Bawakaraeng Lagi setelah 23 Tahun

     Tiba-tiba degup di dada sedikit lebih cepat. Ada rasa gugup yang menyeruak ketika bersiap-siap meninggalkan pos-8. Sebentar lagi kita akan bertemu, setalah sekian lama. Iya, setelah sekian lama tidak menyapa di berandamu. Malu hati ini, seakan saya sudah lupa kepadamu membuat rasa gugup itu enggan menguap.
     Namun rasa rindu yang mendera bertubi-tubi belakangan ini membuatku segera bangkit untuk mulai melangkah. Terserah apa katamu nanti setelah aku sampai di sana. Bersama kerabat lainnya, Piyu, Syam, Ikki, Andi dan Nuge, kami mulai bergerak menuju puncak. Hening mengiringi langkah-langkah kecil kami, di pagi yang begitu cerah dan hangat.
      Cuaca yang berubah drastis sejak sore kemarin, benar-benar membuatku hampir hilang kesabaran untuk segera summit. Ini seperti hamparan karpet merah yang sengaja digelar untuk kulalui. Ada 'ge-er' terbersit di benakku untuk semua sajian ini. Bagaimana tidak, hujan yang hampir tanpa jeda, sambung menyambung sejak meninggalkan Makassar hingga camping di hutan pinus Lembanna, seakan menjadi satu rangkaian sajian yang kontras dengan kehangatan yang terpampang sekarang. Ini bukan lagi tentang bermain semacam april mop. Tetapi agar rasa hangat itu bisa lebih terasa greget.
      Tiga minggu sebelumnya, saya menyempatkan ke Lembanna. Menatap puncakmu yang selalu berkabut waktu itu, sebenarnya saya hanya hendak menegaskan tentang rasa yang menggelitikku belakangan ini. Apakah ini hanya rasa yang timbul dari saya sendiri, ataukah selaras getar darimu yang saling menyapa. Dan ya, harus kuakui kalau ternyata kita memang saling merindu. Maka seketika kabut menyapu lembut Lembanna, ditimpali gemericik lembut hulu air tejun yang sudah terlalu akrab itu, aku yakin untuk menemuimu nanti.

Kenampakan wajah Pos 7 di cerahnya sinar matahari pagi dishoot dari arah sebelum pos 9, dengan guratan jejak longsor yang membentuk kurva (bagian tengah gambar di sebelah atas kepalanya Syam)
      Maka rangkaian kegiatan pendidikan dasar Korpala Unhas ke-29 yang direncanakan selesai di akhir Januari 2016 kujadikan jadwal untuk itu. Memilih bersama dengan para titisan darah-K, bersama keluarga di Korpala, telah banyak meninggalkan guratan ingatan yang terpateri tentangmu. Dan kuingin kali inipun kenangan menjumpaimu setelah jeda 23 tahun, turut menjadi bagian kenangan sebagian keluarga itu.
      Menjadi luar biasa dan tidak terduga, beberapa keluarga yang juga sudah lama tidak menjejak berandamu, turut menapak bersama. Canda yang sambung menyambung, kreatif, selalu menjadi bumbu bercita rasa kuat di setiap kesempatan. Aku suka, tidak perlu ada rasa sungkan yang timbul diantara kami karena gap waktu yang relatif lebar dengan mereka.
Sekitar pos 10.
Bawah, kenampakan lembah Sungai Jeneberang terlihat dari pos 9
     Terimakasih untuk jamuan hangatmu. Sungguh, cuaca cerah dengan sinar matahari hangat itu, terasa jauh lebih hangat dibanding seluruh kopi yang disuguhkan di semua tempat di pagi itu. Begitu tersanjung menerima semua sajian itu, sehingga terasa tidak sebanding dengan kunjungan lutut reot berkarat itu, yang tertatih-tatih untuk sampai di berandamu. Tetapi ah.. sudahlah, rindu itu, rindu kita, akan selalu ada..

Menatap puncakmu yang selalu berkabut waktu itu, sebenarnya saya hanya hendak menegaskan tentang rasa yang menggelitikku belakangan ini. Apakah ini hanya rasa yang timbul dari saya sendiri, ataukah selaras getar darimu yang saling menyapa

Label:

Posting Komentar

  1. titip salam bila suatu hari ada dialog dengannya bang

    BalasHapus
    Balasan
    1. iye' Bas, insha Allah salamnya nanti diteruskan.. :)
      berharap ada kesempatan kita bisa bareng mampir di sana.
      semoga, aminn..

      Hapus

...

[blogger][facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.