang mereka bisa lakukan. Harapan bagi mereka merupakan bentuk positive thinking yang lebih tinggi. Sementara bagi orang kebanyakan yang hanya 'bermodal' positive thinking saja, ternyata hanya kebanyakan mikir dan jarang bertindak. Kita membutuhkan suatu 'positive belief'.. Suatu kondisi dimana pikiran kita sejalan dengan tindakan kita.

MEREKA MELAKUKAN APA YANG MEREKA DAPAT LAKUKAN
     Merekalah orang yang mengubah harapan menjadi realita. Apakah kita sudah melakukan apa yang kita bisa? Atau kita hanya diam, berangan-angan semoga akan ada solusi yang jatuh dari langit? Harapan bisa menjadi sesuatu yang sangat berguna sekaligus menakutkan. Hanya diri kita sendiri yang paling berkompeten mewujudkan harapan kita menjadi kenyataan.
     Bayangkan bila anda terperosok ke lubang yang dalam, ada seseorang yang melemparkan tali tetapi anda tidak mau memanjat? Berharap ada orang yang memasang eskalator supaya kita bisa keluar lubang dengan penuh gaya dan manja?
     Harapan memungkinkan orang dengan penyakit berat berusaha untuk menyembuhkan dirinya, memungkinkan seorang pengusaha muda berhasil dan sukses mengimplementasikan konsep unik yang selama ini tidak berani dicoba oleh orang lain. Harapan merupakan sesuatu yang sangat kuat bila ia dimanfaatkan sebagai alasan untuk konsisten melakukan sesuatu.
     Dengan harapan yang kuat, muncul suatukeyakinan, dan dari keyakinan itu kemudian muncul gairah dan semangat yang menggebu-gebu. Suatu sikap mental yang mengubah manusia biasa menjadi manusia dahsyat. Harapan akan menjadi sesuatu yang mengerikan bila orang yang memilikinya menjadi enggan untuk bekerja dan hanya menunggu solusi jatuh dari langit. Seandainya hanya dengan 'mengharap dan positive thinking' kita dapat mewujudkan seuatu, tentunya tidak akan ada lagi anak-anak kelaparan di Afrika. Anda tinggal sebarkan brosur fast food dengan pesawat udara, disertai panduan 'cara berharap dalam positif thinking' maka makanan itu akan jatuh dari langit.
     Menggunakan harapan secara keliru membuka kemungkinkan untuk menjerumuskan hidup ke dalam kondisi pasif. Selama kita memberitahukan diri kita bahwa kita hidup sukses dan berkelimpahan, kita cenderung gagal untuk melakukan tindakan.
     Seorang filusuf Jerman, Gothe pernah mengatakkan, “Beberapa orang memiliki imajinasi untuk kenyataaan. Dengan harapan yang tidak disertai tindakan, kita memenjarakan diri kita. Harapan dapat menjadi pengharapan yang panjang untuk hal-hal yang kita rasa tidak kita miliki. Dalam bentuk terburuknya, harapan dapat membiarkan kita hidup dalam 'dellusion de grandeur' (angan-angan semu yang sangat besar), sehingga kita tidak mengerahkan seluruh kemampuan kita dengan optimal yang akhirnya mencegah kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan".
     Harapan (yang berfungsi negatif) akan membuat kita berpikir bahwa kita telah kehabisan pilihan. Lalu  ketika kita tidak memiliki cukup usaha untuk mewujudkannya, harapan akan menyarankan kita untuk menunggu dan melihat, membuka peluang 'si harapan' untuk diubah bukan mengubah. Harapan dapat menjadi penjara. Harapan dapat membuat kita percaya bahwa tidak ada satu halpun yang bisa kita lakukan sehingga kita hanya harus duduk diam dan mengharapkan yang terbaik jatuh dari langit.
     Harapan juga dapat menjadi sebuah kekuatan supaya kita terus berpegang dan berjuang merealisasikannya, meski kita telah mulai lelah dan mau menyerah, bahkan ketika intuisi kita juga mendukung supaya kita menghentikan usaha untuk menggapainya.

