Articles by "Bisnis/Apa"

Tampilkan postingan dengan label Bisnis/Apa. Tampilkan semua postingan

     Waralaba atau franchising adalah salah satu trend bisnis belakangan ini. Bila dahulu bisnis dengan model waralaba membutuhkan modal yang 'benar-benar' besar, namun sekarang sudah ada yang bisa dijalankan dengan modal satu jutaan.
     Di dalam klasifikasi yang dibuat oleh Kiyosaki, bisnis waralaba termasuk dalam kelompok kuadran kanan. Memiliki usaha waralaba berarti memiliki investasi dengan suatu sistim yang terarah dan jelas, telah teruji sehingga bisa dijadikan sebagai mesin uang bagi pemiliknya.
     Sederhana, mudah dan 'kadang-kadang' murah. Tidak seperti ketika hanya perusahaan-perusahaan besar seperti McDonald dan KFC yang menyediakan hak waralaba, jelas sekali membutuhkan modal yang tidak sedikit. Mulai dari menyediakan tempat (outlet), atribut dengan semua pernak pernik sampai dengan mempersiapkan sumberdaya manusia yang sesuai untuk dididik dan dilatih di dalam suatu sistim standar perusahaan, ditambah yang paling penting adalah hak penggunaan (lisensi) dari pemilik merek dagang. Tetapi itulah semua standar yang harus dipenuhi dalam usaha waralaba.
     Kelebihannya adalah jelas, pengusaha tidak perlu lagi 'meraba-raba' sistim yang tepat bagaimana menjalankan usahanya. Untuk jenis waralaba di bidang makanan, pengusaha juga tidak perlu repot dan pusing bagaimana mendapatkan resep dengan mutu dan kesesuaian selera dengan konsumen. Semua sudah lengkap dan siap pakai.
     Itulah mengapa, untuk mereka yang punya modal mencukupi, lalu ingin segera memiliki usaha yang langsung jadi dan segera bisa berputar menghasilkan cashflow, waralaba menjadi salah satu alternatif yang sangat bagus.
     Namun, bagaimana dengan yang hanya bermodalkan semangat tetapi juga mau mempunyai usaha waralaba? Jangan kuatir. Seperti di awal tulisan tadi, sekarang ini sudah begitu banyak jenis usaha yang dikembangkan dengan sistim waralaba, dengan modal 'cash' yang bisa dibilang kecil.. mulai dari satu hingga lima jutaan. Tidak seperti bila ingin waralaba McD atau KFC yang bisa sampai ratusan juta hanya untuk lisensinya saja, belum termasuk biaya outlet, perabotan, pernak-pernik dan sumber daya manusianya.
     Ada begitu banyak pilihan, bisa search sendiri di google untuk disesuaikan dengan kemampuan. Yang terpenting sebenarnya adalah, menakar sampai sejauh mana kekuatan di dalam diri sendiri, untuk mau dan bisa berjuang mewujudkan impian bisa memiliki usaha sendiri.
     Sudah bukan saatnya mengatakan bahwa bisnis dengan sistim waralaba adalah bisnis yang padat modal 'cash'. Hari ini, modal keterampilan, semangat juang pantang menyerah jauh lebih penting untuk bisa mendukung dan melangsungkan bisnis waralaba dengan modal yang relatif kecil.

