Sinoa Puncak Sunyi Butta Toa Bantaeng

      Magrib sudah berlalu beberapa saat ketika melintasi jalan mendaki berkelok-kelok menuju Sinoa. Dalam bahasa Makassar Sinoa berarti tempat yang sunyi. Kendaraan roda empat itu merayap perlahan mengikuti setiap kelokan yang menanjak kadang teramat curam. Dan seperti biasa, setiap kelokan pastinya menyisakan jerih, di satu sisi adalah punggungan dan sisi lainnya adalah lembah curam.
      Jarak sekitar sepuluh kilometer dari arah pantai sebelum Pantai Marina, elevasi 700 meter Sinoa menjemput rombongan kecil kami. Udara sejuk segera menenangkan saraf setelah melintasi begitu banyak kelokan yang terasa wah, apalagi untuk yang baru pertama kali melaluinya. Beberapa ratus meter sebelum benar-benar sampai di Dusun Sinoa, kita disambut deretan tiga gasebo di sisi kiri jalan. Gasebo yang menghadap persis ke arah kota Bantaeng di bawah sana yang sedang menggeliat dengan pembangunan yang intensif.
     Tepat di hadapan jajaran gasebo-gasebo tersebut, ada cafe yang tentu saja menyajikan pelepas dahaga. Sajiannya sederhana, kental dengan bahan baku alami seperti ubi dan pisang, dan juga minuman berupa sarabba. Pas sekali menemani udara sejuk Sinoa sambil menikmati Kota Bantaeng dari ketinggian. Di malam hari, kelap-kelip lampu kota terlihat begitu indah. Ah, sayang sekali di trip ini saya melakukan kekhilafan yang sangat fatal, karena tripod untuk kamera tidak ikut terbawa. Keindahan malam di Sinoa tidak mampu untuk saya abadikan di kamera yang ada.
     Sinoa yang indah, sejuk dan sangat asri. Sebuah mesjid, terletak persis di sisi lapangan. Ada sekolah menengah, dan kantor desa, lapangan dikelilingi rumah-rumah penduduk yang terhubung oleh jalanan mulus berlapis butas. Di sisi lain hamparan persawahan, perkebunan dan aneka hasil bumi lainnya. Di wilayah sebelah Sinoa adalah Desa Ulu Ere, yang berarti mata air. Dan Sinoa menikmati kucuran air yang melimpah, melalui instalasi pipa-pipa hingga kesetiap dapur rumah tangga.
     Menyempatkan melihat sentra perkebunan strawberry dan apel yang terletak di desa sebelah, dijangkau dari Sinoa sekitar setengah jam. Area perkebunan yang terletak diketinggian sekitar 1500 meter itu menyajikan pemandangan yang begitu indah di pagi yang cerah. Langit yang membiru dihiasi awan yang kadang berbaris indah, menjadi konsumsi tak terelakkan untuk kamera yang saya genggam. Landscape yang begitu indah benar-benar sangat memanjakan mata.
     Akhirnya, terimakasih yang tak terhingga untuk Bapak Nurdin, host kami selama di Sinoa, yang telah mengantar mengitari wilayah-wilayah perkebunan dan sekitar Sinoa. Dan tentu saja tidak lupa hormat dan salut untuk semua keramahan khas Makassar yang begitu membanggakan. Berharap suatu hari nanti, ada kesempatan yang lebih longgar sehingga bisa menelisik Sinoa dengan lebih detail dan mengabadikan semua keindahan yang tidak sempat terekan di kesempatan kemarin itu. Sekali lagi, terimakasih Pak Nurdin.

Pas sekali menemani udara sejuk Sinoa sambil menikmati Kota Bantaeng dari ketinggian. Di malam hari, kelap-kelip lampu kota terlihat begitu indah.

Label:

Posting Komentar

...

[blogger][facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.