     Akhir kata, orang yang sukses tidak melakukan hal yang berbeda dibandingkan orang kebanyakan. Mereka melakukan hal-hal biasa hanya saja dengan cara yang berbeda. Bagaimana cara Anda dalam menggunakan harapan? Gunakanlah harapan Anda untuk menjadi tenaga pendorong dalam mencapai kesuksesan Anda.

     Mungkin kita tak pernah tinggal di pedesaan, namun kita bisa mengetahui bagaimana para petani menumbuhkan tanamannya. Pertama mereka menyebarkan bibit, kemudian menyebarkan pupuk dan menyemprotkan cairan anti hama. Semua dilakukan agar tanamanya dapat tumbuh subur dan menghasilkan padi yang bernas.
      Penjelasan selanjutnya bukanlah tentang bagaimana cara bercocok tanam bibit padi yang sebenarnya. Tetapi lebih kepada bagaimana kita bercocok tanam bibit kesuksesan. Kita sebut saja sebagai ilmu sebarkan bibit sebelum menuai.
     Mari kita siapkan imajinasi sejenak dengan santai, untuk beberapa ungkapan berikut ini, yang mungkin anda pernah dengar, “Nanti kalau saya sudah kaya, saya akan menyumbang untuk Mesjid, Panti Asuhan, Kegiatan Sosial, dan lain-lain”. Anda pernah mendengarnya? Saya kira iya, bahkan mungkin itu dari mulut anda sendiri.
     Lalu, bagaimana dengan ungkapan-ungkapan ini, “Kalau dapat rezeki, bagikan sebagian pada orang-orang yang membutuhkan”. Pernah dengar juga? Saya yakin Anda pernah mendengarnya, mungkin dari orang tua anda sendiri.
     Mari kita coba menganalisa pelajaran yang “kurang pas” dari dua kalimat diatas. Yang pertama kalau sudah kaya saya akan menyumbang. Jadi kalau belum kaya, ya tidak menyumbang... Betul?
Yang kedua, “Kalau dapat rezeki, sisihkan sebagian untuk orang lain”. Jadi kalau tidak atau belum mendapat rezeki ya tidak usah memberi..?
     Di dalam prinsip hukum alam yang sebenarnya adalah “Menanam dahulu, menuai kemudian” bukan  sebaliknya. "Menuai dahulu menanam kemudian”. Artinya adalah agar kita bisa menuai atau panen kita harus menanam terlebih dahulu. Agar kita mendapat rezeki, kita harus memberi dahulu. Agar kita bisa banyak rezeki berarti kita harus juga banyak berbagi.
     Jika anda coba melawan hukum alam ini dengan bersikap pelit, enggan memberi sebelum mendapatkan sesuatu maka anda justru akan sulit mendapatkan apapun juga.
     Jadi, bila Anda mau sukses, mau banyak uang, atau bila mau menjadi kaya, mulailah berbagi. Berbagi secara tulus, bukan seadanya, tetapi semampunya. Kalau seadanya saja maka itu berarti kita berbagi secara asal-asalan dan ala kadarnya. Berbeda kalau semampunya, maka kita akan berbagi dengan tulus sekuat kemampuan yang kita miliki.

sumber tulisan, TDWClub.com
sumber gambar, sokagallery.com

     Ketika Anda yakin impian Anda akan menjadi kenyataan, maka sebetulnya Anda sudah bisa mewujudkan 80% impian Anda mejadi kenyataan. Tapi ketika Anda tidak yakin, apa yang terjadi? Sangat tidak mudah untuk mewujudkan impian Anda menjadi kenyataan.
     Pertanyaannya adalah bagaimana caranya agar Anda punya keyakinan yang bulat, yang bisa mendukung Anda, atau mempercepat Anda ataupun yang bisa membantu Anda untuk mewujudkan apa yang menjadi impian Anda.?
     Ada empat poin penting yang bisa Anda terapkan untuk memperkuat keyakinan itu.
Yang pertama adalah temukanlah keraguan anda.
     Temukanlah hal-hal apa saja yang membuat Anda ragu terhadap impian atau dream Anda. Ketika Anda sudah menemukan keraguan Anda, tanyakan kepada diri Anda sendiri, apakah ada orang yang pernah melakukannnya dan berhasil?
     Kalau Anda mendapat jawaban ya, tanyakan lagi, kalau tahun lalu kira-kira berapa banyak orang yang berhasil? Bagaimana kalau dua tahun lalu, kalau tiga tahun lalu, kalau lima tahun lalu, atau kalau sepuluh tahun yang lalu..? Akhirnya Anda akan mendapatkan kenyataan bahwa sebenarnya banyak orang lain yang telah berhasil. Kesimpulannya adalah, kalau banyak orang yang bisa berhasil dan telah mendapatkan apa yang mereka inginkan seperti apa yang Anda impikan, tentunya bukan hal yang mustahil bagi Anda untuk bisa mendapatkannya juga.