     Meski bukan penganan jenis baru, keripik sukun memiliki banyak penggemar. Rasanya yang gurih dan renyah tak membosankan lidah. Pengusaha keripik sukun pun mampu mendulang omzet hingga jutaan rupiah. Mereka juga berinovasi mengembangkan produk baru.
     Kudapan kecil bernama keripik memang sudah sangat akrab di lidah masyarakat Indonesia. Maklum, camilan ini sangat cocok dinikmati di sela-sela waktu santai berteman kopi atau teh hangat.
Salah satu adalah keripik sukun. Lihat saja rezeki yang diperoleh Hasnah, produsen keripik sukun asal Manggar, Belitung. Perempuan ini telah mulai membuat keripik sukun sejak 1996.
     Ia memanfaatkan buah sukun karena, meski tak banyak, pasokannya relatif stabil. Hasnah membuat tiga jenis produk keripik, yakni keripik biasa, keripik lebar, dan stik. Jika keripik biasa dibuat dari buah sukun yang sudah tua, keripik lebar dibuat dari buah sukun muda.
Selain keripik, buah sukun yang sudah tua juga dibuat menjadi stik. "Bagian luarnya dibuat keripik, bagian dalam dibuat stik," jelas Hasnah.
     Kini, Hasnah mampu memproduksi hingga 500 bungkus keripik sukun per hari. Ia membubuhi kemasan keripik sukunnya itu dengan merek Nuansa Baru. Dengan harga jual Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per bungkus, Hasnah bisa mendulang omzet hingga Rp 50 juta sebulan.
Hanya, ia masih membatasi pemasaran keripiknya di sekitar Belitung dan Bangka. Pasalnya, ia belum bisa mendapatkan pasokan buah sukun secara rutin. Pasokan sukun sangat tergantung musim. "Jika musim hujan, kami bisa mendapatkan buah sukun yang lebih banyak dan bagus," timpal Ronal Indrawan, putra Hasnah.
Jika persoalan itu bisa teratasi, Hasnah ingin menjual keripik sukun Nuansa Baru ini ke pasar yang lebih luas. Apalagi, keripik ini memiliki daya tahan hingga tiga bulan.
     Selain dari Belitung, banyak pula pengusaha keripik sukun asal Yogyakarta. Salah satunya Ronny Dahlan. Pemilik CV Gema Lestari ini mulai membuat keripik sukun sejak 2009.
Meski begitu, Ronni mengakui, berbagai olahan sukun ini merupakan makanan khas masyarakat Pulau Sumatra, khususnya dari Belitung. Ia mendapatkan ide membuat olahan sukun dari orang tuanya yang berasal dari Belitung.
Tak hanya keripik, Ronni juga mengolah sukun menjadi bolu. Bahkan, mulai tahun ini, ia menambah variasi produk berupa pizza sukun. "Saya terus berinovasi mengolah buah sukun, supaya konsumen tidak bosan," ujarnya.
     Memang, dari berbagai olahan itu, keripik sukun menuai penggemar paling banyak. "Keripik lebih disukai karena merupakan camilan ringan, berbeda dengan roti dan pizza yang terkesan sebagai makanan berat," ujar Ronni.
     Ia menjual keripik sukun ini dengan harga Rp 15.000 per bungkus. Dalam sebulan, dari penjualan keripik, Ronni mengaku mengantongi omzet hingga Rp 20 juta.
     Pria berusia 30 tahun ini optimistis, produk olahan sukun akan terus berkembang. Sebab, buah yang banyak mengandung karbohidrat ini kaya akan serat, sehingga baik untuk kesehatan.
Selain itu, sukun juga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. "Sukun memiliki indeks glikemik yang rendah," katanya.
     Ronni menjual produk olahan sukun ini di beberapa minimarket yang tersebar di Yogyakarta dan Semarang. Ia juga memasok keripik, roti dan pizza sukun ke kantin-kantin kampus. Ronni sengaja mengincar pasar mahasiswa karena biasanya kaum muda tertarik mencoba produk-produk baru.
(Hafid Fuad, Ragil Nugroho/Kontan)