Selanjutnya yang kedua adalah teknik film mental.
     Mengapa banyak orang yang ragu, kenapa banyak orang tidak yakin? Salah satunya adalah karena mereka selalu memutar film-film negatif dalam diri mereka, film ciptakan mereka sendiri yang bercerita tentang kegagalan.
     Ketika mereka mau melakukan sesuatu, mereka membayangkan, bagaimana kalau saya gagal, bagaimana kalau saya tidak berhasil, bagaimana kalau saya ditolak , dan sebagainya. Film-film negatif seperti itu yang mereka putar di dalam angan-angan, yang mereka ciptakan sendiri, sehingga menghambat mereka melakukan tindakan.
     Saran saya adalah mulailah sekarang juga mengganti film-film negatif dengan film-film yang positif, yang Anda ciptakan untuk imajinasi Anda. Misalnya saja Anda adalah seorang saleman yang ingin bertemu dengan seorang klien. Bayangkan, Anda bertemu dengan dia, Anda jabat tangannya, Anda presentasikan produk Anda, lalu dia menerima produk Anda dengan senang hati, sehingga terakhir dia membeli produk Anda dengan perasaan puas penuh kemenangan.
     Anda bayangkan, bayangkan, dan terus bayangkan.

Yang ketiga adalah teknik bersyukur.
     Teknik bersyukur adalah teknik yang luar biasa. Bila Anda pernah membaca buku 'the Secret' ataupun 'Quantum Ikhlas", Anda tidak akan kesulitan untuk mencerna point ke-tiga ini.
     Bangkitkan iman di dalam diri Anda, lalu Anda yakini bahwa apapun yang Anda impikan telah berhasil, telah tercapai. Di saat itulah Anda sampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan untuk semua keberhasilan tersebut. Anda lakukan secara berulang, berulang, dan berulang. Lalu saksikan bagaimana keajaiban terjadi di dalam hidup Anda. Bukankah Tuhan telah berjanji untuk melipatgandakan imbalan bagi mereka yang bersyukur.?

Teknik yang keempat disebut teknik anchoring.
     Anchor sangat bermanfaat untuk membuat seseorang yang tadinya ragu menjadi yakin, dari takut menjadi berani. Anchor dalam Bahasa Indonesia berarti jangkar.
     Misalnya saja, ketika Anda mendengar sebuah lagu tertentu, Anda akan ingat orang tertentu. Atau mungkin anda akan teringat masa-masa SMP Anda, atau masa-masa puber saat Anda di SMA  waktu dahulu. Atau misalnya lagi Anda mencium parfum tertentu, maka anda tiba-tiba teringat orang tertentu atau suasana tertentu. Contoh lainnya lagi, misalnya Anda melihat foto tertentu ketika anda sedang liburan entah dimana. Foto-foto yang anda telah simpan sekian lama, 10 atau 15 tahun lalu, ketika anda lihat kembali , maka anda akan teringat pada masa-masa liburan yang telah lama berlalu tersebut, dengan semua suka-cita atau juga (kalau ada) duka citanya, sehingga menggugah kesadaran Anda seakan-akan Anda kembali berada di saat-saat liburan tersebut.
     Pemantik timbulnya sesuatu itulah yang dinamakan anchor atau jangkar.