      Seperti apakah pekerjaan yang 'keren' menurut Anda?
      Bekerja kantoran atau mendorong gerobak jualan mie? Saya yakin jawaban kebanyakan orang adalah karyawan kantor yang bekerja di gedung perkantoran, pakaian rapi, naik mobil, walaupun masih cicilan, tak jadi masalah. Yang penting terdengar dan terlihat keren! Rasanya pun tidak memalukan, ya kan? Tapi coba disuruh dorong gerobak bakso, panas-panas, atau bahkan mungkin juga kehujanan. Apakah Anda mau?
      Itulah yang dipilih teman saya, Deddy Rustandi. Setelah bertahun-tahuna bekerja di Bogasari, akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan jualan mie Sapi dengan gerobak. Mengapa mie sapi? Buat Deddy mie sapi terdengar unik, karena selama ini orang hanya mengenal mie ayam. Jadi dengan usahanya ini Deddy berharap, ada alternatif lain selain mie ayam.
       Memakai pakaian koki lengkap, Deddy keliling-keliling kompleks di Depok. Ini bukanlah suatu adegan dalam sebuah acara TV, seperti sangkaan ibu-ibu yang melihatnya, melainkan sebuah realita yang dilakukan Deddy pada awal karirnya sebagai pengusaha mie Sapi. Hari pertama mendorong gerobak, diakui Deddy adalah yang terberat. Bukan masalah fisik melainkan, mental. Istrinya sempat menangis melepasnya di pintu rumah.
      "Orang bilang selama ini kita harus kerja keras. Kerja keras itu apa? Saya dalam sehari menjual 200 mangkok selama beberapa jam itu penghasilannya jauh dari yang saya dapat selama bekerja kantoran. Jadi jangan sangka penjual mie itu pendapatannya kecil lho! Asalkan mereka mau me-manage dengan baik, hasil yang diperoleh jauh dari cukup. Asal servisnya bagus!" Dan itulah yang dimiliki Mie Sapi DR, merk dagang Deddy. Deddy ingin merubah image bahwa yang namanya makanan gerobak bisa juga premium.Hal itu dibuktikan Deddy melalui kualitas produk dan servis.
      Supaya kualitas produk terjaga dengan baik, Deddy membuat semuanya sendiri. Baik itu mie, pangsit dan bakso. Awalnya sih, Deddy ingin memesan mie ke orang, tapi tidak ada orang yang dapat memenuhi kriteria mie idamannya. Akhirnya Deddy memutuskan untuk buat sendiri. Setiap hari, Deddy menggenjot bambu untuk menguleni adonan mie. Setelah bersusah payah menggenjot selama sebulan, Deddy mendapatkan alat pencetak mie yang bisa mencetak mie berukuran kecil menyerupai bihun.
      Salah satu upaya servis prima yang dilakukan oleh Deddy adalah dengan menciptakan sebuah standard operating procedure (SOP) berupa tulisan pada gerobaknya yaitu "TEGURLAH PENJUAL KAMI APABILA TIDAK MEMAKAI SARUNG TANGAN & CELEMEK". Kalau ada yang melanggar, pembeli mendapatkan mie gratis. Tujuan ini adalah untuk menunjukkan, bahwa makanan gerobakpun bisa bersih.
       Untuk menjamin kebersihan Mie Sapi DR juga menggunakan mangkok sekali pakai dan mangkok yang dapat dimakan. "Mana mungkin bisa higienis, kalau hanya satu ember berisi air untuk mencuci sekian puluh mangkok?" tukas Dedi.
      Dedi memulai usahanya pada awal Januari 2006 dan sekarang Deddy, sudah tidak lagi mendorong-dorong gerobak. Untuk mitra bisnis yang tidak memiliki modal, Deddy menerapkan sistem cicilan. "Dari setiap keuntungan Rp. 2.000/mangkok yang diperoleh, Rp.1.000 untuk mencicil gerobak Rp. 1.000,- lagi untuk mereka. Kalau lancar, dalam sebulan cicilan gerobak bisa lunas". Buat mereka yg tidak mau mendorong gerobakpun tetap dapat gerobak yang bisa ditempatkan di depan warung misalnya. Sistem ini berlaku bagi siapa saja dan tidak ada pembayaran royalti untuk franchisenya ini. Saat ini Deddy sudah memiliki 4 outlet di Jakarta dan puluhan gerobak yang tersebar di kawasan Depok dan BSD. Palembang dan Batam adalah target berikutnya. Nah, tertarik ikutan bisnis mendorong gerobak?


tulisan dari
http://temanmakan.multiply.com/tag/deddy%20rustandi 
29 Juli 2008

     Berbisnis makanan adalah salah satu cara cepat meraih keuntungan berlipat. Salah satu jenis yang layak Anda coba adalah berbisnis camilan alias snack. Bentuk camilan yang bisa dijual sangat beragam. Intinya, "Yang dinamakan snack adalah makanan di luar makanan utama," ujar Pietra Sarosa, konsultan keuangan dari Sarosa Consulting Group.
     Mengapa bisnis makanan ringan bisa menguntungkan? Berikut beberapa alasannya.
Pangsa pasar sangat besar.
     Saat ini terdapat banyak produsen snack dan jumlahnya bertambah terus. Kunci kesuksesan bisnis ini adalah jumlah konsumen yang sangat besar. "Jumlah penduduk di Indonesia sudah banyak dan akan bertambah terus. Merekalah pelanggan potensial kita," tutur Pietra.
     Penyuka snack datang dari berbagai kalangan. Ada anak-anak, orang dewasa, laki-laki, dan perempuan. Di samping itu, semua orang dari kalangan atas sampai bawah menyukai snack.
     Pietra menjelaskan, sebenarnya tidak terlalu ada perbedaan antara kudapan kalangan atas dan kalangan bawah. Kualitas bahan bakunya saja yang berbeda, yang akhirnya akan menentukan harga dan kualitas.
     "Misalnya keripik pisang. Jenisnya sama di semua kalangan, tetapi kualitas bahan pembuatnya yang berbeda. Mau dikemas seperti apa pun, menggunakan bumbu apa pun, dan dengan rasa seperti apa pun, namanya kan tetap keripik pisang," kata Pietra.