Orang yang sukses, orang yang berhasil, ternyata bisa dibuat jangkarnya.
     Di sini saya akan berbagi kepada Anda bagaima cara membuat jangkar itu. Proses yang bila Anda lakukan dengan cermat, ternyata tidak rumit bahkan sangat sederhana.
     Bayangkanlah Anda kembali ke masa-masa dimana anda merasa diri Anda sangat powerfull, sangat luar biasa. Lakukan sambil duduk dengan santai, dengan rileks, dengan tenang. Tarik nafas yang dalam, bayangkan lagi, saat-saat dimana Anda pernah berhasil, saat-saat dimana Anda pernah merasa bangga terhadap diri sendiri, bayangkan dimana saat-saat Anda pernah dipuji dan dipuja, Anda merasa begitu powerfull, anda merasa luar biasa. Perbesar semua gambarnya di dalam imajinasi Anda, perjelas suaranya, rasakan kembali semua emosi yang menyertai perasaan-perasaan tersebut.
     Setelah anda sudah merasakan perasaan-perasaan tadi, Anda sudah memanggil memori-memori keberhasilan anda kembali, letakkan ujung jari jempol tangan kanan Anda bertemu dengan ujung jari tengah tangan yang sama. Jentikkan jari tersebut sambil katakan 'yess'.
     Lakukan sekali lagi, ingat lagi kenangan keberhasilan-keberhasilan Anda di masa lalu, tarik nafas, hembuskan lebih santai, lebih rileks. Perbesar lagi gambarnya, perjelas lagi suaranya, rasakan emosi dari semua perasaan-perasaan tadi.. ketika semuanya sudah lengkap dan jelas, persiapkan kembali ujung jari jempol kanan dengan ujung jari tengah tangan yang kanan, jentikkan dan katakan 'yess'.
     Baiklah, sekarang saatnya untuk Anda melatih dan melakukan secara intensif dengan penuh penghayatan. Sehingga nanti tanpa disadarai ketika Anda tidak membayangkan lagi, tapi ketika anda menjentiikan jari tengah dengan jempol kanan Anda, maka anda memantik munculnya memori-memori keberhasilan Anda yang akan membuat Anda menjadi lebih percaya diri, merasakan pulihnya kemampuan Anda yang powerfull, sehingga motivasi Anda dalam meraih keberhasilan akan semakin membara.

     Para Pemenang, di bidang apapun ternyata memiliki kesamaan dalam proses pencapaiannya. Dalam berbagai versi bahasa, bisa disimpulkan bahwa mereka semua memiliki yang namanya 'impian'. Impian yang kemudian diterjemahkan menjadi 'perencanaan'. Setelah ada rencana, disusunlah strategi untuk kemudian rencana yang sudah ada tersebut menjadi 'terlaksana'. Di dalam pelaksanaan tersebut kemudian dikerahkan semua daya upaya sehingga apa yang dikerjakan tersebut menjadi 'selesai' sesuai rencana.
     Di dalam kesempatan ini, saya akan berbagi bagaimana rahasia para pemenang tersebut memiliki dan mengelola 'impian' yang mereka miliki.
1. Impian tidak terbatas. Anda bisa memimpikan apapun. Jangan batasi diri Anda dalam bermimpi. Anda bebas memilih mempi apa yang Anda inginkan, bagaimanapun heboh dan luarbiasanya. Yang terpenting setelah Anda memiliki impian adalah, cara mewujudkan impian tersebut harus rasional, masuk di akal. Jadi kesimpulannya, buatlah mimpi Anda meski begitu tidak masuk akal, namun cara mewujudkannya harus benar-benar masuk akal.
2. Mimpi itu gratis. Kabar baiknya adalah untuk bermimpi kita tidak memerlukan biaya. Banyak yang bertanya, kalau kita telah bermimpi, apakah akan terwujud? Jawabannya, 'belum tentu'. Namun ada yang jelas, adalah apabila Anda tidak pernah bermimpi, maka tidak ada yang akan pernah menjadi kenyataan. Sangat lumayan, bila Anda bisa mencapai 50% dari apa yang Anda impikan. Artinya Anda memiliki keberhasilan sebesar lima puluh persen. Tetapi tanpa impian, maka keberhasilan adalah NOL persen.
3. Impian bukan tentang hari ini. Buatlah impian untuk lima, sepuluh, dua puluh tahun ke depan. Jangan buat impian dengan melihat apalagi 'mengasihani' keadaan Anda saat ini, sehingga mengukur keberhasilan impian menurut kondisi hari ini. Yang namanya impian adalah tentang masa yang akan datang yang belum terjadi.
4. Impian selalu bisa jadi kenyataan asalkan Anda tidak pernah menyerah untuk mengejarnya. Kreatif dan gunakan taktik yang variatif untuk merealisasikannya. Setiap impian Anda memiliki peluang dan kesempatan untuk menjadi kenyataan.
5. Percayai impian Anda.  Impian Anda tidak akan mungkin bisa terwujud kalau Anda tidak mempercayai bahwa itu bisa menjadi kenyataan. Impian anda tidak akan bisa menjadi kenyataan. Kenapa? Karena ketika anda tidak mempercayai, waktu, tenaga, enegi, pikiran anda, tidak akan anda kerahkan secara maksimal, untuk mengupayakan agar impian anda menjadi kenyataan.
     Tapi kalau anda yakin 100%, dengan tekad yang bulat, bahwa impian anda bisa menjadi kenyataan, maka waktu, tenaga, potensi akan Anda kerahkan sedemikian rupa, sehingga membantu Anda untuk mewujudkan
impian-impian Anda.

     Pertanyaannya adalah kenapa banyak orang yang tidak berhasil dalam mewujudkan impiannya?
     Yang pertama adalah mereka kehabisan energi. Kenapa mereka kehabisan energi? Karena mereka tidak memiliki alasan yang cukup kuat, untuk membuat mereka tetap bertahan dan mengejar impian-impian mereka.
     Yang kedua adalah mereka kehabisan keyakinan. Kenapa mereka kehabisan keyakinan? Karena mereka selalu terbentur dengan ketidakberhasilan, dengan tantangan demi tantangan. Ini bisa terjadi kalau anda tidak membagi impian anda menjadi impian atau target-target yang lebih kecil, lebih kecil, dan lebih kecil lagi. Kesuksesan adalah proses memenangkan sukses-sukses kecil tiap harinya.
     Yang ketiga adalah mereka kehabisan waktu. Kenapa mereka kehabisan waktu? Karena mereka tidak punya manajemen waktu yang baik. Begitu banyak yang merasa sangat sibuk, hanya 'merasa' sibuk tetapi sangat sedikit melakukan aktifitas. Tidak mampu mengatur waktu dengan efektif.
     Yang keempat adalah mereka kehabisan kesabaran dalam proses mewujudkan impian mereka. Kenapa mereka kehabisan kesabaran? Alasan yang paling utama adalah karena mereka tidak memiliki lingkungan yang mendukung mereka dalam proses mengejar impian-impian mereka. Lingkungan dan teman-teman sangat penting memperkuat kita dalam meraih impian.

Dengan siapa Anda menghabiskan waktu, itulah masa depan Anda.
(Robert T Kiyosaki)

     Robert Kiyosaki pernah mengikuti sebuah seminar 22 tahun yang lalu dimana instrukturnya meminta Robert menuliskan enam nama orang yang paling sering melewatkan waktu bersama Robert. Kemudian instruktur tersebut menjelaskan dan mengumumkan, “Kalian sedang menatap masa depan kalian, keenam orang yang paling sering meluangkan waktu bersama kalian adalah masa depan kalian.
     Sekarang silahkan anda melakukan tugas yang sama, tulis enam orang yang paling sering dengan kalian. Mungkin tidak selalu teman anda, mereka mungkin rekan kerja, pasangan hidup, anak-anak, kelompok agama, atau kelompok sosial anda. Kita harus merubah cara berfikir kita dan sebagai akibatnya juga merubah orang-orang yang menghabiskan waktu bersama kita.
     Robert Kiyosaki tidak memilih teman-teman berdasarkan keadaan finansial mereka. Dia memilih teman-teman yang nyata-nyata dalam kemiskinan dan juga teman-teman yang menghasilkan jutaan dollar setiap tahun. Maksud nya adalah, dia belajar dari mereka semua bagaimana mereka mencapai dan mendapatkan kualitas seperti keadaan mereka sekarang.