Hobi nonton televisi.
     Ternyata, karakteristik masyarakat kita yang suka nonton televisi bisa jadi kelebihan. Snack paling cocok dijadikan teman menonton televisi.
     Kalau ada tontonan seru di televisi, bisa dipastikan orang-orang akan mencari kudapan sebagai teman menonton, apalagi jika ada tayangan pertandingan sepak bola. Tak lengkap tanpa snack.

Masyarakat Indonesia senang berkumpul dan membuat acara.
     Di mana ada orang berkumpul, di situ ada makanan. Tetapi, kadang-kadang saat berkumpul, orang malas mengonsumsi makanan besar dan lebih memilih mengonsumsi snack. Sambil mengobrol, mulut mengunyah dan tahu-tahu snack sudah habis.
     Untuk memulai bisnis snack, sebaiknya Anda mempelajari strateginya. Ketahuilah siapa saja pemain dalam bisnis ini. Misalnya bisnis camilan kering. Menurut Pietra, yang berkecimpung di usaha ini biasanya adalah pemain lama yang sudah bertahun-tahun. Jaringan distribusi mereka kuat sekali.
     "Anda harus tahu, adakah produk yang belum disalurkan pemain ini di wilayah Anda? Selama bisa lebih dahulu memasarkan suatu snack di suatu tempat, Anda bisa menang," ujar Pietra. Ia menambahkan, produk camilan kita bisa laku kalau harga dan rasa tidak jomplang dari yang dijual kebanyakan. Orang-orang akan memilih produk kita.
     Kalau sudah ada orang yang memasarkan snack di sekitar tempat Anda, sebaiknya cari tempat penjualan lain. Tetapi, jika memang belum ada pemain serupa di wilayah Anda, mulailah berjualan. Anda bisa memasarkannya di warung, kantin sekolah, kantin kantor, atau yang lain. Pilihan lainnya adalah mencari orang untuk menjadi reseller. Rumah hanya menjadi tempat penyimpanan snack.



Sumber: Majalah Sekar (Tassia Sipahutar)

     Di sini saya tidak menjelaskan apa dan bagaimana MLM (Multi Level Marketing) itu, prospek dan cara kerjanya, ataupun menawarkan binis MLM tertentu. Uraian berikut hanya sebagai panduan seandainya Anda memutuskan untuk bergelut di bisnis tersebut, terutama sekali jangan sampai Anda terperosok dalam tipuan yang berkedok bisnis dengan sistim MLM, baik yang online maupun yang offline.

A.    Bagaimana memilih MLM yang baik :
 
      1.    Produk dan Jasa
                          *  Exclusive ( tidak bisa didapatkan di tempat lain)  
                 *  Manfaat produk atau jasa, lebih besar dari harga.
      2.   System Compensation Plan 
            * Memungkinkan terjadi passive income.
                 * Bisa diwariskan. 
                 * Relatif menguntungkan bagi pemilik maupun yang menjalankan.
      3.    Training
        Adanya training-training yang rutin untuk mengembangkan motivasi maupun ketrampilan (Leadership,selling skill,communication skill, dll ). Orang bisa memilih MLM karena kombinasi di atas atau bisa salah satu dari yang diatas. Saran saya, apabila kita bergabung bukan hanya sekadar pemakai tapi menjalankan bisnisnya, pilih yang memenuhi ketiga unsur di atas.

B.    Adapun bisnis MLM yang perlu dihindari adalah :

1.    Bersifat Money Game. Maksudnya money game adalah tidak ada produk atau jasanya seperti arisan berantai. Atau ada produk atau jasanya namun hanya sekedar sebagai tempelan ( produk atau jasanya sebenarnya murah, tapi dijual dengan harga sangat tinggi ).
2.    Compensation Plan bersistem Piramid. Maksudnya secara logika tampak dalam sistem tersebut, orang yang daftar lebih dahulu akan selalu lebih kaya dari pada orang yang daftar belakangan, walaupun yang belakangan bekerja lebih keras. Apalagi ada yang bersifat “Re-Entry”, maksudnya di dalam sistem tersebut kita akan secara otomatis didaftarkan kembali di bawah down line kita apabila telah mencapai jumlah down line tertentu.
Dua hal ini, baik masing-masing maupun secara bersamaan, harus dihindari.