      Dia mengakui bahwa ada beberapa orang yang dia cari karena mereka itu mempunyai uang. Tetapi dia tidak mengejar uang mereka. Dia mencari pengetahuan mereka. Dalam beberapa kasus orang-orang yang mempunyai banyak uang itu menjadi sahabat baik, tetapi tidak semuanya. Dia juga belajar dari teman-temannya yang setiap saat hanya bergumul pada masalah finansial, lalu belajar tentang apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak terjebak di dalam masalah yang sama.
      Banyak orang datang ke tempat teman-teman yang kaya, tapi mereka datang untuk mencari satu atau dua hal atau kedua-duanya, yaitu pinjaman (hutang) dan atau pekerjaan. Mereka tidak pernah datang kepada teman yang kaya untuk bertanya bagaimana mereka bisa kaya.

      Sudahkah Anda memilih teman-teman dimana Anda ingin menjadi seperti mereka? Temukan seseorang yang telah melakukan apa yang ingin anda lakukan, ajaklah mereka makan siang, mintalah nasehat kepada mereka bagaimana cara mereka menjadi sukses.

Bagaimana mekanisme dan efeknya.?

     Pertama, semua orang tanpa terkecuali memiliki tujuan yang ingin dicapai. Beberapa orang telah menetapkan "target" beserta asumsi-asumsi pencapaiannya, beberapa orang lainnya mau mendapatkan “goal” dengan hanya tidur-tiduran saja. Dalam mencapai tujuan tidak ada yang namanya berpangku tangan! Tujuan dicapai dengan rencana yang tepat. Tidak ada atlet pelari terkenal yang berhasil mendapat medali emas pada olimpiade dengan nonton tv seharian sambil makan makanan penuh lemak.

     Buat rencana yang tepat dan terperinci! Dengan membuat rencana yang terperinci maka akan semakin mudah kita melihat tujuan akhir kita. Rencana tidak harus tepat dan sangat bagus karena dalam perjalanan waktu kita dapat melakukan koreksi, menyempurnakan perencanaan mana yang kurang tepat.

      Lakukan! Seperti judul di atas, lakukanlah, jalankan rencana anda untuk mencapai tujuan yang anda tetapkan. Jangan takut terhadap perkataan orang lain yang merasa pintar(orang seperti ini banyak sekali). Bertindaklah seperti orang tuli yang punya tujuan besar. Jangan malu untuk meminta pendapat orang-orang yang anda percayai untuk membantu anda mencapai tujuan anda.
     Gagal! Ini biasa terjadi, sehingga Anda tidak perlu khawatir. Sebagai contoh saja, anda bisa melihat bagaimana perjuangan Kolonel Sanders hingga menemukan orang yang mau menggunakan resep ayam gorengnya, yang sekarang kita kenal sebagai KFC.
     Review! Lihat kembali rencana anda, evaluasi dengan cermat hal apa saja yang membuat anda gagal, tentu saja dengan pikiran logis dan kerendahan hati, tanpa perlu marah-marah, depresei apalagi sampai bunuh diri. Lihat di bagian mana mana yang keliru, salah dan macet, kemudian perbaiki. Sama seperti sedang mengerjakan soal matematika, kita perlu kreatif mencoba dan menemukan berbagai cara dan jalan sehingga kegagalan sebelumnya tidak terulang kembali.
     Tujuan tercapai! Inilah bagian yang diharapkan sejak semula. Tidak ada tujuan yang tidak dapat dicapai bila kita bekerja keras untuk mendapatkannya. Semboyan klasik ini telah kita tahu dan hafal sejak dari sekolah dasr dahulu, namun sangat sedikit yang meyakininya, apalagi menerapkannya. Tidak apa-apa, karena keberhasilan memang hanya milik segelintir orang yang memperjuangkannya. Salah satu contohnya bisa di lihat di sini. Temukan keberhasilan anda sendiri.

     Ulangi! Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Karenanya, setelah satu tahap atau satu rencana telah berhasil, maka sangat wajar dan manusiawi bila kita memiliki tujuan yang lebih besar, impian yang semakin besar lagi daripada yang sudah kita capai sebelumnya. Maka, jangan malu-malu, ulangi saja langkah-langkah keberhasilan Anda tadi dari awal, lalu wujudkan impian-impian Anda selanjutnya.


 

 

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.