C.    Yang harus diwaspadai akan bubarnya sebuah Multilevel :
 
1.    Masalah keuangan
   a.    Salah sistem compensation plannya sehingga perusahaan atau Multilevel tadi rugi ketika Multilevel tersebut berkembang sampai level tertentu.
      1.    Mismanagement dalam keuangan ( perusahaan investasi ke tempat yang salah atau tidak profesional ) sehingga memakai uang yang seharusnya menjadi hak atau insentif dari distributor.
      2.    Keterlambatan pengiriman uang komisi ke distributor.
      3.    Keterlambatan pengiriman uang kepada supplier barang.
   b.    Uang dibawa lari oleh bendahara atau orang yang tidak bertanggung jawab.
   c.    Pergantian system compensation plan. Dari 10 MLM yang berganti compensation plan, 9 dari meraka mati dan hanya satu yang tetap tumbuh menjadi lebih baik.

2.    Masalah produk atau jasa
  *  Mutu jelek
  *  Ada issue maupun terbukti, bahwa produk atau jasa tadi merugikan kesehatan.
  *  Tidak terkirim tepat waktu.

3.    Masalahan izin
  *  Dilarang di satu daerah atau negara.
  *  Dibubarkan oleh polisi karena dianggap melanggar ketertiban umum atau melanggar kesusilaan.
  *  Dilarang oleh satu agama tertentu.


D.    Untuk Mengembangkan Multilevel setelah kita memilih salah satu, saran saya :

1.    Bergaul dan belajar dari orang-orang yang sudah sukses di Multilevel. Bila kita ingin jadi dokter bedah kita harus belajar dan dekat-dekat dengan dokter ahli bedah, kalau kita dekat-dekat dan belajar dari orang yang drop out dari sekolah kedokteran, kita akan sulit jadi dokter bedah.
2.    Ikuti sistem atau cara kerja yang sudah terbukti berhasil dan dilakukan oleh orang-orang yang berhasil di Multilevel.
3.    Terus belajar.
4.    Terus bertindak. Ditolaklah lebih banyak, dengan ditolak lebih banyak kemungkinan diterima juga lebih banyak. Kalau kita tidak pernah bertindak sebenarnya kita sudah 100% ditolak.
5.    Komitmen. Biasanya orang hanya hangat-hangat tahi ayam. Suka atau duka jalani dalam jangka waktu tertentu. Bisnis ini hanya akan berhasil bila mampu dijalankan dengan komitmen.

     Mengenai pendekatan pertemanan inilah sebetulnya yang menjadi kunci keberhasilan MLM itu sendiri, karena orang umumnya lebih percaya kepada teman daripada iklan. Sedangkan masalah marketing plan dengan segala imbalan dan iming-imingnya hanya diperhatikan sebatas garis besarnya saja. Nanti setelah bergabung di dalam bisnis barulah hal-hal detail didiskusikan lebih dalam.
     Untuk menjalankan bisnis MLM saya menyarankan untuk mencari orang dengan tipe star. Maksud tipe star adalah orang-orang yang menonjol sekali di tengah masyarakat atau dalam pergaulan, misalnya di bidang Pemerintahan ataupun misalnya seorang bintang sinetron, atau yang menonjol di bidang apa saja.
     Kemudian cari orang dengan tipe mekanik, maksudnya adalah orang yang bekerja menurut sistem yang telah dirancang untuk bisnis tersebut. Orang yang terus menerus bekerja menurut sistem sehingga cara kerjanya dapat diduplikasikan kepada orang lain. Maksud duplikasi adalah apapun yang dia kerjakan akan bisa diikuti dan ditiru orang lain. 
     Jadi 2 tipe orang ini. kalau yang menonjol dan populer ditempat lain langsung diikuti orang banyak dan apabila bisa duplikasi itu akan membuat bisnis MLM tadi meledak. Saran saya yang terakhir kalau ikut bisnis MLM pilih yang enjoy, yang cocok produk dan kompensasinya, cocok dengan orang-orangnya.      

     Teruslah belajar kepada orang yang sudah sukses dibidang tersebut, yang mana biasanya mereka-mereka itu mempunyai jiwa yang sangat tangguh. MLM akan mendidik kita untuk menjadi lebih berani dalam hidup ini. Seperti yang disarankan oleh Robert Kiyosaki, jika kita bergabung dengan orang-orang MLM maka kita akan jauh lebih berani untuk ditolak, berani keluar dari zona nyaman kita, berani menawarkan sesuatu hal kepada teman kita dan orang lain  bahkan kepada orang yang belum kita kenal sekalipun.

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.